Selesai belanja di Malioboro, aku berniat ke rumah oom-ku di daerah
Umbulharjo. Aku menghentikan bus kota jalur 04 yang lewat namun ternyata
aku tidak mendapat tempat duduk karena bus kota sudah penuh terisi
penumpang. Dengan sedikit mendongkol terpaksa aku berdiri bersama
beberapa penumpang lainnya. Ketika melewati Kantor Pos Besar, bus
tersebut berhenti sejenak untuk mencari penumpang namun tak lama
kemudian bus kota yang aku tumpangi menjadi penuh sesak oleh penumpang
yang beratribut Partai Keadilan Sejahtera. Siang ini agaknya Partai
Keadilan Sejahtera baru saja selesai mengadakan kampanye di Alun-Alun
Utara kota Jogjakarta.
Dalam waktu sekejap bus kota jalur 04 yang aku tumpangi penuh oleh kader
dan simpatisan partai tersebut yang kebanyakan perempuan dan anak-anak.
Aku yang sebelumnya tidak mendapat tempat duduk akhirnya harus terjepit
oleh sesaknya penumpang peserta kampanye tersebut.
Walaupun semula aku merasa kesal karena harus berdiri dalam bus kota,
namun sekarang aku menjadi gembira setelah bus kota yang aku tumpangi
menjadi penuh sesak oleh Kader dan Simpatisan PKS yang kebanyakan para
perempuan berjilbab lebar itu. Selama ini aku memang terobsesi dengan
para perempuan cantik berjilbab lebar dan berpakaian panjang tertutup.
Bagiku kemulusan tubuh yang tersembunyi dalam pakaian panjang mereka
adalah misteri yang menimbulkan rasa penasaran. Rasanya sebuah sensasi
tersendiri bila bisa menyingkap pakaian panjang yang mereka pakai
sedikit demi sedikit hingga terlihat kemulusan mereka yang tersembunyi.
Di kampusku banyak mahasiswi aktivis PKS ataupun KAMMI dengan jilbab
mereka dan lebar serta jubah panjang yang menutupi hingga mata kaki.
Seringkali aku dan beberapa teman di kampus menggoda mereka bahkan
pernah mencolak-colek pada bagian-bagian sensitif mereka, biasanya
mereka hanya menunduk dengan wajah memerah.
Siang ini aku bagaikan ber’pesta’ dengan penuhnya bus yang aku tumpangi
oleh para perempuan berjilbab lebar aktivis Partai Keadilan Sejahtera
yang baru saja mengikuti kampanye. Aku melihat para aktivis PKS ini
masih berusia relatif muda walaupun ada beberapa di antara mereka adalah
ibu-ibu muda yang membawa anak-anak mereka.
Dalam beberapa detik kemudian, penisku menjadi tegang karena
berdesak-desakan dengan puluhan aktivis wanita PKS ini dalam bus kota
ini. Bau keringat tubuh para perempuan berjilbab lebar ini sungguh
membuatku terangsang apalagi aku melihat wajah para aktivis PKS yang ada
dalam bus ini rata-rata berwajah cantik menawan termasuk salah seorang
dari mereka yang begitu dekat denganku. Aktivis wanita Partai Keadilan
Sejahtera yang berdiri sangat dekat denganku adalah seorang ibu muda
berusia sekitar 30 tahunan, berjilbab putih lebar dan berjubah panjang
warna coklat sementara kakinya terbungkus kaus kaki warna krem. Wajahnya
bersih menawan dengan kulit putih yang mulus. Tubuhnya yang terbalut
jubah panjang warna coklat tampak masih sexy dan sintal ketika kulihat
tonjolan-tonjolan beberapa bagian tubuhnya tercetak jelas pada jubahnya.
Wanita PKS ini naik bersama kedua anak perempuannya yang masing- masing
berusia sekitar 5 tahun dan 3 tahun sehingga dia terlihat sedikit
kerepotan, entah di mana suaminya. Semula dia berdiri berhadapan
denganku sehingga mataku bisa menikmati kemontokan buah dadanya walaupun
sudah tertutup oleh jilbab putih yang lebar.
Aku menjadi bernafsu melihat sepasang bukit di dada wanita PKS ini yang
terbalut jilbab putih. Namun bukit montok di dada ibu muda ini tak dapat
aku nikmati lama, karena wanita PKS ini berubah memunggungiku. Mungkin
karena merasa risih melihat tatapan mataku yang yang tak pernah lepas
dari dadanya yang membukit, akhirnya wanita PKS ini berubah menjadi
memunggungiku. Wajahku sempat memerah namun sesaat kemudian aku
menyeringai penuh nafsu, karena setelah wanita PKS memunggungiku justru
aku disodori pantatnya yang montok dan bundar walaupun masih tertutup
jubah panjangnya..
Wanita PKS ini memang memakai jubah panjang berwarna coklat namun jubah
tersebut tak mampu menyembunyikan pinggulnya yang besar dan pantatnya
yang montok dan bundar menggemaskan. Aku menjadi bernafsu melihat
belahan pantat wanita PKS dengan garis celana dalam yang dipakainya
tercetak cukup jelas pada jubah panjangya.
Aku menelan ludah berulang kali dengan birahi yang mulai naik melihat
pantat wanita PKS yang montok ini. Penis dalam celanaku yang sudah
tegang sejak para perempuan berjilbab lebar aktivis PKS ini masuk ke
dalam bus yang aku tumpangi, menjadi semakin keras melihat kemontokan
pantat wanita PKS di depanku ini. Libidoku mulai terangsang ketika aku
mendekatkan diriku pada tubuh wanita PKS ini sehingga akhirnya
penisku yang tegang dalam celanaku menempel pada belahan pantat ibu muda berjilbab yang memakai jubah panjang ini.
Aku mendesah lirih ketika kurasakan batang penisku yang tegang dalam
celanaku kemudian terjepit oleh belahan pantat wanita PKS yang terasa
padat dan montok, walaupun masih tertutup jubah panjang yang dipakainya.
Celana yang aku pakai adalah semacam celana Hawwai, sehingga ketika
penisku tegang terlihat sangat menonjol apalagi aku mempunyai ukuran
penis yang besar dan panjang. Rupanya ibu muda ini merasa risih dengan
penisku yang menempel pada belahan pantatnya saat kulihat dia berusaha
menghindar dariku, bahkan matanya melirik ke arahku dengan sorot mata
yang tajam mengandung kemarahan.
Aku pura-pura tak tahu ketika wanita PKS ini melirik ke arahku dengan
sorot mata berkilat-kilat marah tersebut. Aku tetap menempelkan
bagianpenisku pada bagian belakang wanita PKS di depanku ini. Setiap
kali wanita PKS ini berusaha menghindar, aku selalu memburu mendekatinya
hingga penisku yang tegang dalam celanaku tetap menempel pada belahan
pantat ibu muda berjilbab aktivis PKS ini. Bus kota yang penuh sesak
akhirnya menghentikan usaha wanita PKS untuk menghindar dariku. Aku
melihat wanita berjilbab aktivis PKS ini hanya pasrah ketika penisku
kembali menempel pada belahan pantatnya yang montok dan padat
menggiurkan. Aku sempat melihat wajahnya menjadi merah padam ketika dia
kembali melirik ke arahku tapi aku pura-pura tak melihatnya. Sesaat
kemudian aku asyik menggesek-gesekan penisku yang tegang dalam celanaku
pada belahan pantat wanita PKS di depanku dengan rasa nikmat. Goyangan
bus kota yang melaju pelan telah menyembunyikan ulahku ini dan membuat
para penumpang lain tidak curiga atas apa yang sedang aku lakukan pada
wanita PKS di depanku ini. Ketika aku asyik mengesek-gesekkan penisku
pada pantat montok wanita PKS yang padat dan montok ini, salah seorang
wanita PKS berkacamata mengajak ngobrol wanita PKS yang sedang aku
nikmati pantatnya yang montok ini.
Aku menjadi semakin terangsang mendengar obrolan yang kemudian terjadi
karena wanita PKS yang sedang aku nikmati pantatnya ini ternyata
mempunyai suara yang merdu agak mendesah saat dia melayani obrolan
temannya tersebut..
Dari obrolan tersebut aku mengetahui kalau wanita PKS yang sedang aku
nikmati pantatnya ini adalah seorang ibu muda yang telah mempunyai tiga
orang anak, namun dalam kampanye di Alun-alun Utara dia hanya membawa
dua anaknya sementara yang paling kecil ditinggal di rumah bersama
neneknya. Selain itu aku juga mengetahui kalau wanita PKS yang tengah
menjadi obyek pelecehan seksualku ini bernama Nurul dan tinggal di
Kotagede, suaminya bernama Ari, seorang pegawai di Dephut Yogyakarta
yang sedang bertugas di Kalimantan sejak 3 bulan yang lalu. Mendengar
cerita ini aku menjadi ingat kalau Omm-ku di Umbulharjo juga pegawai
Dephutdi bagian Personalia eentah apa jabatannya.
Aku mendengarkan obrolan kedua wanita aktivis PKS tersebut sambil terus
menggesek-gesekan batang penis dalam celanaku pada pantat salah satu
dari mereka. Penisku yang tegang merasakan sebuah kenikmatan saat
bergesekan dengan belahan pantat Mbak Nurul yang masih berjubah panjaNg
ini. Nafsuku kian menggeGak oleh rangsangan birahi, terlebih bau
keringat Mbak Nurul tercium oleh hidungku yang membuatku kian
terangsang.
Di perempatan Gedongkuning, bus kota yang aku tumpangi mulai berkurang
isinya. Para perempuan berjilbab lebar aktivis PKS kebanyakan turun di
perempatan ini termasuk aktivis PKS berkacamata yang mengajak ngobrol
Mbak Nurul. Bus kota yang semula penuh sesak oleh para perempuan aktivis
PKS menjadi lebih longgar, namun aku dan Mbak Nurul serta beberapa
penumpang lainnya masih harus tetap berdiri karena seluruh bangku bus
masih terisi oleh penumpang. Setelah menurunkan penumpang di perempatan
Gedongkuning buskota itupun kembali berjalan ke arah Terminal. Dadaku
berdegup kencang ketika ternyata Mbak Nurul tidak bergeser dari
tempatnya walaupun bus kota sudah terasa lebih longgar. Pantat montoknya
yang padat dan bundar dalam jubah coklatnya masih tetap menempel ketat
pada batang penisku yang tegang dalam celana Hawwai yang aku pakai.
Aku baru menyadari kalau Mbak Nurul diam-diam ikut menikmati batang
penisku yang tegang menempel pada belahan pantat dalam jubahnya itu.
Memang Mbak Nurul berdiri di sebelah bangku yang diduduki kedua anaknya,
sehingga terkesan sedang menjaga kedua anaknya namun ketika aku
merasakan Mbak Nurul juga menekan pantatnya ke arah penisku, aku tahu
kalau wanita PKS ini juga ikut menikmati pelecehan seksual yang tengah
aku lakukan kepadanya. Aku menjadi semakin bergairah mengesek-gesekkan
batang penis yang tegang dalam celanaku, di antara belahan pantat montok
dalam jubah yang dipakai Mbak Nurul tersebut. Aku baru teringat kalau
wanita PKS ini sudah 3 bulan ditinggal suaminya tugas di Kalimantan,
tentu saja selama itu dia tidak pernah mendapat nafkah biologis. Bahkan
tak lama kemudian, aku mendengar nafas Mbak Nurul memburu sedikit
terengah walaupun aku tak mampu melihat ekspresi wajahnya karena dia
memunggungiku. Nafasku jadi ikut terengah menahan birahi dan libidoku
terasa semakin menggelegak.
“Kotagede..Kotagede..” teriak kondektur tiba–tiba. Mbak Nurul tampak
tersentak kaget dan buru-buru dia berteriak “Kiri..pak..kiri” seru Mbak
Nurul dengan suaranya yang merdu. Kondektur bus kota pun memberi isyarat
kepada sopir untuk berhenti dan sesaat kemudian bus kota itupun menepi
dan akhirnya berhenti.
Aku mendengus kecewa, karena aku sedang asyik menggesek-gesekkan batang
penisku di antara belahan pantat mbak Nurul yang montok harus terputus.
Dengan sorot mata kecewa aku memperhatikan wanita PKS ini yang bergegas
menarik tangan kedua anak perempuannya tersebut. Saat Mbak Nurul meraih
tangan kedua anaknya, matanya sempat melirik ke arahku beberapa saat.
Aku terpesona melihat lirikannya yang tiba-tiba menjadi sangat
mempesona. Wajahnya yang terbalut jilbab putih lebar nampak bersemu
kemerahan dan tatapan matanya tak lagi garang seperti semula namun
justru tampak sayu seperti orang kehausan. Mata bulat Mbak Nurul hanya
sekejap melirik ke wajahku karena kemudian lirikannya beralih ke arah
selangkanganku yang jelas terlihat tonjolan penisku yang tertutup celana
Hawwai. Darahku berdesir ditatap wanita PKS seperti ini apalagi ketika
Mbak Nurul menggandeng kedua anak perempuannya lewat di depanku menuju
pintu, entah sengaja atau tidak punggung tangan ibu muda berjilbab lebar
ini menyenggol batang penisku bahkan menekannya sekejap yang membuatku
berdesah kaget.
Aku tidak menyangka kalau wanita PKS yang terlihat alim ternyata bisa
berbuat cabul juga seperti Mbak Nurul ini. Mataku lekat penuh nafsu
mengikuti gerak-gerik Wanita PKS yang sedikit tergesa-gesa turun dari
bus kota hingga akhirnya ibu muda dan kedua anaknya telah berdiri di
trotoar. Aku mengerdipkan mataku sambil tersenyum nakal ketika bus
kembali berjalan meninggalkan Mbak Nurul yang masih berdiri di trotoar
bersama kedua anaknya.
Aku berharap wanita PKS ini membalas senyumanku atau kerdipan mataku,
namun yang kulihat justru wajahnya sekan tersentak kaget lantas menjadi
merah padam sebelum ibu muda berjilbab ini memalingkan wajahnya
dariku.Melihat hal ini senyuman nakalku menghilang dan dalam hati aku
mengumpat “Huh..Sok Alim !!” Tak lama setelah Mbak Nurul turun dari bus
kota, aku juga turun. Kemontokan pantat Mbak Nurul yang padat dan kenyal
masih terasa di batang penisku. Sesampainya di rumah oom-ku aku mencari
tempat untuk beronani menuntaskan hasratku yang terputus di bus kota.
Aku mengocok penisku sambil membayangkan menyetubuhi pantat montok Mbak
Nurul, seorang aktivis wanita PKS yang telah aku lecehkan dalam bus kota
siang ini. Dalam waktu beberap menit aku mengerang penuh kenikmatan
sambil menyebut nama wanita PKS yg sintal itu. Seusai menuntaskan
hasratku timbul keinginananku untuk memburu wanita PKS yang aku lecehkan
dalam bus kota siang ini. Kebetulan oom-ku adalah Kabag Personalia di
Dephut Yogyakarta mungkin dari situ aku bisa mendapatkan data tentang
wanita PKS yang bersuamikan pegawai Dephut.
Aku beristirahat sejenak dalam kamar yang disediakan tanteku sebelum
sorenya aku menemui oom-ku untuk menanyakan nama Ari dari Dephut yang
saat ini sedang bertugas di Kalimantan. Rupanya aku memang beruntung,
karena data tentang laki-laki bernama Ari yang aku dapatkan dari suami
adik kandung mamaku ini cukup lengkap. Dalam komputer database Dephut
milik oom-ku ada nama Ari yang aku cari lengkap dengan data-data tentang
keluarganya bahkan ada foto dirinya bersama istri dan kedua anaknya.
Karena ada foto istrinya yang tak lain adalah Mbak Nurul dalam foto
tersebut, aku meyakini bahwa nama Ari inilah yang sedang aku cari. Aku
melihat suami Mbak Nurul ternyata bukan laki-laki yang tampan, tubuhnya
juga ceking hanya memang kulitnya putih bersih.
Dalam data tersebut tertulis nama panjang mbak Nurul adalah Nurul
Qomariyah S.Psi, tahun ini usianya sudah 31 tahun dan dia adalah alumnus
fakultas psikologi UGM. Kedua anaknya tertulis bernama Nidaul Jannah
dan Choirunnisa yang memang baru berusia 5 dn 3 tahun saat ini. Dalam
foto tersebut Mbak Nurul tampak cantik dengan jilbab lebar warna biru
dongker dan jubah panjang warna ungu terong. Dalam foto tersebut
terlihat jubah yang dipakai Mbak Nurul tampak membuncit pada bagian
perutnya,agaknya foto ini diambil saat wanita PKS ini dalam keadaan
hamil anak yang ketiga. Selain foto dan data tentang Mbak Nurul, aku
juga mendapatkan alamat rumah Mbak Nurul di Kotagede. Sayang alamat
tersebut tidak mempunyai nomor telepon untuk memastikan kebenaran alamat
tersebut.
Aku memang berniat memburu wanita PKS yang menjadi korban pelecehan seksualku di bus kota siang ini.
Sekitar jam 8 pagi esoknya, aku benar-benar mencari alamat rumah Mbak
Nurul di Kotagede. Alamat rumah tersebut termasuk mudah sehingga dalam
waktu tidak terlalu lama aku berhasil menemukan rumah wanita PKS ini.
Dadaku berdebar keras ketika aku telah berad di depan rumah Mbak Nurul,
aku melihat Mbak Nurul sedang berada di teras rumahnya. Perempuan
aktivis PKS ini terlihat sedang membaca majalah wanita Ummi sambil
menggendong anak bungsunya yang pulas tertidur.
Ketika aku datang sambil memberi salam, wanita PKS ini menjawab salamku,
menatapku dengan tatapan heran. Ketika aku mengaku dari Dephut sambil
menyodorkan bukti yang kuambil dari oom-ku baru, aku dipersilahkan duduk
di teras.
“Silahkan duduk dulu….Saya akan meletakkan anak saya di dalam “kata Mbak Nurul“Silahkan, Mbak ” sahutku sambil tersenyum.
Jakunku bergerak turun naik melihat pantat mbak Nurul yang montok dan
bahenol bergoyang-goyang saat dia berjalan masuk ke dalam rumah sambil
membawa anaknya. Jubah panjang warna biru muda yang dipakainya saat ini,
tak mampu menyembunyikan kemontokan pantat wanita PKS yang sintal dan
bahenol ini. Mataku melotot penuh nafsu dengan penis mulai menegang,
melihat goyangan pantat wanita PKS ini sebelum hilang
di balik pintu. Tidak lama aku menunggu karena beberapa menit kemudian
wanita PKS ini keluar lagi dengan wajah penuh tanda tanya.
Aku bersyukur ternyata wanita ini tidak mengenaliku sebagai pelaku pelecehan seksual terhadapnya di bus kota kemarin siang.
“Maaf..mas ada apa yah? tentang suamiku?” tanya Mbak Nurul . Aku
tersenyum menatap wajah ayu wanita PKS ini. Pagi ini Mbak Nurul memakai
jubah panjang warna biru muda dengan jilbab lebar warna putih berenda
sementara kakinya terbungkus kaus kaki warna krem. Sesaat aku terpesona
melihat kecantikan ibu muda berjilbab lebar ini.
“Maaf Mbak, ada berita yang ingin aku sampaikan tentang mas Ari, namun
apa ada orang lain di rumah ini karena beritanya mungkin mengejutkan?”
tanyaku “Ya..ada..adik ipar perempuan saya namun sekarang sedang
mengantar kedua anak saya di TK dan Playgroup dan biasanya langsung
pergi kuliah serta kedua mertua saya namun keduanya juga sedang mengajar
di SMP dan baru pulang siang nanti. Ada berita apa?” jawabnya dengan
nada cemas.
Aku mengangguk-angguk puas sambil berdiri” Ada musibah yang menimpa
suami mbak, tapi sebaiknya aku sampaikan di dalam saja, jangan di teras ”
kataku seraya menepuk pundak wanita PKS ini. Mbak Nurul terlihat kaget
ketika pundaknya aku tepuk namun sedetik kemudian wanita PKS yang semula
terlihat cerdas itu menjadi nampak linglung dengan sorot mata bingung.
Aku memang tengah menggunakan ilmu gendam yang aku miliki pada wanita
PKS ini dan agaknya ilmu tersebut berpengaruh terhadapnya. Dengan
menyeringai puas aku menarik Mbak Nurul untuk berdiri lantas aku rangkul
pinggangnya yang masih ramping masuk ke dalam rumahnya.
Di dalam rumah Mbak Nurul, aku melihat rumah ini penuh dengan atribut
Partai Keadilan Sejahtera. Muali dari pintu ruang tamu yang tertempel
stiker PKS lantas di rak buku dalam ruang tamu tampak beberapa buku
tentang Partai berlambang bulan sabit ini, hingga yang paling mencolok
adalah lambang Partai Keadilan Sejahtera tergantung di dinding ruang
tamu dengan ukuran cukup besar. Benar-benar keluarga aktivis PKS yang
militan kataku dalam hati. Aku menatap wajah ayu Mbak Nurul yang
terbalut jilbab lebar dengan penuh nafsu. Tanganku yang memeluk pinggang
rampingnya tak tahan untuk menjamah pantat montoknya lantas dengan
gemas tangaku meremas-remasnya.
Ibu muda aktivis PKS menjerit kecil ketika dengan gemas aku
meremas-remas pantatnya yang bahenol dan montok. Birahiku sudah mulai
naik ke ubun-ubun, penisku juga sudah mulai tegang dan mengeras. Aku
mengunci pintu rumah Mbak Nurul lantas wanita PKS yang masih berpakaian
lengkap ini aku tarik masuk ke dalam sebuah kamar, entah kamar siapa
namun aku menduga kamar adik ipar Mbak Nurul karena di meja kamar
tersebut ada sebuah foto wanita berjilbab lebar dalam bingkai namun
wajahnya lebih mirip wajah suaminya. Latar belakang foto tersebut
lambang Partai Keadilan Sejahtera, agaknya adik ipar yang kata Mbak
Nurul masih kuliah ini juga aktivis PKS.
Mbak Nurul hanya terdiam ketika tubuhnya aku rebahkan di ranjang kamar
adik iparnya sementara birahiku sudah naik hingga ke ubun. Sungguh aku
tak menyangka begitu mudahnya aku memperdaya Mbak Nurul bahkan wanita
PKS yang masih berpakaian lengkap dengan jilbab lebar dan jubah
panjangnya kini rebah terlentang di atas ranjang depan mataku. Mataku
melotot buas ketika kulihat tonjolan segitiga
pada bagian selangkangan Mbak Nurul yang tampak membukit pada jubah yang
dipakainya. Gundukan di tengah selangkangan yang tampak menonjol
membuat penisku terasa kian keras menegang oleh birahi dan aku tak tahan
mengulurkan tanganku meremas-remas bukit kemaluan yang montok tertutup
jubah Mbak Nurul. Mbak Nurul tersentak ketika tanganku meremas-remas
bagian selangkangannya yang membukit, namun pengaruh ilmu gendamku yang
ampuh membuat wanita PKS ini tidak melawan. Tubuh ibu muda yang alim ini
hanya menggeliat-geliat saat jubah yang dipakainya menjadai kusut pada
bagian selangkangan karena remasan tanganku. Mulutnya mendesah-desah
dengan ekspresi yang membutaku libidoku semakin terangsang. Aku terkekeh
melihat gelinjangan Mbak
Nurul yang alim ini saat bagian selangkangannya aku remas-remas. Puas
meremas-remas tonjolan bukit kemaluan Mbak Nurul, mataku memandang
wanita PKS yang terlentang di atas ranjang ini dari ujung kepalanya
hingga ke kakinya. Ibu Muda aktivis PKS ini masih memakai jilbab lebar
warna putih yang berenda, jubah panjang warna biru muda dan kaus kaki
krem yang amsih membungkus kedua kakinya. Dengan birahi menggelegak, aku
naik ke atas ranjang di dekat kaki Mbak Nurul yang terlentang.
Sesaat kemudian, tanganku terulur meraih kedua kaki Mbak Nurul yang
masih terbungkus kaus kaki panjang warna krem. Hanya dalam waktu
beberapa detik tanganku menarik lepas kedua kaus kaki krem tersebut dan
aku lemparkan ke lantai kamar sehingga kaki wanita PKS ini telanjang.
Mataku membesar ketika melihat kaki telanjang Wanita PKS berkulit putih
mulus ini yang indah putih kemerahan. Kakinya yang halus dengan otot
yang kebiruan terlihat sangat indah dan merangsang nafsuku membuatku
tergerak untuk mengelus-elusnya. Selanjutnya kedua kaki Mbak Nurul yang
telanjang itu aku angkat hingga di depan bibirku lantas dengan bernafsu
bibirku mencium kaki wanita PKS ini mulai dari telapak kakinya yang
halus kemerahan bahkan kemudian lidahku terjulur menjilatinya.
Dalam sekejap telapak kaki Mbak Nurul yang kemerahan itu menjadi basah
kuyup oleh jilatan lidahku dan ciuman bibirku. Kian lama lidahku pun
kian liar menjelajahi sela-sela jemari panjang dikaki Mbak Nurul yang
halus kemerahan tersebut dengan nafas yang memburu. Aku kian asyik
menjilati kaki wanita PKS ini terus ke atas melewati mata kakinya.
Sementara tanganku dengan nakal menggerayangi betis wanita PKS di balik
jubah panjangnya tersebut. Saat tanganku menyusup di balik jubah Mbak
Nurul, aku mengetahui ternyata wanita PKS ini memakai rok dalam yang
juga panjang hingga mata kaki.
Tanganku meraba-raba merasakan kemulusan betis Mbak Nurul yang masih
tertutup jubah tersebut. Sepasang betis wanita cantik aktivis PKS yang
kenyal ini terasa hangat dan lembut di tanganku yang mengelus-elusnya
penuh nafsu. Bibir dan lidahku pun kian liar menjilati menikmati
kemulusan kaki Mbak Nurul kian ke atas. Dengan bibirku aku menyingkap
ujung jubah yang dipakai wanita PKS ini ke atas sehingga keindahan
betisnya yang mulus mulai terlihat.Bibir dan lidahku terus bermain di
kulit Mbak Nurul yang halus ini dengan penuh nafsu. Betis putih yang
mulus dan ditumbuhi bulu-bulu nan halus ini dalam sekejap basah kuyup
oleh jilatan lidahku dan ciuman bibirku. Nafasku memburu kian liar
sementara ujung kain jubah yang dipakai Mbak Nurul kian tersingkap ke
atas memperlihatkan betis yang putih dan mulus tersebut.
Aku membungkuk menciumi dan menjilati kemulusan betis telanjang ibu muda
aktivis PKS yang berwajah cantik ini, sementara tanganku menyusup di
balik jubahnya kian ke atas mengelus pahanya yang bulat padat tersebut.
Sekujur betis putih Mbak Nurul yang mulus telah basah oleh jilatan dan
ciumanku dengan birahi menggelegak. Ujung jubah biru muda yang dipakai
ibu muda berjilbab pun tersingkap semakin ke atas, terdorong oleh bibir
dan lidahku. Perlahan-lahan sepasang paha putih wanita PKS ini mulai
terlihat bersamaan dengan jilatan dan ciumanku yang mulai merambah paha
Mbak Nurul. Aku makin bernafsu merasakan kemulusan paha putih yang
kencang dan bulat padat tersebut. Nafasku terengah-engah menahan
birahiku sambil terus menciumi sekujur paha Mbak Nurul yang mulus
tersebut. Sepasang paha yang selalu tertutup oleh pakaian panjang
tersebut kini menjadi basah oleh jilatan lidahku yang semakin liar.
Ujung jubah yang dipakai Mbak Nurul kian tersingkap ke atas yang
akhirnya dengan bantuan kedua tanganku, pakaian panjang tersebut aku
singkap hingga pinggang membuat bagian bawah tubuh wanita PKS kini
telanjang.
Aku melotot penuh nafsu melihat pemandangan yang menggiurkan di depanku
ini dan aku nyaris tak percaya. Seorang ibu muda alim berjilbab dan
selalu berpakaian tertutup kini dalam keadaan setangah telanjang.
Perempuan cantik berjilbab aktivis Partai Keadilan Sejahtera yang semula
berpakaian
panjang hingga mata kaki, saat ini pakaian tersebut tersingkap hingga ke
pinggangnya. Bagian atas wanita PKS ini masih nampak rapi dengan jilbab
lebar yang membalut wajahnya, namun paha dan betisnya yang putih mulus
menggiurkan kini telanjang tanpa penutup.
Aku mengakui rumor yang beredar bahwa para wanita berjilbab lebar
seperti Mbak Nurul ini memang mempunyai tubuh yang lebih putih dan lebih
mulus dibanding wanita lainnya. Semula aku mengira kemulusan Mbak Nurul
ini seperti pacarku yang juga berkulit putih , namun saat ini aku
mengakui kalau wanita PKS ini terlihat lebih mulus dan putih dibanding
pacarku. Usai menciumi dan menjilati betis dan paha Mbak Nurul, mataku
tak berkedip memandang tonjolan di tengah selangkangan Mbak Nurul yang
montok membukit. Aku melihat kemaluan aktivis wanita PKS ini masih
tertutup oleh celana dalam krem dengan ketat. Libidoku kian terasa liar
melihat gundukan kemaluan Mbak Nurul yang menonjol menggiurkan. Beberapa
saat lalu, nafsuku telah terangsang melihat gundukan montok di
selangkangan wanita PKS ini saat terlentang namun jubahnya belum
tersingkap. Bahkan saat itu dengan gemasnya aku meremas-remas gundukan
kemaluan yang membukit itu, sehingga jubah tersebut menjadi kusut pada
bagian selangkangan.
Saat ini aku melihat gundukan kemaluan montok tersebut hanya tertutup
oleh celana dalam warna krem yang agak tipis, sehingga belahan bibir
kemaluannya nampak jelas terbayang bahkan kelentit yang menonjol di
antara bibir kemaluan wanita PKS ini terlihat sangat jelas. Bulu-bulu
kemaluannya
yang hitam juga tampak membayang jelas pada celana dalam yang dipakai
Mbak Nurul saat ini. Sungguh sebuah pemandangan yang menakjubkan dan ada
sebuah sensasi sendiri saat aku berhasil melihat bagian vital seorang
wanita aktivis PKS yang cantik seperti Mbak Nurul walaupun masih
tertutup celana dalam. Tanganku memang telah merasakan kekenyalan bukit
kemaluan Mbak Nurul, saat aku remas-remas sebelumnya tetapi ketika
kulihat bentuknya ternyata sangat merangsang birahiku.
Aku memperhatikan wajah Mbak Nurul yang terlentang di depanku ini. Wajah
ayu berbalut jilbab lebar itu tak lagi terlihat linglung seperti
beberpa saat yang lalu. Wajah ibu muda aktivis PKS ini justru
memperlihatkan ekspresi wanita yang tengah terlanda birahi. Aku
menyeringai sejenak sebelum kemudian membenamkan wajahku di tengah
selangkangan Mbak Nurul yang terasa hangat. Hidungku mencium bau
kewanitaan Mbak Nurul yang segar dan wangi, jauh sekali perbedaannya
dibanding bau kewanitaan pacarku. Aku semakin mendekatkan wajahku kearah
bukit kemaluan Mbak Nurul, bahkan hidungku telah menyentuh kelentit
yang tampak tercetak jelas pada celana dalam. Dengan nafas yang
terengah-engah menahan birahi, lidahku terjulur menjilati kelentit yang
menonjol di antara bibir kemaluan wanita PKS ini. Saat lidahku mulai
menyapu kelentit Mbak Nurul di balik celana dalam warna krem itu,
tiba-tiba pinggul wanita PKS ini menggelinjang dibarengi desahan ibu
muda berjilbab ini. “Ahh…ahhhhh..ahhh”desah Mbak Nurul yang membuat
libidoku semakin menggelegak.
Aku semakin bernafsu menjilati dan menciumi bukit kemaluan Mbak Nurul
yang masih tertutup celana dalam. Setiap kali lidahku menyapu permukaan
kemaluan Mbak Nurul atau bibirku menciumnya dengan penuh nafsu, wanita
PKS berkulit putih ini menggelinjang dan mendesah-desah penuh birahi.
Lidah dan bibirku seakan berebut merambah sekujur permukaan bukit
kemaluan Mbak Nurul yang masih tertutup celana dalam, sehingga beberapa
saat kemudian celana dalam yang dipakai wanita PKS ini menjadi basah
kuyup. Celana dalam yang dipakai Mbak Nurul termasuk tipis, sehingga
ketika celana dalam wanita tersebut dalam keadaan basah kuyup oleh
jilatan lidahku, semakin terlihat jelas kemaluan wanita PKS ini. Belahan
bibir kemaluan Mbak Nurul dengan kelentit yang menonjol di tengahnya,
terlihat semakin nampak jelas. Bulu-bulu kemaluan yang tercukur rapi di
bukit kemaluan ibu muda ini juga terlihat semakin jelas. Melihat
pemandangan indah di selangkangan Mbak Nurul, aku menjadi tak sabar
sehingga sedetik kemudian tanganku telah menarik turun celana dalam yang
dipakai wanita cantik aktivis PKS yang alim ini. Sekejap kemudian
celana dalam berwarna krem yang semula menutupi bagian vital Mbak Nurul,
telah teronggok di bawah kakinya. Mataku melotot lebar melihat
selangkangan wanita PKS yang alim ini, kini telanjang tanpa penutup
sehelai benangpun.
“Ouhhhh….Mbak Nurul……”desisku melihat gundukan bukit kemaluan Mbak Nurul
yang kini tak lagi tertutup celana dalam tersebut. Libidoku menggelegak
melihat bagian paling pribadi wanita alim ini.
Aku membandingkan kemaluan Mbak Nurul dengan kemaluan pacarku. Aku
mendapat kemaluan wanita PKS ini jauh lebih merangsang daripada kemaluan
pacarku sendiri. Bibir kemaluan Mbak Nurul terlihat merekah kemerahan
dengan kelentit menonjol kemerahan di tengahnya. Bulu-bulu kemaluan yang
hitam legam tercukur dengan rapi, tampak kontras dengan putihnya bukit
kemaluan wanita PKS ini. Ketika wajahku mendekat kemaluan yang telanjang
tersebut, bau kewanitaan Mbak Nurul yang menyengat tercium di hidungku.
Aku melihat kemaluan Mbak Nurul sudah basah oleh rangsanganku
sebelumnya, bahkan ketika aku menguakkan bibir kemaluan wanita PKS ini
cairan kenikmatan nya jatuh menetes membasahi sprei. Aku menjadi sangat
terangsang melihat hal ini. Dengan bernafsu, aku menghirup dan menjilati
cairan kenikmatan Mbak Nurul yang menetes dari kemaluannya. Lidahku
merasakan asin saat lidahku menjilati cairan kenikmatan Mbak Nurul,
lantas dengan birahi yang kian menggelegak lidahku menyapu kemaluan
telanjang di antara paha wanita alim ini. Aku merasa paha Mbak Nurul
bergetar lembut ketika lidahku mulai menjalar mendekati selangkangan
wanita PKS ini. Mbak Nurul menggeliat kegelian ketika akhirnya lidahku
itu sampai dipinggir bibir kewanitaannya yang telah terasa menebal.
Ujung lidahku menelusuri lepitan-lepitan di situ, menambah basah
segalanya yang memang telah basah itu. Terengah-engah, Mbak Nurul
mencengkeram rambutku dengan satu tangan, perlahan menekan, memaksaku
segera menjilat di daerah yang paling sensitif milik aktivis wanita PKS
ini. Mbak Nurul menggelinjang-gelinjang hebat ketika lidah dan bibirku
menyusuri sekujur kemaluan ibu muda ini. Mulut wanita aktivis PKS ini
mendesah-desah dan merintih-rintih saat bibir kemaluannya aku kuak
lebar-lebar dan lidahku terjulur masuk menjilati bagian dalam
kemaluannya. Bahkan ketika lidahku menyapu kelentit Mbak Nurul yang
telah mengeras itu, aku teruskan dengan menghisapnya lantas mengigitnya
lembut. Mbak Nurul merintih hebat. Tubuhnya mengejang sampai punggungya
melengkung bagaikan busur panah membuat dadanya yang montok membusung.
“Ahhhhh….ahhhhhh….ahhhhh”rintih Mbak Nurul dengan jalangnya disertai
tubuh yang menggelinjang. Kembali kurasakan cairan kenikmatan membasahi
kemaluan wanita aktivis PKS ini yang segera aku hirup dengan mulutku.
Lidah dan bibirku makin liar menjilati di daerah paling pribadi Mbak
Nurul yang kini sudah membengkak kemerahan. Gundukan kemaluan yang putih
kemrah-merahan itu menjadi berjilat-kilat basah dan bulu-bulu kemaluan
wanita PKS yang tercukur rapi pun menjadi basah kuyup oleh jilatan
lidahku. Aku mengunyah-ngunyah kemaluan Mbak Nurul beberapa saat yang
membuat ibu muda berjilbab lebar ini mengerang dan merintih dengan tubuh
menggelinjang jalang. Lidahku menyusuri belahan kemaluan yang telah
membengkak lantas sekujur permukaan kemaluan yang membukit montok hingga
ke sela-sela kedua pahanya, kemudian menyusuri ke bawah hingga ke
belahan pantat yang tampak.
Aku menjadi semakin gemas melihat belahan pantat Mbak Nurul yang
terlihat sebagian, sehingga dengan bernafsu aku membalikkan tubuh wanita
PKS yang terlentang menjadi tengkurap. Mataku melotot liar melihat
pemandangan indah setelah Mbak Nurul tengkurap. Pantat wanita PKS yang
montok dan telanjang tampak menggunung menggiurkan. Nafasku terengah
penuh birahi memandang kemontokan pantat bundar Mbak Nurul yang putih
mulus itu. Ingatanku melayang saat aku melakukan pelecehan seksual
terhadap wanita PKS ini di bus kota.
Saat itu penisku yang tegang dan masih dalam celanaku aku gesek-gesekkan
pada belahan pantat Mbak Nurul yang saat itu juga masih tertutup jubah
panjang. Aku tidak menduga kalau saat ini, pantat wanita PKS yang montok
itu dapat aku nikmati tanpa penutup sehelai benangpun. Birahiku kian
menggelegak liar melihat pantat Mbak Nurul yang montok dan padat. Dengan
gemas aku meremas-remas bukit pantatnya dengan tanganku lantas aku
mendekatkan wajahku pada belahan pantat wanita PKS ini. Lidahku terjulur
menyentuh belahan pantatnya kemudian dengan bernafsu aku mulai
menjilati belahan pantatnya yang putih mulus tersebut. Mbak Nurul
mendesah-desah dengan tubuh menggelinjang menahan birahinya, saat
lidahku menyusuri belahan pantatnya hingga belahan kemaluannya yang
kemerahan. Belahan pantat mulus Mbak Nurul yang putih dalam sekejap
menjadi basah berkilat oleh jilatan lidahku.
Kemudian bibir dan lidahku secara bergantian menyusuri sekujur pantatnya
yang menggunung indah bahkan dengan gemas aku mengunyah pantat montok
wanita PKS ini. Tanganku juga menguak belahan pantat ibu muda ini dan
selanjutnya lidahku menyapu daerah anus dan sekitarnya yang membuat Mbak
Nurul mengerang penuh birahi. Puas menikmati pantat Mbak Nurul yang
montok, aku kembali menelentangkan ibu muda berjilbab lebar ini. Mataku
terarah pada sepasang payudara montoknya yang masih tersembunyi di balik
jilbab dan jubah yang dipakai Mbak Nurul. Tanganku meraih jilbab lebar
tersebut lantat menyingkapan hingga ke lehernya, kemudian dengan lincah
jari-jari tanganku membuka kancing jubah yang dipakai Mbak Nurul.
Perlahan kemudian kulit mulus Mbak Nurul yang mulus terlihat dan ketika
kancing jubah yang hanya sampai atas perutnya terbuka seluruhnya,
tanganku merogoh ke balik jubahnya lantas menarik sepasang payudara Mbak
Nurul.
Akhirnya sepasang payudara wanita PKS yang semula tersembunyi di balik
BH, tersembul keluar dengan puting susunya yang telah tegak mengeras.
Buah dada Mbak Nurul nampak sangat montok dan indah. Buah dada yang
putih mulus dengan puting susu yang kemerahan membuatku tak sabar untuk
mengunyahnya. Sedetik kemudian, payudara wanita PKS ini telah berada
dalam mulutku yang menngunyah-ngunyahnya dengan nafsu secara bergantian.
Puting susu yang telah tegak mengeras aku hisap dan aku gigit-gigit
membuat Mbak Nurul terpekik kecil menahan kenikmatan birahinya. Payudara
Mbak Nurul yang putih mulus itu dalam sekejap basah dan penuh dengan
bilur-bilur kemerahan bekas kunyahanku.
Aku sudah tak tahan menahan nafsuku. Jilbab lebar yang dikenakan Mbak
Nurul aku lepaskan sehingga tergerai rambutnya yang hitam legam. Aku
terpesona melihat kecantikan Mbak Nurul yang tidak lagi berjilbab
tersebut. Wajah cantik wanita PKS ini semakin menawan dengan rambut
hitam yang panjang ikal mayang membuat hatiku bergetar. Puas menikmati
kecantikan PKS ini aku melucuti jubah biru yang dikenakan Mbak Nurul
kemudian disusul sisa pakaian dalam yang masih melekat di tubuh ibu muda
ini. Akhirnya tubuh wanita aktivis PKS yang semula tertutup rapat
dengan jilbab lebar serta jubah panjangnya, saat ini telanjang bulat
tanpa sehelai benangpun di tubuhnya.
Aku tidak menyangka kalau saat ini aku berhasil menelanjangi wanita PKS
yang tampak alim ini dengan jilbab dan pakaian yang tertutup rapat.
Birahiku sudah menggelegak di ubun-ubun dengan penis yang tegang
mengeras. Aku melihat ibu muda aktivis PKS ini mempunyai tubuh yang
indah dan terlihat masih kencang walaupun dia sudah punya anak tiga. Aku
menyusuri keindahan tubuh telanjang wanita PKS ini dari ujung rambut
hingga ke kakinya.Kemudian mataku kembali menatap kemaluan Mbak Nurul
yang indah itu, tangaku kembali terulur menjamah bagian kewanitaan
wanita alim yang telanjang ini.
Aku merasakan kewanitaan Val berdenyut liar, bagai memiliki kehidupan
tersendiri. Warnanya yang merah basah, kontras sekali dengan
rambut-rambut hitam di sekitarnya, dan dengan tubuhnya yang putih
seperti pualam. Dari jarak yang sangat dekat, aku dapat melihat betapa
liang kewanitaan aktivis wanita PKS ini membuka-menutup dan
dinding-dindingnya berdenyut-denyut, sepertinya jantung Mbak Nurul telah
pindah ke bawah. Aku juga bisa melihat betapa otot-otot dipangkal paha
Mbak Nurul menegang seperti sedang menahan sakit. Kedua kakinya
terentang dan sejenak kaku sebelum akhirnya melonjak-lonjak tak
terkendali. Begitu hebat puncak birahi melanda Val, sampai dua menit
lamanya perempuan yang menggairahkan ini bagai sedang dilanda ayan. Ia
menjerit, lalu mengerang, lalu menggumam, lalu hanya terengah-engah. Aku
kembali berdiri, dan segera melepas seluruh kain yang melekat di
tubuhku termasuk celana dalamku. Batang kejantananku segera terlihat
tegak bergerak-gerak seirama jantungku yang berdegup keras. Mbak Nurul
masih menggeliat-geliat dengan mata terpejam, menampakkan pemandangan
sangat seksi di atas ranjang kamar adik iparnya ini.
Tangan aktivis wanita PKS ini mencengkram sprei bagai menahan sakit,
kedua pahanya yang indah terbuka lebar, kepalanya mendongak menampakkan
leher yang mulus menggairahkan, rambut hitamnya terurai bagai membingkai
wajahnya yang sedang berkonsentrasi menikmati puncak birahi.
Aku menempatkan dirinya di antara kedua kaki Mbak Nurul, lalu mengangkat
kedua paha wanita PKS ini, membuat kewanitaannya semakin terbuka. Tanpa
aku duga sama sekali, tiba-tiba tangan Mbak Nurul meraih penisku dan
segera menuntun batang kejantananku memasuki gerbang kewanitaannya. Tak
sabar, wanita PKS ini menjepit pinggangku dengan kedua kakinya, membuat
tubuhku terhuyung ke depan, dan dengan cepat penisku yang tegang segera
melesak ke dalam tubuh Mbak Nurul melalui liang kemaluannya. Bagiku,
rasanya seperti memasuki cengkraman licin yang panas berdenyut. Akupun
segera melakukan tugasku dengan baik, mendorong, menarik kejantananku
dengan cepat. Gerakanku begitu ganas dan liar, seperti hendak
meluluh-lantakkan tubuh putih Mbak Nurul yang sedang menggeliat-geliat
kegelian itu. Tak kenal ampun, batang penisku menerjang-nerjang,
menerobos dalam sekali sampai ke dinding belakang yang sedang
berkontraksi menyambut orgasme. Wanita alim aktivis PKS ini merintih dan
mengerang penuh kenikmatan.
Aku mengerahkan seluruh tenaganya menyetubuhi wanita PKS yang alim ini.
Otot-otot bahu dan lenganku terasa menegang dan terlihat berkilat-kilat
karena keringat. Pinggangku bergerak cepat dan kuat bagai piston
mesin-mesin di pabrik. Suara berkecipak terdengar setiap kali tubuhnya
membentur tubuh Mbak Nurul, di sela-sela derit ranjang yang bergoyang
sangat keras. Mbak Nurul merintih dan mengerang begitu jalang merasakan
kenikmatan yang ganas dan liar. Seluruh tubuhnya terasa dilanda
kegelian, kegatalan yang membuat otot-otot menegang. Kewanitaannya
terasa kenyal menggeliat-geliat, mendatangkan kenikmatan yang tak
terlukiskan. Dengan mata terus terpejam, Mbak Nurul mengerang dan
merintih penyerahan sekaligus pengesahan atas datangnya puncak birahi
yang tak terperi. Aku merasakan batang kejantananku bagai sedang dipilin
dan dihisap oleh sebuah mulut yang amat kuat sedotannya. Aku tak mampu
menahan lagi, Kenikmatan yang kudapatkan dari jepitan kemaluan wanit
alim ini tidak mungkin aku lukiskan.
Dengan geraman liar aku memuncratkan seluruh isi penisku dalam liang
vagian Mbak Nurul, bercipratan membanjiri seluruh rongga kewanitaan
wanita PKS yang juga sedang megap-megap dilanda orgasme sepertiku. Mbak
Nurul mengerang merasakan siraman birahi panas dari ujung penisku dalam
dasar kemaluannnya. Aku merasakan jepitan Mbak Nurul kian ketat
berdenyut-denyut pada batang penisku dan cairan kewanitaan wanita alim
ini terasa mengguyur batang penisku datang bergelombang. Aku menggeram
liar disusul Mbak Nurul yang mengerang dan mengerang lagi, sebelum
akhirnya terjerembab dengan tubuh bagai lumat di atas kasur.
Aku menyusul roboh menimpa tubuh putih Mbak Nurul yang licin oleh
keringat itu. Nafasku tersengal-sengal ditingkahi nafas Mbak Nurul yang
juga terengah bagai perenang yang baru saja menyelesaikan pertandingan
di kolam renang. Tubuhku lunglai di atas tubuh telanjang Mbak Nurul yang
juga lemas.
“Oh, nikmat sekali. Betul-betul ganas…” kata Mbak Nurul akhirnya,
setelah ia berhasil mengendalikan nafasnya yang memburu. Matanya
terpejam dengan senyum yang tersungging di bibirnya. Aku Cuma menggumam,
menenggelamkan kepalaku di antara dua payudara Mbak Nurul yang besar
dan lembut.Aku melihat Mbak Nurul masih terpengaruh oleh sihir gendam
yang aku gunakan, walaupun wanita PKS ini telah aku setubuhi.
0 komentar:
Posting Komentar