Cerita Panas dan cerita dewasa serta cerita ngentot dan
cerita pemerkosaan dapat anda kalian pada kumpulan cerita dewasa berikut
ini.
Cerita Dewasa Ngentot dengan Kakak Ipar
Nafsuku kadang
susah dikendalikan. Sekalinya pengen sesuatu pastilah harus dipenuhi.
Kali ini, nafsuku cukup liar, aku ingin menyetubuhi kakak iparku.
Rasanya ingin ku entot dan kutancapkan dalam2 kontolku yang perkasa ini.
Mula-mula kakak ipar saya kaget dan hendak memberontak. Tapi mulutnya
segera saya tutup dengan bibir saya. Kemudian penis saya masukkan
pelan-pelan ke vaginanya yang telah basah kuyup.
Setelah itu saya
melakukan gerakan memompa naik-turun sambil sesekali memutar. Ternyata
vaginanya masih sangat enak. Untuk menambah gairah kedua payudaranya
saya remas dan sesekali saya gigit putingnya. ”Ohhh …. ahhhh ….. hhhhh …
shhhh ….,”
Mungkin saya termasuk aneh atau punya kelainan.
Bayangkan, sudah punya istri cantik masih merindukan wanita lain. Kurang
ajarnya, wanita itu adalah kakak ipar sendiri. Kalau
dibanding-bandingkan maka jelas istri saya memiliki beberapa kelebihan.
Selain lebih muda, di mata saya lebih cantik dan manis. Postur tubuhnya
lebih ramping dan berisi. Sedangkan kakak ipar saya yang sudah punya dua
anak itu badannya sedikit gemuk, tetapi kulitnya lebih mulus. Entah
apanya yang sering membuat saya membayangkan berhubungan intim dengan
dia. Perasaan itu sudah muncul ketika saya masih berpacaran dengan
adiknya. Semula saya mengira setelah menikah dan punya anak perasaan itu
akan hilang sendiri.
Ternyata lima tahun kemudian setelah
punya anak berusia empat tahun, perasaan khusus terhadap kakak ipar saya
tidak menghilang. Bahkan terasa tambah mendalam. Ketika menggauli istri
saya seringkali tanpa sadar membayangkan yang saya sebadani adalah
kakak ipar, dan biasanya saya akan mencapai puncak kenikmatan paling
tinggi. Ketika bertemu saya sering secara sembunyi-sembunyi menikmati
lekuk-lekuk tubuhnya. Mulai dari pinggulnya yang bulat besar hingga buah
dadanya yang proporsional dengan bentuk tubuhnya. Sesekali saya sukses
mencuri lihat paha atau belahan buah dadanya yang putih mulus. Jika
sudah demikian maka jantung akan berdetak sangat kencang. Nafsu saya
menjadi begitu bergelora.
Pernah suatu ketika saya mengintip saat
dia mandi di rumah saya lewat lubang kunci pintu kamar mandi. Namun
karena takut ketahuan istri dan orang lain, itu saya lakukan tanpa
konsentrasi sehingga tidak puas. Keinginan untuk menikmati tubuh kakak
ipar makin menguat. Namun saya masih menganggap itu hanya angan-angan
karena rasanya mustahil dia mau suka rela berselingkuh dengan adik ipar
sendiri. Namun entah kenapa di lubuk hati yang paling dalam saya punya
keyakinan mimpi gila-gilaan itu akan kesampaian. Cuma saya belum tahu
bagaimana cara mewujudkan. Kalau pun suatu waktu itu terjadi saya tidak
ingin prosesnya terjadi melalui kekerasan atau paksaan. Saya ingin
melakukan suka sama suka, penuh kerelaan dan kesadaran, serta saling
menikmati. Mungkin setan telah menunjukkan jalannya ketika suatu hari
istri saya bilang kakaknya ingin meminjam VCD porno. Kebetulan saya
punya cukup banyak VCD yang saya koleksi sejak masih bujangan. Sebelum
berhubungan intim saya dan istri biasa nonton VCD dulu untuk pemanasan
meningkatkan gairah dan rangsangan. ”Kenapa kakakmu tiba-tiba pengin
nonton VCD gituan ?” tanya saya pada istri saya. ”Nggak tahu.”
”Barangkali setelah sterilisasi nafsunya gede,” komentar saya
asal-asalan. Beberapa keping VCD pun saya pinjamkan. Ini salah satu
jalan untuk mencapai mimpi saya. Tetapi harus sabar karena semua
memerlukan proses dan waktu agak panjang. Setelah itu secara rutin kakak
ipar saya meminjam VCD porno. Rata-rata seminggu sekali. ”Dia lihat
sendiri atau sama suaminya ?” tanya saya. ”Ya sama suaminya dong,” jawab
istri saya. ”Kamu cerita sama dia ya sebelum main kita nonton VCD biru
?” ”Iya …,” jawab istri saya malu-malu. ”Wah rahasia kok diceritakan
sama orang lain.” ”Kan sama saudara sendiri nggak apa-apa.” ”Eh … kamu
bilang sama dia, kapan-kapan kita nonton bareng yuk …” ”Maksudmu ?” ”Ya
dia dan suaminya nonton bareng sama kita.” ”Huss … malu ah …” ”Kenapa
malu ? Toh kita sama-sama suami istri dan seks itu kan hal wajar dan
normal …” Sampai di situ saya sengaja tidak memperpanjang pembicaraan.
Saya hanya bisa menunggu sambil berharap mudah-mudahan saran itu
benar-benar disampaikan kepada kakaknya. Sebulan setelah itu kakak ipar
dan suaminya berkunjung ke rumah kami dan menginap. Istri saya
mengatakan mereka memenuhi saran saya untuk nonton VCD porno
bersama-sama. Diam-diam saya bersorak dalam hati. Satu langkah maju
telah terjadi. Namun saya mengingatkan diri sendiri, harus tetap sabar
dan berhati-hati. Kalau tidak maka rencana bisa buyar. Malam itu setelah
anak-anak tidur kami nonton VCD porno bersama-sama. Saya lihat pada
adegan-adegan yang hot kakak ipar tampak terpesona. Tanpa sadar dia
mendekati suaminya. Beberapa VCD telah diputar. Tampak nafsu mereka
sudah tak terkendali. Saling mengelus dan meremas. Istri saya juga
demikian. Sejak tadi tangannya sudah menelusup di balik sarung saya
memegangi senjata kebanggaan saya. ”Mbak silakan pakai kamar belakang,”
kata saya kepada kakak ipar setelah melihat mereka kelihatan tak bisa
menahan diri lagi. Tanpa berkata sepatah pun kakak ipar menarik tangan
suaminya masuk kamar yang saya tunjukkan. ”Sekarang kita gimana ?” tanya
saya menggoda istri saya. ”Ya main dong …” Kami berdua segera masuk
kamar satunya lagi. Anak-anak kami kebetulan tidur di lantai dua
sehingga suara-suara birahi kami tak akan mengganggu tidur mereka.
Ketika saya berpacu dengan istri saya, di kamar belakang kakak ipar dan
suaminya juga melakukan hal serupa. Jeritan dan erangan kenikmatan
wanita yang diam-diam saya rindukan itu kedengaran sampai telinga saya.
Saya pun jadi makin terangsang. Malam itu istri saya kembali saya
bayangkan sebagai kakak ipar. Saya bikin dia orgasme berkali-kali dalam
permainan seks yang panjang dan melelahkan tetapi sangat menyenangkan.
Selanjutnya kegiatan bersama itu kami lakukan rutin, minimal seminggu
sekali. Sesekali di rumah kakak ipar sebagai variasi. Dua keluarga
tampak rukun, meski diam-diam saya menyimpan suatu keinginan lain.
Saat anak-anak liburan sekolah saya mengusulkan wisata bersama ke daerah
pegunungan. Istri saya, kakak ipar dan suaminya setuju. Tak lupa saya
membawa beberapa VCD porno baru pinjaman teman serta playernya. Setelah
seharian bermain kesana-kemari anak-anak kelelahan sehingga mereka cepat
tertidur. Apalagi udaranya dingin. Sedangkan kami orang tua
menghabiskan malam untuk mengobrol tentang banyak hal. ”Eh …
dingin-dingin begini enaknya nonton lagi yuk,” kata saya. ”Nonton apa ?”
tanya suami kakak ipar. ”Biasa. VCD gituan. Kebetulan saya punya
beberapa VCD baru.” Mereka setuju. Kemudian kami berkumpul di kamar
saya, sedangkan anak-anak ditidurkan di kamar kakak ipar yang
bersebelahan. Jadilah di tengah udara dingin kami memanaskan diri dengan
melihat adegan-adegan persetubuhan yang panas beserta segala
variasinya. Sampai pada keping ketiga tampak kakak ipar sudah tak tahan
lagi. Dia merapat ke suaminya, berciuman. Istri saya terpengaruh. Wanita
itu mulai meraba-raba selangkangan saya. Senjata kebanggaan saya sudah
mengeras. ”Ayo kita pindah ….” bisik istri saya. ”Husss .. pindah
kemana. Di sebelah ada anak-anak. Di sini saja.” Akhirnya kami bergulat
di sofa. Tak risih meski di tempat tidur tidak jauh dari kami kakak ipar
dan suaminya juga melakukan hal serupa. Bahkan mereka tampak sangat
bergairah. Pakaian kakak ipar sudah tak karuan lagi. Saya bisa melirik
paha dan perutnya putih mulus. Mereka berpagutan dengan ganas sehingga
sprei tempat tidur juga awut-awutan. Istri saya duduk mengangkangkan
paha. Saya tahu, ia minta dioral.
Mulut dan lidah saya pun mulai
mempermainkan perangkat kelaminnya tanpa melepas celana dalam. ”Ohhhh …
terus .. enakkkkkk, Mas ….” lenguh istri saya merasa sangat nikmat.
Sementara itu ekor mata saya melirik aksi kakak ipar dan suaminya yang
berkebalikan dengan saya dan istri. Kakak ipar tampak amat bergairah
mengaraoke penis suaminya. Saya pun melanjutkan menggarap vagina dan
wilayah sekitarnya milik istri saya. Lidah saya makin dalam
mempermainkan lubang, mengisap-isap, dan sesekali menggigit klitoris.
”Ooh … ahhhhh …. ahhhh ……..” istri saya mengerang keras tanpa merasa
malu meski di dekatnya ada kakak kandungnya yang juga sedang bergulat
dengan suaminya. Satu demi satu saya lepas pakaiannya yang menghalangi.
Pertama celana dalamnya, lalu rok bawahnya. Lenguhan istri saya
bersahut-sahutan dengan erangan suami kakak ipar. Beberapa saat kemudian
posisi berubah. Istri saya gantian mengulum penis saya, sedangkan suami
kakak ipar mulai menggarap kelamin istrinya. Erangan saya pun berlomba
dengan erangan kakak ipar. Setengah jam kemudian saya mulai menusuk
istri saya. Tak lama disusul suami kakak ipar yang melakukan hal serupa
terhadap istrinya. Lenguhan dua perempuan kakak beradik yang dilanda
kenikmatan terdengar bergantian. ”Mas, batangmu enakkk sekali ….”’ bisik
istri saya. ”Lubangmu juga enak,” jawabku. Sembari menaikturunkan
pinggul tanganku meremas-remas payudara istri saya yang meski tidak
terlalu besar tetapi padat dan tampak merangsang. Setelah beberapa saat
bertahan dalam posisi konvensional, lalu saya memutar tubuh istri saya
dan menyetubuhi dari belakang. Saya melirik ke tempat tidur. Posisi
kakak ipar berada di atas suaminya. Teriakan dan gerakan naik turunnya
sangat merangsang saya untuk merasakan betapa enaknya menyetubuhi kakak
ipar. Namun saya harus menunggu saat yang tepat.
Kira-kira
ketika istri saya, kakak ipar dan suaminya sudah berada di dekat puncak
kenikmatannya, sehingga kesadarannya agak berkurang. Sambil menggenjot
istri saya dari belakang saya terus melirik mereka berdua. Entah sudah
berapa kali istri saya mencapai puncaknya, saya sudah tak begitu
memperhatikan lagi. ”Ayo kita ke tempat tidur,” bisik saya pada istri
saya. ”Kan dipakai …. ” Saya segera menggendong tubuhnya, lalu
menelentangkan di tempat tidur di samping kakaknya yang sedang digarap
suaminya. Mula-mula keduanya agak kaget atas kehadiran kami. Tetapi
kemudian kami mulai asyik dengan pasangan masing-masing. Tak perduli dan
tak malu. Malah suara-suara erotis di sebelah kami makin meningkatkan
gairah seksual. Di tengah-tengah nafsu yang menggelora saya menggamit
suami kakak ipar saya. Dia menoleh sambil menyeringai menahan nikmat.
”Ssst … kita tukar ….” ”Hhhh …. ” dia terbengong tak paham. Lalu saya
mengambil keputusan. Penis saya cabut dari vagina istri saya, kemudian
bergeser mendekati kakak ipar saya yang masih merem-melek menikmati
tusukan suaminya. ”Mas sama istri saya, saya gantian dengan Mbak …,”
kata saya. Tanpa memedulikan kebengongannya saya langsung memeluk tibuh
mulus kakak ipar yang sudah sekian lama saya rindukan. Saya ciumi
lehernya, pipinya, bibirnya, dan saya kulum puting susunya yang
mengeras. Mula-mula kakak ipar saya kaget dan hendak memberontak. Tapi
mulutnya segera saya tutup dengan bibir saya. Kemudian penis saya
masukkan pelan-pelan ke vaginanya yang telah basah kuyup.
Setelah
itu saya melakukan gerakan memompa naik-turun sambil sesekali memutar.
Ternyata vaginanya masih sangat enak. Untuk menambah gairah kedua
payudaranya saya remas dan sesekali saya gigit putingnya. ”Ohhh …. ahhhh
….. hhhhh … shhhh ….,” suaranya mulai tak karuan menahan gempuran hebat
saya. Di samping saya, suami kakak ipar saya tampaknya juga tak mau
kehilangan waktu percuma. Dia pun menyetubuhi istri saya dengan penuh
semangat. Tak ada keraguan lagi. Yang ada hanya bagaimana menuntaskan
nafsu yang sudah memuncak di ubun-ubun. Saya merasakan kenikmatan yang
luar biasa. Impian menggauli kakak ipar kesampaian sudah. Hampir satu
jam kami bertempur dengan berbagai gaya. Mulai konvensional, miring,
hingga menungging. Suami kakak ipar saya lebih dulu menyelesaikan
permainannya. Beberapa menit kemudian saya menyusul dengan menyemprotkan
begitu banyak sperma ke dalam vagina kakak ipar saya. Rasanya belum
pernah saya mengeluarkan begitu banyak sperma sebagaimana malam itu.
Kakak ipar pun tampak melenguh puas. Vaginanya menjempit penis saya
cukup lama. Setelah peristiwa malam itu, kami menjadi terbiasa
mengadakan hubungan seks bersama-sama dan bisa ditebak akhirnya kami
bergantian pasangan secara sukarela. Tak ada paksaan sama sekali.
I'm Sonja McDonell, 23, Swiss Airlines Stewardess with 13 oversea towns, very tender with lots of fantasies, also in my wonderful job. I've just read you long stors, wonderful. We lesbian girls have nerves at and in our sensitive body parts in a young age, which so called "normal girls" do not have. This cannot be changed & removed, because the source is deeply stored in some brain cells. Lesbian girls in Indonesia are very shy to admit & realize their hidden desires. Nevertheless, I'll spend my september vacations again there.
BalasHapussonjamcdonell@yahoo.com