Label

Label

Home » » CERITA DEWASA Anak Petani Part 9

CERITA DEWASA Anak Petani Part 9

KELUARGA MUDA

Perhubungan antara Annisa dan Arjuna mulai saat itu berubah. Mereka seperti dua orang kekasih yang saling mencintai. Berhubung Arjuna belum pernah punya pacar, sementara Annisa juga walaupun punya pacar di Kalimantan, namun itu hanyalah cinta monyet dan hubungan antara dia dan pacarnya hanya sebatas pegangan tangan dan ciuman.
Dengan Arjuna, walaupun anak laki-laki itu lebih muda darinya, namun Arjuna termasuk anak yang enak diajak bicara dan curhat, selain itu dialah lelaki yang memperawaninya. Pengalaman seks pertama Annisa menjadikan Arjuna seakan-akan pusat dunia bagi Annisa. Namun tidak bisa dikatakan begitu dengan Arjuna, cinta pertama Arjuna adalah ibunya. Di lain pihak, kalau dipikir-pikir, Annisa juga dicintai oleh Arjuna, namun mungkin bisa dibilang Annisa lebih seperti isteri muda Arjuna. Annisa lebih muda, lebih gurih, vaginanya sempit dan tubuhnya masih kencang. Arjuna bisa dikatakan sangat menikmati menyetubuhi kakaknya itu, namun cinta pertamanya adalah ibunya.
Annisa mengkonfrontir Arjuna sehari setelah hubungan seksual mereka. Saat itu, kedua ibu mereka sedang ada di rumah dan sedang ngobrol. Arjuna yang sedang dimabuk kepayang oleh tubuh kakaknya, mengajak kakaknya untuk berjalan-jalan. Tepat di belakang rumah Waluyo, ada sungai kecil di kelilingi pepohonan yang rimbun memanjang di pinggir sungai itu. Bila ada orang yang berjalan-jalan di sana, lalu memasuki daerah pepohonan itu, maka orang itu tak akan terlihat lagi. Tempat ini bagus sekali untuk mojok, pikir Arjuna. Arjuna membawa tikar dan termos air, sementara Annisa membawa rantang, berhubung mereka berencana untuk piknik.
Dewi dan Fauziah semenjak bertemu sudah seperti kawan lama saja. Mereka sangat cocok satu sama lain. Sehingga akhirnya mereka memutuskan untuk membiarkan anak-anak piknik berdua, sementara mereka berencana untuk ngobrol dan bercerita mengenai kehidupan masing-masing.
Arjuna mengajak kakaknya untuk berpiknik di tempat favoritnya. Tempat itu agak jauh dari rumah, di tempat dimana pepohonan rimbun membentuk lingkaran, sehingga ditengahnya ada celah. Tempat ini sukar ditemui karena dipinggir sungai banyak sekali bebatuan, dan dari arah rumah tersembunyi oleh pepohonan yang lebat.
Mereka memasang tikar, sesekali Arjuna memperhatikan kakaknya. Annisa memakai baju you can see, alias baju kaos lengan buntung dan rok selutut. Sungguh dandanan ABG yang seksi. Setelah tikar selesai dipasang mereka duduk, Arjuna bertanya,
“Kakak mau makan dulu?”
“Emangnya kamu mau ngapain?”
Arjuna nyengir, lalu tiba-tiba menerkam kakaknya sehingga mereka bertindihan di atas tikar. Mulut mereka otomatis saling mencari. Dengan rakusnya kedua mulut remaja itu saling melahap bagaikan orang kelaparan. Lidah mereka saling menjilat dengan liar dan nafas mereka mulai memburu. Arjuna berkata,
“Kakak belum mandi, kan? Seperti yang Arjuna minta tadi malam.”
“baru gosok gigi aja, Jun…”
Lalu Arjuna kembali menciumi bibir basah kakaknya. Sebenarnya tidak perlu Arjuna bertanya, karena dalam kedekatan seperti ini, Arjuna dapat mencium bau tubuh kakaknya perlahan menyapa hidungnya.
“Coba Jun cium keteknya….”
Arjuna mementangkan kedua tangan Annisa. Ketek itu dihiasi bulu-bulu halus dan jarang yang sedikit basah, berhubung mereka baru saja berjalan dari rumah ke situ, sementara cuaca panas. Keringat kecil membasahi dahi Annisa berbentuk butiran-butiran air, bibir atas kakaknya itu pun berkeringat. Sungguh pemandangan indah melihat kakaknya pasrah ia tindih.
Annisa merasa ketika hidung adiknya menyentuh keteknya dan ia merasa geli.
“Idih Arjuna! Ketek kok dicium?! Kan bau asem…..”
“Ketek Kakak baunya harum bagi Arjuna.”
Hidung Arjuna menekan-nekan ketek Annisa. Annisa merasa geli, apalagi hidung adiknya itu mulai menggeseki ketiaknya. Dapat Annisa rasakan hembusan angin ketika adiknya mengeluarkan nafas dan juga ketika Arjuna menarik nafasnya, mencoba memahami dan mengingat baut tubuhnya.
Kejutan dialami Annisa ketika Adiknya mulai menjilati keteknya. Serta merta Annisa merasa lemas karena geli dan enak akibat sapuan lidah adiknya itu.
Arjuna menghirupi aroma tubuh kakaknya lalu mulai menjilat keteknya. Sedikit masam, namun gurih banget di mulutnya. Arjuna mulai mengenyoti bulu-bulu halus di ketek kakaknya itu. Lidahnya ditekannya ketika menjilat seperti anjing yang sedan minum air. Naik turun ketek kiri kakaknya itu dibasahi dengan air liur Arjuna. Setelah beberapa lama, giliran yang kanan kembali diciumi, disedot dan dijilatinya. Arjuna menjadi bertambah horny. Setiap jengkal ketek Annisa dijelajahi mulut dan lidahnya. Bau tubuh Annisa yang kini mulai keringatan mulai terkuar dan memasuki hidung Arjuna. Arjuna mulai menekan selangkanganya ke selangkangan kakaknya.
“Buka dulu….” Perintah kakaknya.
Sehingga kini dengan gerakan cepat Arjuna duduk, membuka kaos dan celananya, sementara Annisa mulai membuka bajunya dan roknya.
“langsung masukkin, dek…. Dari pagi kakak udah ga tahan ngebayangin kontol kamu…..”
Annisa memegang penis adiknya lalu diarahkan tepat ke lubang senggamanya sementara ia ngengkang. Arjuna segera menghujamkan kontolnya ketika dirasakannya pala kontolnya berhenti di lubang kencing kakaknya.
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhh…………..”
Keduanya mengerang keras ketika kedua kemaluan mereka bergabung. Mereka merasakan begitu nikmat ketika kontol Arjuna memasuki memek Annisa yang sudah basah dan batang kontol itu menggesek dinding vaginanya sepanjang lubang kencing Annisa itu hingga akhirnya kedua selangkangan mereka beradu.
Annisa memeluk adiknya erat-erat. Kedua kakinya menjepit bawah pantat adiknya.
“Kocok yang keras………..” kata Annisa yang mulai gemetar karena menunggu dientot sudah dari pagi, sehingga kini karena puncak nafsu itu begitu hebatnya, Annisa bagaikan gunung yang siap meletus yang diawali dengan gempa. Seluruh badan Annisa serasa ngilu. Ia butuh dientot dengan keras.
Sambil memeluk kakaknya dengan kedua telapak tangan ditaruh di kedua pipi kakaknya itu, Arjuna mulai memaju mundurkan pantatnya dengan kuat.
“yeeeahhh……….. lebih keras lagi, sayang…………….. adekku sayang……… hajar selangkangan kakak keras-keras…………. Kakak udah horny banget nih……………..”
Dengan sekuatnya Arjuna mulai mengentoti kakaknya. Selangkangan mereka beradu keras sehingga terdengar bunyi benturan selangkangan dengan keras. Sambil tetap memegang pipi kakaknya, Arjuna mengeluarkan lidahnya dan menjilati bibir Annisa yang setengah terbuka.
Annisa yang cepat tanggap mengeluarkan lidahnya juga dan membalas jilatan adiknya. Dengan kedua kepala yang miring, bagian atas lidah mereka saling menempel dan saling menjilat menukar air liur. Mereka bergantian saling menyedot lidah satu-sama lain. Ludah mereka bercampur menjadi satu.
Arjuna menikmati lidah kakaknya yang kecil namun terasa seret dan basah. Disedotinya lidah kakaknya itu sementara pantatnya bergoyang maju mundur dengan kuat. Annisa mendekap adiknya erat-erat. Permainan lidah adiknya sungguh nikmat. Permainan yang menambah seru hujaman demi hujaman kontol adiknya di dalam memeknya.
“Minum ludah Arjuna, kak………”
Arjuna lalu melepaskan ciumannya. Ia mengumpulkan air liurnya di mulutnya lalu mulai meludah perlahan ke mulut kakaknya. Annisa membuka mulutnya. Air liur adiknya yang putih dan sedikit berbusa itu perlahan mengalir ke dalam mulutnya dan jatuh di lidahnya. Ketika Arjuna merasa ludahnya akan habis, ia segera menggerus lehernya, sama seperti ketika orang sedang ingin buang dahak, dirasakannya dahaknya walaupun sedikit keluar, lalu ditumpahkannya ke mulut kakaknya.
“Minum ludah dan dahak Arjuna dong….”
Annisa merasakan perbuatan ini sebenarnya jorok, tetapi anehnya kejorokan ini menambahkan suatu sensasi nikmat. Bukankah mereka kakak beradik yang sedang berbuat mesum? Bukankah mereka berhubungan yang jorok, kini ditambah menelan ludah dan dahak adiknya, maka benar-benar hubungan mereka adalah sesuatu yang liar, binal namun sangat sensual. Annisa menelan liur adiknya itu.
Arjuna mulai menciumi leher kakaknya. Tubuh kakaknya, sama halnya dengan tubuhnya itu kini mandi keringat. Arjuna menjilati leher kakaknya itu. Keringat yang sedikit asin, namun keringat asin ini dimiliki oleh cewek cantik yang adalah kakaknya. Dan cewek cantik itu kini sedang ia setubuhi!
Lalu Arjuna mulai mencupang leher kakaknya. Annisa merasakan geli dan linu di sekujur lehernya yang mengakibatkan ia bertambah horny. Annisa lalu menggulingkan tubuhnya. Dengan posisi Woman On Top, ia setengah duduk dengan tangan di samping kepala adiknya, dan mulai menekan selangkangannya keras-keras seirama dengan hujaman penis adiknya.
“sekarang kamu telan ludah kakak……….”
Annisa mengumpulkan ludahnya sambil berusaha mengeluarkan dahak juga dari lehernya, lalu ia mengeluarkan ludahnya perlahan sehingga jatuh berbentuk garis lurus tepat di mulut adiknya. Arjuna membuka mulutnya dan merasakan ludah bercampur dahak kakaknya masuk menerpa lidahnya. Rasanya bagaikan busa dan asin namun membuat Arjuna semangat. Setelah menelannya, Arjuna segera memagut bibir kakaknya lagi dan kali ini mereka berciuman lebih buas lagi. Kadang gigi mereka beradu saking serunya menghujamkan mulut pada satu sama lain. Akhirnya mereka berdua mencapai orgasme dalam persenggamaan liar yang cenderung brutal itu.
Kemudian mereka makan siang. Keduanya masih telanjang. Saat itu Annisa mulai bertanya, yang mana yang Arjuna lebih sukai. Ibunya ataukah Annisa. Arjuna terkejut. Ia gelagapan sebentar. Namun akhirnya, Annisa dapat mengorek dalamnya hati Arjuna. Akhirnya Annisa menerima bahwa cinta pertama Arjuna adalah ibunya, baru kemudian Annisa. Annisa pertama-tama sedikit kecewa, namun ia merasakan cinta yang begitu besar kepada adiknya itu. Oleh karenanya akhirnya ia dapat menerima bahwa cinta Arjuna memang sudah terbagi.
Fauziah dan Annisa hanya tinggal enam hari. Namun hari-hari itu Arjuna dan Annisa mengisinya bak pengantin baru. Yang membuat mereka menjadi pasangan yang cocok adalah, mereka kompak dalam berhubungan seks. Ketika salah satu dari mereka ingin seks yang brutal, maka pasangannya mengimbangi. Bila yang satu ingin seks yang romantis yang penuh kelembutan, maka pasangannya pun mengimbangi. Juga, siapapun yang mengajak, maka pasangannya tidak akan menolak.
Arjuna paling suka ketika mereka berhubungan seks di pagi hari. Arjuna dan Annisa beralasan pada orang tua mereka bahwa mereka ingin lari pagi. Maka, jam empat pagi mereka berdua bergegas untuk pergi ke luar rumah. Mereka tidak sepenuhnya berbohong, karena Arjuna dan Annisa benar-benar lari pagi selama setengah jam, lalu mereka menuju tempat favorit mereka di samping sungai yang tertutup oleh pepohonan.
Dengan badan penuh keringat, mereka berdua akan buru-buru melucuti pakaian. Annisa segera tiduran, sementara Arjuna mulai menjilati tubuh kakaknya itu perlahan. Annisa menikmati seks pagi itu. Tubuhnya yang panas dan penuh keringat akan dielus-elus oleh lidah adiknya. Arjuna suka sekali memulai jilatannya pada ketiak kakaknya yang dihiasi bulu ketek yang sedikit, tipis dan keriting. Aroma ketiak kakaknya sungguh harum. Sungguh berbeda bau gadis remaja dengan bau wanita dewasa. Keduanya memiliki aroma yang khas. Arjuna menyukai kedua bau ini.
Lidah Arjuna terasa geli ketika menjilat ketiak kakaknya, bulu-bulu ketek tipis kakaknya akan menggelitik indera pengecapnya itu mengirimkan sinyal geli yang sensual ke seluruh otot Arjuna. Rasa ketek kakaknya yang sedikit asam dan ada sedikit pahit pula menyebabkan Arjuna ketagihan. Annisa biasanya akan segera menyuruh Arjuna pindah tempat bila terlalu lama di keteknya. Maka Arjuna segera menjilat ketek yang satu lagi.
Walaupun udara dingin, namun perbuatan terlarang mereka membuat suasana seakan panas dan keringat mereka masih saja mengalir, walaupun tidak sebanyak bila mereka sedang berolahraga. Bau tubuh kakaknya yang alami dan natural menyebabkan kontol Arjuna menjadi keras bagaikan kayu. Namun Arjuna yang sudah berpengalaman tidak terpengaruh oleh birahinya dan menjadi gelap mata. Arjuna ingin menikmati tiap jilatan yang ia lakukan.
Setelah kedua ketek kakaknya basah oleh campuran liurnya dan keringat kakaknya, Arjuna mulai menjilati leher kakaknya. Jilatan Arjuna tidak seperti anjing yang tergesa-gesa minum air, namun lebih pelan dan sensual. Annisa merasakan geli yang perlahan membangun birahi. Lidah adiknya yang lembek namun sedikit kasar dirasakan membelai kulitnya tanpa tergesa-gesa, seakan adiknya ingin menikmati tubuhnya dengan cermat dan teliti. Arjuna bagaikan seorang ahli minum anggur, yang mengecap anggur secara perlahan dan pasti, menikmati setiap detiknya.
Kemudian, Arjuna mulai menjilati dagu kakaknya. Kemudian ia akan menjilati kedua pipi kakaknya. Arjuna sengaja menghindari mulut, karena ia ingin menjilati seluruh tubuh kakaknya tanpa gangguan. Bila ia jilat mulut kakaknya, Annisa akan segera membalas yang menyebabkan mereka berdua akan berciuman sehingga niat menikmati tubuh kakaknya dengan lidahnya akan gagal.
Setelah itu, Arjuna akan menjilati dagu dan mata kakaknya. Tidak tertinggal hidung kakaknya. Bahkan terkadang lidahnya ia masukkan ke lubang hidung kakaknya. Arjuna memang cinta kakaknya dan ingin sekali mengenal tiap jengkal tubuh kakaknya. Mengenal rasanya di lidah, mengenal baunya dan menjelajahinya.
Sehabis seluruh wajah kakaknya disemir oleh ludah dan keringat, maka Arjuna lalu mulai menjilati perut kakaknya, disedotnya pusar kakaknya yang tampak seksi, menunjukkan celah kecil di antara perutnya yang rata dan ramping. Lalu ia mulai menjilati bagian atas dada kakaknya tanpa menyentuh kedua payudara kakaknya itu.
Sampai di sini Annisa mulai menggelinjang tak karuan. Ingin rasanya untuk langsung ngentot, namun ia tidak ingin merusak kesenangan adiknya itu. Maka diupayakan sekuat tenaga untuk menahan libidonya yang mulai tinggi. Libido yang makin parah tingginya ketika Arjuna mulai menyapu salah satu payudaranya dengan lidahnya. Sampai di sini, Annisa biasanya akan minta untuk dikenyot pentilnya. Dan setelah menjilat seputar pentil tanpa menyentuhnya, maka Arjuna akan mengabulkan permintaan kakaknya.
Saat mulut adiknya mengulum puting susunya, Annisa mulai mengerang tak terkendali. Lidah adiknya memutar-mutar sekeliling pentilnya itu dengan sesekali Arjuna mengenyot perlahan pentil Annisa dengan mulutnya. Maka Annisa akan memohon untuk dikenyot terus teteknya. Arjuna suka sekali melihat kakaknya yang sebelumnya perawan, kini setiap kali mereka sedang intim seperti ini, tampak berubah menjadi seorang gadis yang horny dan ingin lekas-lekas disetubuhi.
Saat ini Annisa mulai memeluk adiknya dengan kedua tangan dan kakinya erat-erat. Arjuna akan mengenyot dan menjilati salah satu payudara kakaknya itu sampai basah dan bau mulutnya sendiri, lalu kemudian akan beralih ke toket yang satu lagi.
Sampai sini, biasanya Annisa akan minta dientot oleh adiknya. Arjuna biasanya belagak tidak mendengar yang membuat kakaknya menjadi tambah penasaran, nafsu dan gemas. Arjuna suka sekali melihat wajah cantik kakaknya kini tampak begitu bernafsu dan memelas minta disetubuhi.
Namun Arjuna tetap saja menjilati tubuh kakaknya. Arjuna lalu duduk di bawah kakaknya, lalu mulai melebarkan kaki Annisa. Annisa akan senang mengira akan langsung diewe, namun Arjuna malah menjilati betis kakaknya. Permohonan kakaknya kini menjadi makin sering dan memelas, namun Arjuna tidak bergeming. Ia tetap menjilati betis itu, lalu pindah ke betis yang lainnya. Semuanya tidak dilakukan dengan tergesa-gesa.
Setelah habis menggarap betis kakaknya, Arjuna mulai menjilati paha kakaknya, di sini Annisa mulai berteriak kecil memanggil adiknya dan memohon untuk disetubuhi cepat-cepat. Arjuna seakan menjadi lelaki yang tega membuat pasangannya menggila. Namun sebenarnya ini malah membuat Annisa bertambah sayang dan cinta kepada adiknya itu. Ketika lelaki mampu membuat seorang perempuan tidak berdaya, maka lelaki itu akan mendapatkan cinta buta seorang perempuan.
Setelah kedua paha kakaknya selesai dijilati, maka kini giliran selangkangan kakaknya. Arjuna akan mulai menjilati sekitar memek kakaknya untuk membuat kakaknya lebih penasaran lagi, namun saat inilah kakaknya biasanya akan segera mencengkeram kepala Arjuna, lalu menekannya di memeknya, karena ia sudah tidak tahan lagi digoda oleh lidah adiknya yang secara nakal membuatnya menjadi setengah gila karena nafsu.
Mau nggak mau Arjuna akan segera menjilati memek itu dan hanya beberapa menit, biasanya Annisa akan segera mencapai orgasme karena sudah lama menahan-nahan nafsu birahinya. Arjuna senang sekali ketika memek kakaknya mulai mengeluarkan cairan bening yang tak terlihat bagaikan air namun sedikit kental dan beraroma tubuh kakaknya itu. Sungguh cairan vagina memang enak dirasa di lidah, sehingga Arjuna tak pernah bosan menjilati memek.
Bau memek kakaknya yang menjadi sangat santer tercium akhirnya membuat Arjuna tidak tahan juga, maka ia segera memposisikan kontolnya di lubang memek kakaknya, lalu ia menghujamkan pelirnya itu dalam-dalam sambil menindih tubuh kakaknya.
Arjuna mulai memompa memek kakaknya perlahan-lahan namun dengan tekanan yang cukup kuat. Mereka berdua berpelukan dengan tubuh bersimbah peluh dan selangkangan yang beradu. Setelah beberapa saat, Annisa pun mulai nafsu lagi. Sambil menyerang bibir adiknya, ia mengimbangi hujaman kontol adiknya dengan mendorong pantatnya sehingga terdengar bunyi selangkangan beradu.
Lama-kelamaan, kedua insan satu ayah itu mulai ngentot dengan cepat. Bunyi benturan selangkangan menjadi lebih cepat. Peluh mereka mulai keluar dengan deras, sama seperti waktu tadi sedang lari pagi. Ngentot memang adalah olahraga yang tidak hanya baik secara fisik, namun juga menjadi candu bagi jiwa manusia.
Tak lama kemudian, Arjuna dan Annisa mengerang keras dan mencapai orgasme. Arjuna menembakkan peluru pejunya berkali-kali ke dalam rahim kakaknya itu. Setelah beberapa menit mereka berpelukan, akhirnya mereka memisahkan diri dan memakai baju untuk kembali pulang ke rumah.

*****

Setelah Fauziah dan Annisa pergi, maka hidup kembali normal. Kehidupan seksual Arjuna kembali lagi seperti sebelumnya. Ia hanya dijatah sekali seminggu. Bila ibunya sedang senang, maka dapatlah Arjuna mendapatkan tubuh ibunya yang sedang hamil itu dua kali seminggu. Tak pernah lebih.
Awal Juli, tiba-tiba Fauziah datang kembali tapi kini sendirian. Arjuna kecewa kakaknya tidak datang. Fauziah mengajak seluruh keluarga untuk kumpul dan mulai memberitahukan tujuan kedatangannya. Ternyata Annisa hamil. Annisa telah menceritakan siapa ayah bayi dalam kandungannya. Maka ributlah keluarga itu. Dewi merasa dikhianati dan menampar muka Arjuna. Sementara ayahnya marah-marah karena Arjuna telah menghamili dua orang. Apakah Arjuna tidak puas dengan menghamili ibunya?
Fauziah kaget. Barulah ia tahu bahwa anak Dewi itu adalah hasil hubungan ibu dan anak. Ia tak mampu berkata-kata dan hanya terdiam karena shock. Akhirnya ketika ia menanyakan kepada Waluyo kenapa membiarkan hal ini, maka barulah Waluyo mengaku bahwa sebenarnya ia adalah lelaki homo.
Kejadiannya begitu cepat. Akhirnya keluarga memutuskan, untuk nama baik Annisa, maka Arjuna harus ke kalimantan dan menikahi Annisa. Saat itu Dewi menjadi sedih. Walaupun ia kecewa dengan tindakan Arjuna, tapi tetap Arjuna adalah anak yang ia sayangi. Lagipula, kini Arjuna telah mengisi hatinya yang telah lama kosong. Dewi akhirnya memutuskan ikut pergi ke Kalimantan yang menyebabkan mau tidak mau Waluyo juga harus ikut.
Maka pada minggu berikutnya, Fauziah bersama Dewi dan Arjuna berangkat ke Kalimantan naik pesawat terbang. Waluyo dan Joko tinggal untuk mengurus segala hal seperti penjualan rumah dan lain sebagainya. Fauziah, dengan hartanya yang banyak berhasil membuat surat kelahiran baru bagi Arjuna. Sekarang Arjuna adalah anak dari sahabat dekat Waluyo yang sudah meninggal dunia. Agar orang tidak curiga hubungan mereka, maka dibuat kisah bahwa Arjuna sudah lama ikut Waluyo dan Dewi dan sudah dianggap anak. Arjuna didaftarkan sekolah di Kalimantan. Sementara, Waluyo dan Joko tiba di Kalimantan pada akhir Juli. Tepat seminggu sebelum pernikahan Arjuna dan Annisa.
Balas Dengan Quote

1 komentar: