Label

Label

Cerita Dewasa Ibu tiriku,yang MenginginkanKu

Perkenalkan namaku Riko,16 tahun yang lalu ayahku memberikan nama itu kepadaku,namun sayangnya kini ayahku sudah tak bersamaku lagi,begitupun ibuku. Ketika ibu melahirkanku ,ibu mengalami pendarahan yang hebat,yang membuat ibuku harus cepat meninggalkanku. Ayahku bernama Rian ,3 bulan yang lalu ayah meninggal dunia,ayah meninggal karena terkena serangan jantung saat berolahraga. Ayah meninggalkanku dan ibu tiriku yang bernama Santi . setelah bertahun tahun ibuku meninggal dunia,ayah kembali menikahi seorang janda muda,yaitu ibu tiriku. Ayahku menikah diumur 38 tahun,meskipun sudah tak lagi muda,ayahku masih tetap menjadi bahan obrolan wanita wanita,karena ayahku seorang perwira tentara yang mempunyai wajah tampan sepertiku. Dan akhirnya ayah menikahi ibu santi,seorang janda muda yang belum memiliki anak,ibu tiriku ini seorang guru sekolah dasar,umurnya baru menginjak 27 tahun. Aku tak tau mengapa ibu santi bisa menjanda,karena bu santi sangatlah cantik dan anggun. Kini ibu santi menjadi ibu tiriku,namun hanya 6 bulan ibu tiriku ini bisa bersama ayah. Ibu tiriku sangat terpukul atas kepergian ayah,karena ibuku ini sangat menyayangi ayah,bukan hanya itu,ibu sekarang sedang mengandung anak ayahku. Kandungan ibu baru menginjak 5 bulan,aku sangat kasihan kepada anak yang ibu kandung karena tidak akan melihat ayahnya ketika lahir nanti,namun ibu tegar menghadapi semua ini,kini ibu hanya tinggal bersamaku,
“bu?”
aku terbangun dipagi hari itudan berjalan menuju dapur,dan melihat ibu sedang memasak nasi goring,
“iya ko?” jawab ibu yang sedang menggoreng nasi,ibu memanggilku iko.
“ibu engga kerja?apa engga ada jam mengajar?” kataku cuek pada ibu,
“engga kok iko,ibu sekarang mau ke dr.kandungan,ibu mau ngecek kandungan ibu” jawab ibu dengan senyuman kearahku,
“ibu mau ke dr.kandungan sama siapa?” kataku sambil mengambil gelas di meja makan,
“ibu minta antar kamu aja ya iko,kamu jgn sekolah hari ini, Gapapa kan sayang?” ibu menyodorkan sepiring nasi goreng kepadaku,
“baiklah bu,jam berapa bu?” aku mulai memakan nasi yang sangat enak itu dengan lahap,
“jam 10 aja nak,iko ga ada ulangankan?” Tanya ibu yang duduk disampingku,
“engga kok bu”kataku sambil mengunyah nasi goreng,lalu ibu pergi meninggalakanku.

Jujur saja aku menyukai ibu tiriku ini,karena ibu yang sangat sayang kepadaku,bukan hanya itu,ibupun sangat cantik dan memiliki tubuh seksi,meskipun ibu sedang hamil,ibu tetap saja cantik dan anggun. Aku selalu membayangkan ibu jika sedang onani,perasaanku sangat ingin memiliki ibu dan menggantikan ayah disisi ibu.
Setelah selesai sarapan,aku bergegas mandi,namun ketika didepan pintu kamar mandi,aku mendengar ibu sedang mandi,aku iseng ingin melihat ibu,namun ketika aku ingin melihat dari celah pintu,aku terpeleset sehingga tubhuku jatuh kepintu kamar mandi dan. Brakkkk …pintu kamar mandi terbuka
“iko apa yang kamu lakukan?” ibu terlihat sangat panik,dan langsung mencari handuk di balik pintu,
“aduuhhh… maaf bu tadi di depan pintu licin jadi jatuh kedalam kamar mandi”aku mencoba bangkit dan berdiri,
“yahhh…ketahuan! Kamu mengintip ibu kan?” hardik ibu yang sedang melilitkan handuknya dibadannya yang molek itu,
“heeee..anu buuu…” ibu menutup mulutku dengan tangan nya,
“sudahh iko,ibu tau kok kalau kamu suka mengintip ibu” kata ibu yang menatap mataku,dan melepaskan tangannya dari mulutku
“aaa….apa bu?!” aku sangat terkejut atas ucapan ibu,aku sangat malu kepada ibu
“kamu juju aja sayang,ibu ga marah kok!”ibu tersenyum kepadaku,
“ben..ar,ii…bu engga marah kep..ada iko?” kataku sambil terbata bata,
“kenapa ibu harus marah?” ibu menarik tanganku untuk keluar dari kamar mandi,
“bu… maafin iko ya bu? Iko udah kurang ajar sama ibu” aku menghentikan langkah ibu,namun ibu hnay tersenyum kepadaku,kembali ibu menrik tanganku,seolah mengajakku. Akhirnya ibu berhenti menarikku,kini aku sedang di kamar ibu,
“iko,ibu mau nanya sama kamu,tapi kamu jawab yang jujur ya?” kata ibu sambil cengengesan,
“ibu mau nanya apa?” aku sangat bingung dengan tingkah ibu tiriku ini,
“apa benar kamu suka onani sambil membayangkan ibu?” katanya sambil menarikku untuk duduk di tempat tidur ibu,
“aaaaa…..enggg..engga kok bu” aku terkejut dan malu,mengapa ibu tau tentang itu,aku berbicara dalam hati.
“kamu engga jujur sama ibu!” ibu merayuku dengan lembut,agar aku jujur sama ibu
“iii,,,,yaaaa bu iko suka onani membayangkan ibu” aku tertunduk dan malu berbicara itu kepada ibu,
“sayanggg,,,kamu jangan nunduk gitu dong! Kamu ga usah malu sama ibu” ibu mencoba menanggahkanku,
“kenapa kamu membayangkan ibu sayanggg?” lanjut ibu saat aku mulai melihat ibu,
“aku suka sama ibu” aku sangat malu dan takut dimarahi ibu,kembali aku menunduk,
“suka apanya iko” ibu bangkit dari tempat tidur nya dan melepaskan handuknya,
“apa iko suka sama tubuh ibu?” lanjut ibuku sambil memperlihatkan tubuhnya didepanku,
Aku hanya terdiam dan menunduk karena takut ibu marah,namun ibu langsung mencium pipi kananku,dan berbisik,
“kamu suka tubuh ibu sayangggg?”,
“i…iya bu” aku masih terbata bata kepada ibu,
“coba kamu lihat ibu sayanggg!” ibu menjauhi tubuhku,aku langsung melihattubuh ibu yang begitu putih,mulus dan indah,perut ibu yang membuncit membuat ibu makin cantik,
“sayangggg ibu sudah lama menginginkan kamu,ibu kesepian tanpa ayahmu!” ibu berbicara didepanku tanpa baju sehelaipun,dan ibupun langsung menghampiriku yang sedang duduk ditempat tidur dan mencium bibirku,
“hemmmm…ummmm” ibu menghisap bibirku,aku hanya terdiam seolah tak percaya,ibu yang baik,berpendidikan,berwibawa dan anggun ini ternyata sangat agresif. Ibu melepaskan lumatannya dari bibirku,
“sayanggg apa kamu belum pernah ciuman? Kenapa egga balas ciuman ibu?”kata ibu sambil mengelus pipiku. Aku melihat susu ibu yang menggelantung indah didepan mataku,
“pe…pernah kok bu!” aku hanya terpaku,dan diam dihadapan ibu,
“kamu mau susu ibu sayangggg?” ibu tersenyum nakal melihatku,mungkin saat aku melihat susu ibu,ibu menyadari prilaku mataku,
“mmm…aaauuu bu, iko belum pernah merasakan asi”kataku sambil melihat susu ibu yang putih mulus itu. Tanpa basa basi,ibu menyodorkan susu nya kemulutku,aku tak mau menyianyiakan semua ini dan mengenyot susu ibu. Dan…serrrr… asi keluar dari susu ibu,aku sempat kaget,karena rasa asi yang hambar menurutku,
“ayoooo sayangg ahh,,,,hisap yang kuat” ibu terus menekan susu nya kemulutku,
“sayang… nghhh… maukah kamu mengisi kesepian ibu?” kata ibu yang berhenti menekan susunya itu,
“maaaa…mauuuu bu” aku melepaskan puting susu ibu yang telah mengeras itu,
“heheh.. bagus sayangggg, mulai sekarang ibu milik kamu” ibu memelukku dan perut buncitnya mengenai dadaku yang sudah membara. Aku bingung apa yang harus aku lakukan,
“sayangggg,,, ibu mau kamu mencium bibir ibu!” perintah ibu yang matanya menatap penuh harapan,tanpa canggung lagi aku mulai mendekati dan melumat bibir ibu yang tipis itu,
“cupppp…hemmmm” aku hanya bisa mendesah,karena tangan ibu yang mulai nakal merba celanaku,kontolku yang sudah tegang dari tadi,kini ada dalam rabaan ibu,aku melepaskan bibir ibu,
“sayanggg ibu pengen lihat kontol kamu” ibu berbisik disebelah kanan kupingku,aku seolah tak percaya dengan ucapan ibuyang koor itu,
“aku malu bu” ketusku kepada ibu sambil menatap wajah cantik ibu,
“kenapa harus malu iko sayang?ayooo…ibu bukain ya?” ibu mulia turun dari tempat tidurnya,dan mulai membukakan celana pendekku, perasaanku sangat tegang dan gugup,dan Tuinggg…. Kontolku seolah tak terbendung lagi oleh celana dalamku,
“ohhh sayangggg….” Ibu sangat terkejut dengan kontolku,ibu menaapku dan tersenyum kepadaku,
“kenapa bu?” aku melihat ibu yang sedang melihat kontolku tanpa sehelai kainpun,
“kontol iko ternyata gede juga,meskipun engga terlalu panjang” kata ibu yang terus menatap kontolku,tanpa diduga duga,ibu memasukan kontolku kedalam mulutnya,
“ploppp…hemm..ummmm” ibu menggulum kontolku,seolah makanan yang sedang ibu nikmati,
“buuuu……ahh bu” aku merasakan geli luar biasa di area kepala kontolku,dan akhirnya aku tak mampu menahan air maniku yang keluar begitu saja,
“aduhhh sayangggg” ibu kaget dengan air maniku yang begitu mendadak menyemprot mulutnya,
“maaf bu,,,iko ga nahan sama hisapan mulut ibu” aku malu dan menundukan kepalaku,lalu ibu bangkit dan mengeluarkan maniku dari mulutnya,ibu mengambil tisu dilemari nya dan memuntahkan maniku kedalam tissue itu,
“gapapa kok sayanggg,,,lagian kamu masih pertama kali,pasti kaya gini” ibu tersenyum kepadaku,sambil mengelap bibirnya,
“sayanggg kamu belum pernah kan main sama wanita?” Tanya ibu yang berdiri dihadapanku,
“bbeee..belum kok bu,iko bernai bersumpah sama ibu”kataku yang memberanikan untuk tegas kepada ibu,
“baguslahhh sayanggg,,,,ini akan menjadikan pengalaman yang sangat menarik untukmu” ibu kembali menghampiriku,
“sayangggg lakukan lah yang iko mau kepada ibu,,,seperti dalam khayalan iko.seperti iko sedang menonton video porno…!” kini ibu duduk di sampingku,dan memainkan kontolku yang mulai kembali tegang,
“baiklah bu,jika ibu yang menginginkan nya!” kini aku mulai berani dan tak canggung lagi terhadap ibu, aku langsung membaringkan tubuh ibu secara perlahan,dan tanpa perlawanan ibu,
“ayooo sayangggg..lakukan yang iko mau” kata ibu di saat aku mulai membaringkan tubuh ibu,langsung saja aku melumat bibir ibu dan mengelus susu ibu,
“cup…hemmm.. bu aku sangat nafsu melihat ibu” ketusku disela sela saat berciuman bersama ibu,
“hemmmm…. Lakukan sayangggg” ibu tersenyum lepas melihatku,tanganku mengelus perut ibu yang sedang buncit itu,
“ibuuu seksi,,meskipun ibu lagi buncit gini” aku tersenyum kepada ibu
“apa iko suka dengan perut buncit ibu?” Tanya ibu,
“iko suka wanita hamil bu” aku berkata jujur kepada ibu,
“benarkah sayanggg? Kenapa suka wanita hamil?” ibu kembali bertanya,
“habisnya,wanita hamil semakin seksi bu, badannya semakin berisi, apa lagi ini nya” kataku sambil mengelus susu ibu,
“hehehe kamu ini ada ada saja iko,,, ayo sayang buka semua pakaianmu,,, ibu akan mengajarkanmu ngentot” ujar ibu yang mulai dilanda nafsunya,dan akupun langsung membuka semua pakaian yang menerap ditubuhku,
“buuu … lihat kontolku,kontol ini akan masuk kedalam memek ibu” kata kata jorokku keluar dari muluku tanpa seolah takut dan canggung mengungkapkannya,
“waaahhhh…wahhh.. ternya mulut iko sangat nakal yahhhh” ibu tertawa mendengar perkataanku,
“buuu bolehkah aku melihat memek ibu dan menjilat itil ibu?” aku memberanikan diri kepada ibuyang sedang berbaring didepanku,
“silahkan iko sayanggggg…. Jilat memek ibu,hisap itil ibu” ibu tersenyum kepadaku dan membukakan kedua pahanya, tanpa rasa malu lagi aku langsung mendekati memek ibu dan melahap memeknya,
“ahhhh sayangggg hisap yang kuat memek ibu aaahhh” ibu mulai mendesah tak karuan. Aku terus menghisapnya dan memainkan itil ibu dengan lidahku
“ahhhh ikoo sayang… enak sekali hisapanmu dan lidahmu di memek ibu .. ahh” erang ibu. Setelah beberapa menit, aku mulai tak tahan ingin merasakan lubang hangat wanita hamil ini,akupun bangkit dari kedua paha ibu,
“buuu… iko ga nahan pengen masukin kontol iko kedalam memek ibu” aku berdiri sambil memegang kontolku,
“hemmm… silahkan iko sayanggg…. Masukan kontol iko dalam memek ibu,,,cepat sayannnggg” ujar ibu,
“bu kalau iko keluar duluan gapapa ya?” tanyaku kepada ibu yang sudah dilanda nafsu itu,
“he…hee gapapa iko, ibu tau kok kalau kamu baru pertama kali,,, cepat sayang paha ibu udah membuka nih” ibu seolah tak tahan melihat kebesaran kontolku ini,akupun mengambil posisi untuk memasukan kontolku. Aku mencoba memasukannya,namun tetap gagal,
“he heee.. sayanggggg ayo coba kamu pegang kontolmu,dan hentakan ke memek ibu”ujar ibu. Dengan tanganku yang memegang batang kontol,dan akhirnya satu hentakan yang agak kuat. BLessss ,kontolku masuk dalam memek ibu,
“ohhhhhh sayanggggggg” lenguh ibu,
“maaf bu,,, apa tertalu kencanggg?” aku mulai khawatir kepada ibu, namun ibu hanya menggeleng dan tersenyum kepadaku,
“ayooo sayanggg…. Lakukakn seperti di film film… genjot lubang memek ibu,,,,”ujar ibu,
“hemmm baik bu,,,” aku mulai menghayun kontolku dalam memek ibu,
“ahhh ikooo.. kontolmu gede bangett,, lebarnya kontolmu sayanggg….” Lenguh ibu saat aku menghayun kontolku, dan terdengar ketiak pahaku beradu dengan paha ibu (plokk..plokkkk “sfx)
“buuuu ,,, nggghhhh,,, ibu semakin mengairahkan,,, perut ibu seksi buuu (plokkk..polkkk”sfx)” lenguhku kepada ibu,
“kamu suka sayanggg… ngghhhh… kamu suka ibu hamil seperti ini?” Tanya ibu dalam lenguhan kenikmatannya (plokkk…plokkkkk”sfx)
“iiii…iyyaaa bu.. aku suka ibu saat hamil,,,, buuu elus perut ibu,,, mainkan susu ibu” pintaku pada ibu,
“ngghhhhhh … baik sayang… ibu lakukan untukmu” ibu mulai memainkan susu nya dengan tangan kanan dan mengelus perutnya dengan tangan kiri,
“ngghhhh… bu iko ngga nahan buuuu” genjotanku semakin cepat dan semakin ngilu,
“nnghhhhhhh .. sayang keluarkan didalm memek ibu… bayi ibu butuh air mani mu sayangggg” ujar ibu yang mengelus ngelus perut nya, dan memainkan susunya,
“baikkk bu… iko udah mau keluar buuuu…” aku ingin sekali melumat bibir ibu,
“buuu aku ingin mencium ibuuu…nghhh” lanjutku dan mendekat kebadan ibu,
“ngggghhh sayanggg sini… jangan tindih ibu ya ikooo” kata ibu,
“nggghhh baik bu … aku ingin keluar saat berciuman bersama ibu” aku terus menggenjot lubang ibu dan mendekati bibir ibu, beberapa menit kemudian aku mulai diujung, dan akhirnya… (CRootttttt…..crottt…crotttt… “sfx”)
“ahhh buuuu terima air mani ikooooo” aku masih menggenjot memek ibu walau kontolku mulai sakit dan ngilu,
“nnggghhh ibu terima iko sayanngggg… keluarakn yang banyak sayangggku ohhhh… ibu keluar koooooo” teriak ibu dan menghisap kuat bibirku,
“buuuuu…. Aku cinta ibu,,, aku suka ibu sedang hamilllll” kataku disela sela maniku dan cairan ibu bersatu, aku memegang paha ibu dan mengelus mesra perut ibu,
“hahhhh… heee… ibu juga cinta sama iko… ibu suka kalau iko suka ibu hamil kaya gini” ujuar ibu yang terengah enggah, lalu ibu melumat bibirku dengan lembut,
“hemmmm…cleppp…” aku melepaskan lumatan ibu,
“buuu … ke D.r kandungan nya jadi?” tanyaku kepada ibu sambil bangkit dari tubuh ibu,
“heee terserah ikooo ajaaaa…. Ibu mau sama iko terus” ibu mengelus perutnya dan tersenyum kepadaku,
“heheeee… kalau gitu main lagi yu ibu sayanggg?” kataku yang penuh nafsu melihat ibu yang sedang hamil ini, mengelus perutnya yang putih mulus itu,
“waaahhhh.. rupanaya anak ibu mulai ketagihan memek ibu hamil yaaaa” ibu tertawa kecil,
“heee… tapi lebih baik ibu ke D.r kandungan dulu aja takut ada apa apa sayangggg” lanjut ibu dan mulai duduk di depanku,
“baikalah… ibuku sayanggggg” ujarku,
“sanaaaaa mandi sayanggg…. Bersih bersih dulu” suruh mama kepadaku,
“heee mama ga akan ikut mandi?” aku berharap mama ikut mandi bersamaku,
“ahhh nanti nya mama ga bakalan mandi sayangggg kalau bareng sama kamuuuu” mama tertawa kecil melihatku,
“baiklahhh ibu aku mandi dulu” aku melumat bibir ibu dan mengenlus perut buncit ibu sebelum pergi meninggalkan ibu.


CERITA DEWASA Perkosaan yang fantastis

Suatu saat suamiku harus meneruskan S2nya ke luar negeri untuk tugas perusahaan. Aku mengantar kepergian suamiku sampai di bandara. Demikian sejak itu, aku harus membiasakan hidupnya dengan jadwal tugas suamiku, suatu hari menjelang sore hari, setelah menyediakan makan malam di atas meja, yang pada saat ini harus disiapkan sendiri, sebab pembantuku sedang pulang kampung, karena mendadak ada keluarga dekatnya di kampung yang sakit berat. John teman suamiku orang Italy pada waktu mereka sekolah di Inggris bersama, sedang mendapat tugas di Indonesia sementara ini tinggal dirumah. Telah hampir satu bulan John tinggal bersama kami, istrinya tetap berada di Italy. Seperti biasanya setelah selesai makan bersama, aku kembali kekamar dan karena udara diluar terasa panas aku ingin mengambil shower lalu aku mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi untuk berpancur. Letak kamar mandi nyambung dengan kamar tidurnya. Setelah selesai mandi, aku mengeringkan tubuhku dan dengan hanya membungkus tubuhku dengan handuk mandi, aku membuka pintu kamar mandi dan masuk ke dalam kamar tidurku. Disudut seberang kamar tidur yang tidak tertutup pintunya terlihat John sedang santai dikamarnya, rupanya dia telah selesai makan dan masuk ke kamarnya untuk nonton tv memang dia lebih senang di dalam kamar yang lantainya dilapisi karpet tebal dan udaranya dingin oleh AC.

Dengan masih dililit handuk, aku duduk di depan meja rias untuk mengeringkan dan bersisir rambut. Pada saat itu John kulihat dari cerminku mendadak bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mondar mandir di dalam ruangan kamarnya, terlihat malam ini John agak gelisah, tidak seperti biasa yang selalu menutup pintu kamarnya, malam ini dia mondar mandir dan sekali-sekali matanya yang biru kecoklatan melihat ke arahku yang sedang duduk menyisir rambutku. Melihat John seperti itu, aku bangkit berdiri dan berjalan menuju pintu untuk menutup pintu kamarku, aku sempat melihat John tersenyum padaku sambil berkata, "Hai Ratna kau cantik sekali malam ini..!" Tiba tiba John langsung berdiri melintas kamarnya, tanpa aba-aba salah satu kakinya menahan pintu kamarku lalu tangannya yang kekar mencoba menggapai pinggangku, tercium olehku bau alkohol dari mulutnya rupanya John baru saja minum whisky, "..John sadar.. aku Ratna istri temanmu..!" John bisa bicara Indonesia, aku mencoba berbalik dan karena eratnya pegangannya di pinggangku, aku terhuyung-huyung dan aku jatuh telentang di lantai yang dilapisi karpet tebal. Kedua kakiku terpentang lebar, sehingga handuk yang tadinya menutupi bagian bawahku tersingkap, yang mengakibatkan bagian bawahku terbuka polos terlihat bagian pahaku yang putih mulus masih agak basah karena belum sempat kering dengan betul. Rupanya minuman keras sangat mempengaruhi pikiran John yang sudah begitu lama tidak kencan dengan wanita, John dengan cepat berjalan ke arahku yang sedang telentang di lantai dan sekarang jongkok diantara kedua kakiku yang terbuka lebar itu. Dengan cepat kepalanya telah berada diantara pangkal pahaku dan tiba-tiba terasa lidahnya yang kasar dan basah itu mulai menjilati pahaku, hal ini menimbulkan perasaan yang sangat geli. Aku mencoba menarik badannya ke atas untuk menghindari serbuannya pada pahaku, akan tetapi tangannya begitu kekar tubuhnya terlihat besar dan atletis menahan tubuhku.

John menunjukan matanya yang jalang, yang membuat aku ketakutan sehingga badanku terdiam dengan kaku. Kedua matanya melotot dengan buas melihat ke arah selangkanganku, kepalanya berada diantara kedua pahaku. Jilatannya makin naik ke atas dan tiba-tiba badanku menjadi kejang ketika bibir John itu terasa menyentuh pinggir dari belahan bibir kemaluanku dari bawah terus naik ke atas dan akhirnya badanku terasa meriang ketika lidah John yang besar basah dan kasar itu menyentuh klitorisku dan menggesek dengan suatu jilatan yang panjang, yang membuat aku terasa terbang melayang-layang bagaikan layang-layang putus ditiup angin."Aduuuhh!" tak terasa keluar keluhan panjang dari mulutku. Tubuhku terus bergetar-getar seperti orang kena setrum dan mataku terbeliak melihat kearah lidah John yang bolak balik menyapu belahan bibir kemaluanku dan dengan tanpa kusadari kedua pahaku makin kubuka lebar, memberikan peluang yang makin besar pada lidah John bermain-main pada belahan kemaluanku. Dengan tak dapat ditahan lagi, cairan pelumas mulai membanjiri keluar dari dalam kemaluanku dan dari cairan ini makin membuat John makin giat memainkan lidahnya terus menyapu dari bawah ke atas, mulai dari permukaan lubang anusku naik terus menyapu belahan bibir vaginaku sampai pada puncaknya yaitu pada klitorisku. Ohhh... dengan cepat vaginaku menjadi basah kuyup oleh cairan nafsu yang keluar terus menerus dari dalam vaginaku. Sejenak aku seakan-akan lupa diri, terbawa oleh nafsu birahi yang melanda.akan tetapi pada saat berikut aku baru sadar akan situasi yang menimpaku."Aduuuhh benar-benar gila ini, aku terbuai oleh nafsu karena sentuhan seorang laki laki asing.. aaahh.. tidak.. tidak bisa ini terjadi!", dengan cepat aku menarik tubuhku dan mencoba bergulir membalik badan untuk bisa meloloskan diri dari John.

Dengan membalik badan, sekarang aku merangkak dengan kedua tangan dan lutut dan rupanya ini suatu gerakan yang salah yang berakibat sangat sangat fatal bagiku karena dengan tiba-tiba terasa sesuatu tenaga yang besar menahan pinggangku dan ketika masih dalam keadaan merangkak itu aku menoleh kepalaku ke belakang, terlihat John dengan kedua tangannya merangkul pinggangku dan kepalanya mendekap punggungku tangannya mencoba menarik handuk yang hanya tinggal separoh melilit badanku, badannya yang berat itu menekan tubuhku. Aku mencoba merangkak maju dan berpegang pada tepi tempat tidur untuk mencoba berdiri, akan tetapi tiba-tiba John menekan badannya yang beratnya hampir 80 Kg itu sehingga posisiku yang sudah setengah berlutut, karena beratnya badan John, akhirnya aku tersungkur ke tempat tidur dengan posisi berlutut di pinggir tempat tidur dan separuh badan tertelungkup di atas tempat tidur, di mana badan John menidih badanku. Kedua kaki John berlutut sambil bertumpu di lantai diantara kedua pahaku yang agak terkangkang dan karena posisi badanku yang tertelungkup itu, akhirnya handuk yang setengah melilit dan menutupi badanku lepas, sehingga seluruh tubuhku terbuka dengan lebar. Terdengar John mendesah melihat pinggangku yang ramping serta bongkahan pantatku yang bulat menonjol "..Oh..Ratna tak kusangka kau begitu sexy..!" Tubuh John makin dirapatkan ketubuhku, sehingga terasa pantatku tergesek oleh kedua pahanya yang besar dan berbulu.

Dalam usaha merenggangkan kedua kakiku, tangan John bergerak-gerak diselangkanganku dan tanpa dapat dihindari bagian bawah vaginaku tergesek-gesek oleh jari jarinya yang besar besar itu. "Ouch..!..stop John..!" Aku mencoba menyadarinya, kedua tanganku tidak dapat digerakkan karena terhimpit diantara badanku sendiri .Tiba-tiba aku merasakan ada suatu benda kenyal, bulat panas terhimpit pada belahan pantatku dan tiba-tiba aku menyadari akan bahaya yang akan menimpaku, John rupanya sudah mulai beraksi dengan menggesek-gesekan batang kemaluannya pada belahan kenyal pantatku. "Auooohh.. John.. stop! pleasee..aach..!" dengan panik aku mencoba menyuruhnya berhenti melakukan aksinya, akan tetapi seruan itu tidak dipedulikan oleh John malahan sekarang terasa gerakan-gerakan menusuk nusuk benda tersebut pada pantatku mula-mula perlahan dan semakin lama semakin gencar saja. Aku menoleh ke kanan, ke arah kaca besar lemari yang persis berada di samping kanan tempat tidur, terlihat batang kemaluan orang asing tersebut telah tegang dan ya ampun..besar sekali..! dan terlihat batang kemaluannya yang merah berurat bagai sosis besar dengan ujungnya berbentuk agak bulat sedang menggesek gesek bagian pantatku. Rupanya Orang asing ini sudah sangat terangsang dan sekarang dia sedang berusaha memperkosaku. Aku benar-benar menjadi panik, bagaimana tidak.. aku akan disetubuhi oleh teman suamiku yang kelihatan sedang kesetanan oleh nafsu birahinya.

Tanpa kusadari sodokan-sodokan batang kemaluan John semakin gencar saja, sehingga aku yang melihat melalui cermin gerakan pantat bule yang bahenol pahanya yang kekar tersebut , benar-benar terpesona karena gerakan tekanan-tekanan ke depan pantatnya benar-benar sangat cepat dan gencar, terasa sekarang serangan-serangan kepala batang kemaluannya tersebut mulai menimbulkan perasaan geli pada belahan pantatku dan kadang-kadang ujung batang kemaluannya menyentuh dengan cepat lubang anusku, menimbulkan perasaan geli yang amat sangat. Terlihat kedua kakinya melangkah ke depan, sehingga sekarang kedua pahanya yang berbulu memepeti kedua pahaku dan gerakan tekanan dan cocolan-cocolan kepala batang kemaluannya mulai terarah menyentuh bibir kemaluanku, aku menjadi bertambah panik, disamping perasaan yang mulai terasa tidak menentu, karena sodokan-sodokan kepala batang kemaluan John menimbulkan perasaan geli dan mulai membangkitkan nafsu birahiku yang sama sekali aku tidak kehendaki.

Akhirnya dengan suatu gerakan dan tekanan yang cepat, John mendorong pantatnya ke depan dengan kuat, sehingga batang kemaluannya yang telah terjepit diantara bibir kemaluanku yang memang telah basah kuyup dan licin itu, akhirnya terdorong masuk dengan kuat dan terbenam separoh kedalam vaginaku, diikuti dengan jeritan panjang kepedihan yang keluar dari mulutku. "Aaduhh..!" kepalaku tertengadah ke atas dengan mata yang melotot serta mulut yang terbuka megap-megap kehabisan udara serta kedua tangan mencengkeram dengan kuat pada kasur. Akan tetapi John, tanpa memberikan kesempatan padaku untuk berpikir dan menyadari keadaan yang sedang terjadi, dengan cepat mulai memompa batang kemaluannya dengan gerakan-gerakan yang buas, tanpa mengenal kasihan pada istri temannya yang baru pertama kali ini menerima batang kemaluan yang sedemikian besarnya dalam vaginaku.

Batang kemaluannya yang baru masuk sebagian itu dengan cepat keluar masuk mengaduk-aduk lubang kemaluanku tanpa mempedulikan betapa besar batang kemaluannya dibandingkan dengan daya tampung vaginaku. Walaupun hanya sebagian dari batang kemaluan bule itu yang masuk dari setiap gerakan menyebabkan keseluruhan bibir vaginaku mengembang dan mencengkeram batangnya dan klitorisku yang sudah keluar semuanya dan mengeras ikut tertekan masuk ke dalam, di mana klitorisku terjepit dan tergesek dengan batang kemaluannya yang besar dan berurat itu,"Ooohh..aku keenakan.. ini tak mungkin terjadi!" pikirku setengah sadar. "Aku mulai menikmati disetubuhi oleh teman suamiku, bule lagi? gila!" sementara perkosaan itu terus berlangsung, desiran darahku terasa mengalir semakin cepat, pikiran warasku perlahan-lahan menghilang kalah oleh permainan kenikmatan yang sedang diberikan oleh keperkasaan batang kemaluannya yang sedang 'menghajar' liang kenikmatankuku, perasaanku seakan-akan terasa melayang-layang di awan-awan dan dari bagian vaginaku terasa mengalir suatu perasaan mengelitik yang menjalar ke seluruh bagian tubuh, membuat perasaan nikmat yang terasa sangat fantastis, membuat mataku terbeliak dan terputar-putar akibat pengaruh batang kemaluan John yang besar begitu tajam dan begitu dahsyat mengaduk-aduk seluruh bagian yang sensitif didalam vaginaku tanpa ada yang tersisa satu milipun. Keseluruhan syaraf syaraf yang bisa menimbulkan kenikmatan dari dinding dalam vaginaku tak lolos dari sentuhan, tekanan, gesekan dan sodokan kepala dan batang kemaluan John yang benar-benar besar itu, rasanya paling kurang tiga kali besarnya tapi seratus kali lebih nikmat dari batang kemaluan suamiku dan cara gerakan pantat bule perkasa ini bergerak memompakan batang kemaluannya keluar masuk ke dalam vaginaku, benar-benar fantastis sangat cepat, membuatku tak sempat mengambil nafas ataupun menyadari apa yang terjadi, hanya rasa nikmat yang menyelubungi seluruh perasaanku, membuat secara total aku tidak dapat mengendalikan diri lagi.

aku mulai menyadari akan hebatnya kenikmatan yang sedang menyelubungi seluruh sudut-sudut yang paling dalam di relung tubuhku akibat sodokan-sodokan batang kemaluan bule dalam rongga vaginaku yang menjepit erat, "Aaahh.. !" tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang besar, benar-benar besar sedang mulai memaksa masuk ke dalam vaginaku, memaksa bibir vaginaku membuka sebesar-besarnya, rasanya sampai sebatas kemampuan yang bisa kutolerir. Aku menoleh ke arah cermin untuk melihat apa yang sedang memaksa masuk ke dalam vaginaku itu dan.., "Aaaduuuhh.. gila.. benar-benar fantastis besarnya penis bule ini" keluhku, terlihat bagian pangkal belakang batang kemaluan John sepanjang kurang lebih 5 cm membengkak, membentuk seperti bonggol, dan dari bagian tersebut sedang mulai dipaksakan masuk, menekan bibir-bibir kemaluanku dan secara perlahan-lahan menerobos masuk ke dalam lubang vaginaku . "'Ooohh.. aaampun.. jangan John.. aku akan mati kalau engkau memaksakan benda itu masuk ke dalamku!" aku memelas tak berdaya seakan-akan John akan mengerti, akan tetapi sia-sia saja, dengan mata melotot aku melihat benda tersebut mulai menghilang ke dalam kemaluanku, "Rat.. nanti kalau sudah masuk semuanya dan licin kau akan merasakan kenikmatan yang kamu belum pernah rasakan sebelumnya..!" John mencoba menenangkanku, kepalaku tertengadah ke atas dan mataku terbalik ke belakang sehingga bagian putihnya saja yang kelihatan, dan sekujur badanku mengejang, bongkahan tersebut terus menerobos masuk ke dalam lubang vaginaku, sampai akhirnya seluruh lubang kenikmatanku dipenuhi oleh kepala, batang kemaluan dan bongkahan pada pangkal batang kemaluan bule tersebut.

Oh.. benar-benar terasa sesak dan penuh rongga vaginaku dijelali oleh keseluruhan batang kemaluan bule tsb. Dalam keadaan itu John terus melanjutkan menekan-nekan pantatnya dengan cepat, membuat badanku ikut bergerak-gerak karena belakang batang kemaluannya telah terganjal di dalam lubang kemaluanku akibat bongkahan pada pangkal batang kemaluannya yang besar itu. Pantat John tersebut terus bergerak-gerak dengan liarnya, sambil bibirnya menciumi pundakku yang sudah tidak ditutupi handuk, terengah-engah dan mendengus-dengus, hal ini mengakibatkan batang kemaluannya dan bongkahan tersebut mengesek-gesek pada dinding-dinding vaginaku yang sudah sangat sangat kencang dan sensitif mencengkeram, yang menimbulkan perasaan geli dan nikmat yang amat sangat..sehingga kepalaku tergeleng-geleng ke kiri dan ke kanan dengan tak terkendali dan dengan histeris pantatku kutekan ke belakang merespon perasaan nikmat yang diberikan oleh John, yang tak pernah kualami selama ini."Ooohh.. tidak.." pikirku, "Aku tak pantas mengalami ini.. aku bukan seorang maniak seks! Aku selama ini tidak pernah nyeleweng dengan siapa pun.. ta.taapii.. sekarang.. ooohh seorang bule? aduuuhh! Tapiii.. ooohh.. enaaaknya.. aghh.. akuuu.. tak dapat menahan ini.. agghh.. aku tak menyadari betapa.. nikmaaatnya penis besar dari seorang bule yang perkasa..! aaaaqhh..!"

Akhirnya aku tidak dapat mengendalikan diriku, rasa bersalah kalah oleh kenikmatan yang sedang melanda seluruh tubuhku dari perasaan yang begitu nikmat yang diberikan John padaku, dengan tak sadar lagi aku mendesah mengerang dan mengguman, "Ooohh..John you're cock is so biiig.. so gooood..! enaaakk.. aaaggh! teruuusss.. puasin aku.. Fuuuck meee Jooohn.." Aku benar-benar sekarang telah berubah menjadi seekor kuda liar, aku betinanya sedang ia kuda jantannya. Perkosaan sudah tidak ada lagi dibenakku, pada saat ini yang yang kuinginkan adalah disetubuhi oleh John senikmat mungkin dan selama mungkin, dan akhirnya aku mengalami orgasme yang pertama yang benar-benar dahsyat, suatu kenikmatan yang tak pernah kualami dengan suamiku selama ini."Ooohh.. yaa Ooohh.. puasin lagi aku John Ooohh.. setubuhi aku dengan batang kemaluanmu yang begitu besar dan perkasa!..aaaagghhh...!" terasa cairan hangat terus keluar dari dalam tubuhku, membasahi rongga-rongga di dalam lubang kemaluanku. "Aaagghhh.. ooohh.. benar-benar nikmaaaaat..!" keluhku tak percaya, terasa badanku melayang-layang, suatu kenikmatan yang tak terlukiskan. "Aaagghhh!" gerakanku yang liar pada saat mengalami orgasme itu agaknya membuat John merasa nikmat juga, disebabkan otot-otot kemaluanku berdenyut-denyut dengan kuat mengempot batang kemaluannya, mungkin pikirnya ini adalah kuda betina terhebat yang pernah dinikmatinya, hangat.. sempit dan sangat liar, batang kemaluan John yang besar itu mulai membengkak, sementara gerakan-gerakan tekanannya makin cepat saja, kelihatan John akan mengalami orgasme, gerakan-gerakan yang liar dari batang penisnya yang besar itu menimbulkan perasaan ngilu dan nikmat pada bagian dalam vaginaku, membuatku kehilangan kontrol dan menimbulkan perasaan gila dalam diriku, pantatku kugerak-gerakkan ke kiri dan ke kanan dengan liar mengimbangi gerakan sodokan John yang makin cepat saja."Ooohh.. aaaduuh.. aaaghh! Joooohn..aku mau keluuuuaaar laaaggiii..!!" lenguhan panjang keluar dari mulutku mengimbangi orgasme kedua yang melandaku. Badanku meliuk-liuk dan bergetar dengan hebat kedua kakiku kurapatkan erat erat , kepalaku tertengadah ke atas dengan mulut terbuka dan kedua tanganku mencengkeram kasur dengan kuat sedangkan kedua otot-otot paha mengejang dengan hebat dan kedua mataku terbeliak dengan bagian putihnya yang kelihatan sementara otot-otot dalam kemaluanku terus berdenyut-denyut dan hal ini juga menimbulkan perasaan nikmat yang luar biasa pada John karena batang kemaluannya terasa dikempot kempot oleh lobang vaginaku yang mengakibatkan dia juga mengalami orgasme dan terasa cairan hangat dan kental yang keluar dari batang kejantanannya, rasanya lebih hangat dan lebih kental dan banyak dari punya suamiku, air mani John serasa dipompakan, tak henti-hentinya ke dalam lobang vaginaku, rasanya langsung ke dalam rahimku banyak sekali.

Aku dapat merasakan semburan-semburan cairan kental hangat yang kuat, tak putus-putusnya dari air maninya .memompakan benihnya ke dalam kandunganku terus menerus hampir selama 1 menit, mengosongkan air maninya yang tersimpan cukup lama, karena selama ini dia tidak pernah bersetubuh dengan istrinya yang berada jauh dinegaranya. John terus menekan batang kemaluannya sehingga clitorisku ikut tertekan dan hal ini makin memberikan perasaan nikmat yang hebat, yang tak kusangka, tubuhku bergetar lagi merasakan rangsangan dahsyat sampai akhirnya aku mengalami orgasme yang ketiga. Akhirnya aku tertidur dengan nyenyaknya karena letih. Keesokan harinya aku terbangun dengan tubuh yang masih terasa lemas dan terasa tulang-tulangku seakan-akan lepas dari sendi-sendinya, sambil melirik ke arah John yang sedang tertidur lelap kupandangi tubuhnya yang telanjang kekar besar terlihat bulu bulu halus kecoklat coklatan menghias dadanya yang bidang lalu bulu bulu tersebut turun kebawah semakin lebat dan memutari sebuah benda yang tadi malam 'menghajar' vaginaku, benda itu masih tertidur tetapi ukurannya bukan main seperti penis suamiku yang sudah tegang maximum. Tiba tiba darahku berdesir, vaginaku terasa berdenyut, "..Oh.. apa yang terjadi pada diriku..?"

Cerita Dewasa ABG toket gede

Kejadian ini berlangsung beberapa minggu yang lalu. Saat itu, hari Jumat sore, aku sedang mengerjakan salah satu proyekku. Seperti biasa untuk refreshing, sambil menyeruput secangkir kopi, aku membaca email email yang masuk. Segera kubalas email permintaan proposal dari pelanggan, dan aku pun kadang tertawa geli membaca email-email joke dari teman-temanku. Tetapi ada satu email yang menarik perhatianku, yaitu dari temanku yang tinggal di Bogor, Andi. Dia sedang suntuk dan mengajakku untuk refreshing ke Puncak saat aku tidak sibuk. Kebetulan besok aku tidak ada acara, hanya perlu mengambil pembayaran ke salah satu klienku. Terlebih lagi Monika, pacarku, juga sedang keluar kota bersama keluarganya.

Aku segera mengambil HP-ku dan menelpon Andi, temanku itu.

“Di.., OK deh gue jemput lu ya besok.. Mumpung cewek gue sedang nggak ada”
“Gitu donk.. Bebas ni ye.. Emangnya satpam lu kemana?”
“Ke Surabaya.. Ada saudaranya kawinan”
“Besok jangan kesiangan ya datangnya.. Jam 11-an deh”
“OK”

Setelah itu kunyalakan sebatang rokok, dan kuteruskan pekerjaanku.

*****

Pagi itu, aku berangkat ke Bogor. Dalam perjalanan, aku mampir ke tempat salah satu klienku di daerah Tebet, untuk mengambil pembayaran proyek yang telah kuselesaikan. Setelah mengambil cek pembayaran, segera aku menuju tol Jagorawi. Sialnya ban mobilku sempat kempes, untungnya hal itu terjadi sebelum aku masuk jalan tol. Akibatnya, sekalipun aku telah memacu mobilku, baru sekitar jam 12.30 aku sampai di rumah Andi.

“Sialan lu.. Gue udah tunggu-tunggu dari tadi, baru dateng”. Andi berkata sedikit kesal ketika membuka pintu rumahnya.
“Sorry.. Gue perlu ke klien dulu.. Udah gitu tadi bannya kempes, mesti ganti ban dulu di tengah jalan”
“Anterin gue tambal ban dulu yuk.. Baru kita cabut” sambungku lagi.
“Bentar.. Gue ganti dulu ya”. Andi pun kemudian ngeloyor pergi ke kamarnya.

Sambil menunggu, aku membaca koran di ruang tamu. Tak lama Siska, adik Andi, datang membawa minuman.

“Kok udah lama nggak mampir Mas?”
“Iya Sis, habis sibuk.. Mesti cari duit nih” jawabku.
“Mentang-mentang udah jadi pengusaha.. Sombong ya” godanya sambil tertawa kecil. Siska ini memang cukup akrab denganku. Anaknya memang ramah dan menyenangkan. Kami pun bersenda gurau sambil menunggu kakaknya yang sedang bersiap.

Setelah Andi muncul, kami segera berangkat menuju tukang tambal ban terdekat. Setelah beres, aku membawa mobilku menuju sebuah bank swasta untuk mencairkan cek dari klienku. Antrian lumayan panjang hari itu, akibatnya cukup lama juga kami menghabiskan waktu di sana.

Saat keluar dari bank tersebut, jam telah menunjukkan pukul 14.00 siang, sehingga aku mengajak Andi mampir ke sebuah restoran fast food untuk makan siang. Di restoran itu, kami bertemu dengan dua gadis ABG cantik yang masih berseragam SMA. Yang seorang berambut pendek, dengan wajah yang manis. Tubuhnya tinggi langsing, dengan kulit agak hitam, tetapi bersih. Sedangkan yang satu berwajah cantik, berkulit putih dan berambut panjang. Tubuhnya tidak terlalu tinggi, tetapi yang paling menarik perhatian adalah tubuhnya yang padat. Payudaranya tampak besar menerawang di balik seragam sekolahnya. Kami tersenyum pada mereka dan mereka pun membalas dengan genit.

“Wan.. Kita ajak mereka yuk..” kata Andi.
“Boleh aja kalau mereka mau” jawabku.
“Tapi lu yang traktir ya bos.., kan baru ngambil duit nih”
“Beres deh”

Andi pun kemudian menghampiri mereka dan mengajak berkenalan. Memang Andi ini pemberani sekali dalam hal begini. Dia memang terkenal playboy, punya banyak cewek. Hal itu didukung dengan perawakannya yang lumayan ganteng.

“Lisa..” kata gadis berambut pendek itu saat mengenalkan dirinya.
“Ini temannya siapa namanya” tanyaku sambil menatap gadis seksi temannya.
“Novi” kata gadis itu sambil mengulurkan tangannya. Langsung kusambut jabatan tangannya yang halus itu.

Aku dan Andi lalu pindah ke meja mereka. Kami berempat berbincang-bincang sambil menikmati hidangan masing-masing. Ketika diajak, mereka setuju untuk jalan-jalan bersama ke Puncak. Setelah selesai makan, waktu berjalan menuju mobil, kulihat payudara Novi tampak sedikit bergoyang-goyang saat dia berjalan. Ingin rasanya kulumat habis payudara gadis belia itu.

*****

Setelah berjalan-jalan di Puncak menikmati pemandangan, kami pun cek in di sebuah motel di sana.

“Lu kan yang traktir Wan.. Lu pilih yang mana?” bisik Andi saat kami sedang mengurus cek-in. Memang sebelumnya aku yang janji akan traktir, karena aku baru saja menerima pembayaran dari salah satu proyekku.
“Novi” jawabku pendek.
“Hehe.. Lu nafsu liat bodynya ya?” bisik Andi lagi sambil tertawa kecil. Setelah itu, kamipun segera cek-in. Kugandeng tangan Novi, sedangkan Andi tampak merangkul bahu Lisa menuju kamar.

Setelah kukunci pintu kamar, tak sabar langsung kudekap tubuh Novi. Langsung kucium bibirnya dengan penuh gairah. Tanganku dengan gemas meremas gundukan payudaranya. Setelah puas menciumi bibirnya, kuciumi lehernya, dan kemudian segera kubuka kancing baju seragamnya.

“Iih Mas.. Udah nggak sabar pengin nyusu ya?” godanya.

Tak kuhiraukan perkataannya, langsung kuangkat cup BH-nya yang tampak kekecilan untuk menampung payudaranya yang besar itu. Langsung kuhisap dengan gemas daging kenyal milik Novi, gadis SMA cantik ini.

“Ahh.. Ahh” erangnya ketika puting payudaranya yang telah mengeras kujilati dan kuhisap. Tangan Novi mengangkat payudaranya, sambil tangannya yang lain menekan kepalaku ke dadanya.
“Enak Mas.. Ahh” erangnya lebih lanjut saat mulutku dengan ganas menikmati payudara yang sangat menggoda nafsu birahiku.
“Jilati putingnya Mas..” pintanya. Erangannya semakin menjadi dan tangannya menjambak rambutku ketika kuturuti permintaannya dengan senang hati.

Puas menikmati payudara gadis belia ini, kembali kuciumi wajahnya yang cantik. Lalu kutekan bahunya, dan diapun mengerti apa yang aku mau. Dengan berjongkok di depanku, dibukanya restleting celanaku. Tak sabar, kubantu dia membuka seluruh pakaianku.

“Ih.. Mas, gede banget..” desahnya lirih ketika penisku mengacung tegak di depan wajahnya yang cantik. Dielusnya perlahan batang kemaluanku itu.
“Memang kamu belum pernah liat yang besar begini?”
“Belum Mas.. Punya cowok Novi nggak sebesar ini.” jawabnya. Tampak matanya menatap gemas ke arah kemaluanku.
“Arghh.. Enak Nov..” erangku ketika Novi mulai mengulum kepala penisku.

Dijilatinya lubang kencingku, dan kemudian dikulumnya penisku dengan bernafsu. Sementara itu tangannya yang halus mengocok batang penisku. Sesekali diremasnya perlahan buah zakarku. Rasa nikmat yang tiada tara menghinggapi tubuhku, ketika gadis cantik ini memompa penisku dengan mulutnya. Kulihat kepalanya maju mundur menghisapi batang kejantananku. Kuusap-usap rambutnya dengan gemas. Karena capai berdiri, akupun pindah duduk di kursi. Novi kemudian berjongkok di depanku.

“Novi isap lagi ya Mas.. Novi belum puas..” katanya lirih.

Kembali mulut gadis belia ini menghisapi penisku. Sambil mengelus-elus rambutnya, kuperhatikan kemaluanku menyesaki mulutnya yang mungil. Ruangan segera dipenuhi oleh eranganku, juga gumaman nikmat Novi saat menghisapi kejantananku. Saat kepalanya maju mundur, payudaranya pun bergoyang-goyang menggoda. Kuremas dengan gemas bongkahan daging kenyal itu.

“Nov.., jepit pakai susumu Nov..” pintaku.

Novi langsung meletakkan penisku di belahan payudaranya, dan kemudian kupompa penisku. Sementara itu tangan Novi menjepitkan payudaranya yang besar, sehingga gesekan daging payudaranya memberikan rasa nikmat luar biasa pada penisku.

“Yes.. Yes..” akupun tak kuasa menahan rasa nikmatku. Setelah beberapa lama, kusodorkan kembali penisku ke mulutnya, yang disambutnya dengan penuh nafsu.

Setelah puas menikmati mulut dan payudara gadis SMA ini, kuminta dia untuk bangkit berdiri. Kuciumi lagi bibirnya dan kuremas-remas rambutnya dengan gemas. Tanganku melepas restleting rok seragam abu-abunya, kemudian kuusap-usap vaginanya yang mulai mengeluarkan cairan membasahi celana dalamnya. Kusibak sedikit celana dalam itu dan kuusap-usap bibir vagina dan klitorisnya. Tubuh Novi menggelinjang di dalam dekapanku. Erangannya semakin menjadi.

Aku sudah ingin menyetubuhi gadis muda ini. Kubalikkan badannya dan kuminta dia menungging bertumpu di meja rias. Kubuka celana dalamnya sehingga dia hanya tinggal mengenakan baju seragamnya yang kancingnya telah terbuka.

“Ahh..” jeritnya panjang ketika penisku mulai menerobos vaginanya yang sempit.
“Gila.. Memekmu enak banget Nov..” kataku ketika merasakan jepitan dinding vagina Novi.

Langsung kupompa penisku di dalam vagina gadis cantik itu. Sementara itu, tanganku memegang pinggulnya, terkadang meremas pantatnya yang membulat. Novi pun menjerit-jerit nikmat saat tubuh belianya kusetubuhi dengan gaya doggy-style. Kulihat di kaca meja rias, wajah Novi tampak begitu merangsang. Wajah cantik gadis belia yang sedang menikmati persetubuhan. Payudaranya pun tampak bergoyang-goyang menggemaskan di balik baju seragamnya yang terbuka.

Bosan dengan posisi ini, aku kembali duduk di kursi. Novi lalu duduk membelakangiku dan mengarahkan penisku ke dalam vaginanya. Kusibakkan rambutnya yang panjang indah itu dan kuciumi lehernya yang putih mulus. Sementara itu tubuh Novi bergerak naik turun menikmati kejantananku. Tanganku tak ketinggalan sibuk meremas payudaranya.

“Ahh.. Ahh.. Ahh..” erang Novi seirama dengan goyangan badannya di atas tubuhku. Terkadang erangan itu terhenti saat kusodorkan jemariku untuk dihisapnya.

Beberapa saat kemudian, kuhentikan goyangan badannya dan kucondongkan tubuhnya agak ke belakang, sehingga aku dapat menghisapi payudaranya. Memang enak sekali menikmati payudara kenyal gadis cantik ini. Dengan gemas kulahap bukit kembarnya dan sesekali kujilati puting payudara yang berwarna merah muda. Erangan Novi semakin keras terdengar, membuat aku menjadi semakin bergairah. Setelah selesai aku menikmati payudara ranumnya, kembali tubuh belia Novi mencari pelepasan gairah mudanya dengan memompa penisku naik turun dengan liar. Tak kusangka seorang gadis SMA dapat begini binal dalam bermain seks.

Cukup lama aku menikmati persetubuhan dengan gadis cantik ini di atas kursi. Lalu kuminta dia berdiri, dan kembali kami berciuman. Kubuka baju seragam sekolah berikut BH-nya sehingga sekarang kami berdua telah telanjang bulat. Kembali dengan gemas kuremas dan kuhisap payudara gadis 17 tahunan itu. Aku ingin segera menuntaskan permainan ini. Lalu kutuntun dia untuk merebahkan diri di atas ranjang. Aku pun kemudian mengarahkan penisku kembali ke dalam vaginanya.

“Ahh..” erang Novi kembali ketika penisku kembali menyesaki liang kewanitaannya.

Langsung kupompa dengan ganas tubuh anak sekolah ini. Erangan nikmat kami berdua memenuhi ruangan itu, ditambah dengan bunyi derit ranjang menambah panas suasana. Kulihat Novi yang cantik menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri menahan nikmat. Tangannya meremas-remas sprei ranjang.

“Mas.. Novi hampir sampai Mas.. Terus.. Ahh.. Ahh” jeritnya sambil tubuhnya mengejang dalam dekapanku.

Tampak dia telah mencapai orgasmenya. Kuhentikan pompaanku, dan tubuhnya pun kemudian lunglai di atas ranjang. Kuperhatikan butir keringat mengalir di wajahnya nan ayu. Payudaranya naik turun seirama dengan helaan nafasnya. Payudara belia yang indah, besar, kenyal, dan padat. Mulutku pun dengan gemas kembali menikmati payudara itu dengan bernafsu.

Setelah itu, kucabut penisku dan kembali kujepitkan di payudaranya. Kali ini aku yang menjepitkan daging payudaranya pada penisku. Novi masih tampak terkulai lemas. Lalu kupompa kembali penisku dalam belahan payudara gadis ini. Jepitan daging kenyal itu membuatku tak dapat bertahan begitu lama. Tak lama aku pun menyemburkan spermaku di atas payudara gadis SMA yang seksi ini.

*****

Kami akhirnya menginap di motel tersebut. Selama di sana, aku sangat puas menikmati tubuh sintal Novi. Berulang kali aku menyetubuhinya, baik di atas ranjang, di meja rias, di kursi, ataupun di kamar mandi sambil berendam di bathtub. Sebenarnya ingin aku menginap lebih lama lagi, tetapi hari Senin itu aku harus menemui klienku di pagi hari, sementara ada bahan yang masih perlu dipersiapkan.

Hari Minggu malam, kami pun kembali ke Bogor. Kali ini ganti Andi yang menyetir mobilku. Lisa duduk di kursi penumpang di depan, sedangkan Novi dan aku duduk di belakang. Dalam perjalanan, melihat Novi yang cantik duduk di sebelahku, dengan rok mini yang memamerkan paha mulusnya, membuatku kembali bergairah. Akupun mulai menciuminya sambil tanganku mengusap-usap pahanya. Kusibakkan celana dalamnya, dan kumainkan vaginanya dengan jemariku.

“Ehmm..” erangnya saat klitorisnya kuusap-usap dengan gemas.

Erangannya terhenti karena mulutnya langsung kucium dengan penuh gairah. Tanganku lalu membuka baju seragam sekolahnya. Kuturunkan cup BH-nya sehingga payudaranya yang besar itu segera mencuat keluar menantang.

“Suka banget sih Mas.. Nyusuin Novi” ucapnya lirih.
“Iya habis susu kamu bagus banget” bisikku.

Desah Novi kembali terdengar ketika lidahku mulai menari di atas puting payudaranya yang sudah menonjol keras. Kuhisap dengan gemas gunung kembar gadis cantik ini hingga membuat tubuhnya menggelinjang nikmat.

“Gantian dong Nov” bisikku ketika aku sudah puas menikmati payudaranya yang ranum.

Kami pun kembali berciuman sementara tangan Novi yang halus mulai membukai resleting celanaku. Diturunkannya celana dalamku, sehingga penisku yang telah membengkak mencuat keluar dengan gagahnya. Novi pun kemudian mendekatkan wajah ayunya pada kemaluanku itu, dan rasa nikmat menjalar di tubuhku ketika mulutnya mulai mengulum penisku. Sambil menghisapi penisku, Novi mengocok perlahan batangnya, membuatku tak tahan untuk menahan erangan nikmatku.

“Ihh.. Gede banget.. Lisa juga pengen dong..”. Tiba-tiba aku dikagetkan oleh suara Lisa yang ternyata entah sejak kapan memperhatikan aktifitas kami di belakang.
“Pindah aja ke sini” kataku sambil mengelus-elus rambut Novi yang masih menghisapi penisku.

Lisa pun kemudian melangkah pindah ke bangku belakang. Langsung kuciumi wajahnya, yang walaupun tidak secantik Novi tetapi cukup manis. Lidahku dan lidahnya sudah saling bertaut, sementara Novi masih sibuk menikmati penisku.

“Di.. Bentar ya nanti gantian..” kataku pada Andi yang melotot melihat dari kaca spion.
“Oke deh bos..” jawabnya sambil terus melotot melihat pemandangan di bangku belakang mobilku. Setelah puas berciuman, kucabut penisku dari mulut Novi.
“Ayo Lis.. Katanya kamu suka” kataku sambil sedikit menekan kepala Lisa agar mendekat ke kemaluanku.
“Iya.. Abis gede banget..” katanya sambil dengan imutnya menyibakkan rambut yang menutupi telinganya.
“Ahh.. Yes..” desahku saat Lisa memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Dihisapinya batang kemaluanku seperti anak kecil sedang memakan permen lolipop. Rasa nikmat yang tak terhingga menjalari seluruh syarafku.

Cukup lama juga Lisa menikmati penisku. Sementara itu Novi kembali menyodorkan payudara mudanya untuk kunikmati. Setelah beberapa lama kuhisapi payudaranya, Novi kemudian mendekatkan wajahnya ke arah kemaluanku dan menciumi buah zakarku, sementara Lisa masih sibuk mengulum batang kemaluanku.

“Nih gantian Nov..” katanya sambil menyorongkan penisku ke mulut Novi yang berada di dekatnya. Novi pun dengan sigap kembali mempermainkan kemaluanku dengan mulutnya. Sementara itu, kali ini gantian Lisa yang menjilati dan menciumi buah zakarku.

Saat itu aku merasa seperti sedang berada di surga. Dua orang gadis SMA yang cantik sedang menghisapi dan menjilati penisku secara bergantian. Kuelus-elus kepala gadis-gadis ABG yang sedang menikmati kelelakianku itu. Nikmat yang kurasakan membuatku merasa tak akan tahan terlalu lama lagi. Tetapi sebelumnya aku ingin menyetubuhi Lisa. Ingin kurasakan nikmat jepitan vagina gadis hitam manis ini.

Kuminta dia untuk duduk di pangkuan sambil membelakangiku. Kusibakkan celana dalamnya, sambil kuarahkan penisku dalam liang nikmatnya. Sengaja tak kuminta dia untuk membuka pakaiannya, karena aku tak mau menarik perhatian kendaraan yang melintas di luar sana.

“Ah..” desah Lisa ketika penisku mulai menyesaki vaginanya yang tak kalah sempit dengan kepunyaan Novi.

Lisa kemudian menaik-turunkan tubuhnya di atas pangkuanku. Novi pun tak tinggal diam, diciuminya aku ketika temannya sedang memompa penisku dalam jepitan dinding kewanitaannya. Goyangan tubuh Lisa membuatku merasa akan segera menumpahkan spermaku dalam vaginanya. Aku berusaha sekuat tenaga agar tidak ejakulasi terlebih dahulu sebelum dia orgasme. Sambil menciumi Novi, tanganku memainkan klitoris Lisa.

“Ah.. Terus Mas.. Lisa mau sampai..” desahnya. Semakin cepat kuusap-usap klitorisnya, sedangkan tubuh Lisa pun semakin cepat memompa penisku.
“Ahh..” erangnya nikmat saat mengalami orgasmenya.

Tubuhnya tampak mengejang dan kemudian terkulai lemas di atas pangkuanku. Aku pun mengerang tertahan saat aku menyemburkan ejakulasiku dalam vagina gadis manis ini. Setelah beristirahat sejenak, kami segera membersihkan diri dengan tisu yang tersedia.

“Mau gantian Di? ” tanyaku pada Andi yang tampak sudah tidak tenang membawa mobilku.
“So pasti dong” jawab Andi sambil menepikan mobil di tempat yang sepi.

Kami pun berganti tempat. Aku yang membawa mobil, sedangkan Andi pindah duduk di jok belakang. Rencananya dia juga akan main threesome, tetapi Novi juga ikut beranjak ke bangku depan.

“Aku cape ah Mas..” katanya.

Andi tampak kecewa, tetapi apa boleh buat. Kami pun segera melanjutkan perjalanan kami. Kudengar suara lenguhan Andi di jok belakang. Lewat kaca spion kulihat Lisa sedang mengulum penisnya. Karena sudah puas, aku tak begitu mempedulikannya lagi.

Sesampainya di Bogor, kedua gadis itu kami turunkan di tempat semula, sambil kuberi uang beberapa ratus ribu serta uang taksi.

“Kalau ke Bogor hubungi Novi lagi ya Mas..” kata Novi manis saat kami akan berpisah. Kulihat beberapa orang memperhatikan mereka. Mungkin mereka curiga kok ada dua gadis berseragam SMA di hari Minggu, malam lagi he.. He..
“Wan.. Gue doain lu dapat banyak proyek deh.. Biar lu traktir gue kayak tadi lagi..” kata Andi ketika aku turunkan di depan rumahnya.
“Sip deh..” jawabku sambil pamit pulang.

Kukebut mobilku menyusuri jalan tol Jagorawi menuju Jakarta. Aku tersenyum puas. Yang dulu selalu menjadi obsesiku, kini bisa menjadi kenyataan. Ternyata hidup itu indah.

CERITA DEWASA Anak Petani Part 10 dan Epilogue

FAUZIAH

Mereka tinggal di rumah mewah milik Fauziah. Kehidupan Arjuna bahagia sekali. Ia punya seorang isteri cantik yang masih muda, walaupun lebih tua beberapa tahun darinya. Isterinya itu cantik dan seksi pula. Pada Bulan Oktober lahirlah puteri pertama Arjuna dan ibunya. Ia dinamai Ayu. Seluruh keluarga berbahagia karena Ayu adalah bayi yang menggemaskan. Arjuna sangat menyayangi anak pertamanya itu. Ia selalu bergantian menjaga anaknya dengan ibunya.

Sementara, Annisa melahirkan anak laki-laki tahun berikutnya pada bulan Februari. Mereka menamakannya Febri. Sungguh lengkap jadinya. Arjuna punya sepasang anak berlainan jenis. Ia merasa berbahagia sekali. Pada usianya yang ke 15, Arjuna sudah memiliki dua anak. Tentu saja bagi orang kebanyakan, Febri adalah anak Waluyo dan Dewi. Tetapi pada kenyataannya, Febri adalah hasil hubungan gelapnya dengan ibunya sendiri.

Dewi tinggal di kamar sendiri. Namun, karena seluruh keluarga tahu bahwa Dewi adalah kekasih anaknya, maka Arjuna tidur bergantian tiap harinya. Sehari dengan ibunya, sehari dengan kakaknya. Sampai sebulan setelah ibunya melahirkan, yaitu bulan november, maka Arjuna mulai berhubungan seks dengan ibunya dalam frekuensi yang lebih banyak dibanding sebelumnya. Tampaknya keluarga mereka harmonis. Tetapi, ternyata tidak semuanya bahagia.
Fauziah merasa sedih. Karena di rumahnya sendiri ia tidak menemukan cinta. Semua orang di dalam rumah memiliki pasangan. Waluyo dengan Joko, Arjuna dengan Dewi dan juga dengan anaknya, sementara, ia sendiri tidak punya siapa-siapa. Jauh di lubuk hatinya, Fauziah masih mencintai Waluyo. Tetapi Waluyo itu homo. Tidak ada harapan lagi.
Fauziah terkadang merasa cemburu. Ia cemburu melihat kedekatan Waluyo dan Joko. Ia cemburu melihat Arjuna begitu mesra dengan dua ‘isterinya’. Apalagi terkadang secara tak sengaja, ia melihat Arjuna sedang menggauli salah satu isterinya, entah di kebun belakang ataupun di dapur atau bahkan di mana saja. Tentu saja, saat itu Arjuna mengira bahwa tidak ada orang di dalam rumah, ataupun mungkin Arjuna kira Fauziah sedang tidur. Tetapi Fauziah menjadi hafal ketika Arjuna mulai celingak-celinguk melihat situasi di rumah. Itu pertanda anak itu sedang horny dan ingin mencari kesempatan berhubungan seksual. Fauziah sebal sekali, tampak bahwa Arjuna senang mengentot di tempat terbuka di mana ada kemungkinan terlihat orang lain. Mungkin Arjuna bertambah semangat dengan keadaan seperti ini.
Fauziah tidak sadar bahwa selama ini, Arjuna tahu bahwa Fauziah sering melihatnya berhubungan seks dengan salah seorang isterinya. Justru ini membuat Arjuna makin menjadi, mencari kesempatan untuk berhubungan seks di berbagai tempat di rumah. Sekarang Arjuna punya obsesi baru. Ia sangat menyukai Fauziah. Darah Arab jelas terlihat di raut muka dan postur tubuh perempuan ini. Hidungnya yang mancung, kulitnya yang putih dan bulu matanya yang lentik, membuat lelaki yang memandangnya ingin menjilati seluruh muka perempuan itu. Apalagi bila Fauziah sedang pakai daster. Buah dada yang kelihatan lebih besar dari ibunya, pantat yang menonjol dan lekuk pinggang dan pinggul yang begitu melengkung dan indah cukup membuat Arjuna ngaceng dengan hanya melihatnya saja.
Suatu ketika, Arjuna baru saja menggauli isterinya. Saat itu bulan Januari. Berhubung Annisa sudah mengandung tujuh bulan, maka mereka bersenggama dengan posisi man on top. Arjuna tidak dapat menindih kakaknya itu, sehingga ia mengentoti kakaknya sambil duduk di tempat tidur. Walaupun Arjuna berhasil ejakulasi, namun Ia belum merasa puas. Maka ia bergegas memakai sarung dan pergi ke kamar ibunya untuk melanjutkan ronde ke dua.
Ketika ia masuk kamar ibunya, ibunya tidak di tempat. Arjuna lalu mencari ibunya. Akhirnya ia sampai pada kamar tidur Fauziah, didengarnya ada suara dua wanita berbicara. Arjuna penasaran, maka ia berdiri di depan pintu dan mulai menguping.
Ternyata Fauziah sedang menangis sambil curhat. Rupanya ia merasa sedih karena tidak mempunyai pasangan. Dewi memeluk Fauziah dari samping dan berusaha menghibur perempuan itu. Cukup lama Fauziah curhat. Hampir sejam barulah perempuan itu pergi. Setelah Fauziah pergi, Arjuna menghampiri ibunya di kamar. Anak mereka sedang tidur di box bayi. Situasi aman. Ibunya tidur hanya memakai kain seperti permintaan Arjuna. Maka Arjuna segera tidur di sebelah ibunya, lalu menarik kain itu. Lalu mereka bercinta.
Kejadian tadi malam membuat Arjuna berpikir bahwa Fauziah mulai masuk perangkapnya. Perempuan itu pasti horny melihatnya menggarap kedua isterinya di berbagai tempat di rumah. Namun, hidup dengan dua isteri membuat tidak ada kesempatan bagi Arjuna untuk mendekati ibu tirinya, atau bisa dibilang juga ibu mertuanya itu.
Pucuk dicinta ulam tiba. Ketika bulan Juni datang, masa libur sekolah selesai. Apalagi Arjuna telah lulus SMP. Saat itu, Fauziah yang adalah business woman, ingin ke Jakarta karena ada bisnis. Arjuna menggunakan hal ini sebagai alasan. Ia ingin ikut karena belum pernah ke Jakarta, alasannya, padahal ia ingin berduaan dengan Fauziah. Arjuna sudah kepincut ibu tirinya. Kedua isterinya memiliki bayi yang masih kecil, sehingga mereka tidak mau ikut, apalagi Annisa yang baru jadi ibu, ia butuh Dewi yang ikut mengasuh anaknya juga. Begitu pula dengan ayah dan gendaknya, karena mereka sudah puas untuk berduaan saja maka mereka emoh untuk ikut.
Singkat kata, mereka pergi ke Jakarta dan menginap di sebuah hotel yang berbintang. Sayang, saat itu adalah liburan, sehingga tinggal satu kamar yang tersedia. Yang lain sudah penuh. Arjuna jadi senang sekali. Berhubung mereka mengaku sebagai ibu dan anak, maka petugas hotel memberikan mereka satu kamar itu. Dan untungnya mereka ambil, karena setelah mereka ada orang yang ingin menginap tapi ditolak karena hotel penuh.
Hari itu bergerak sangat cepat bagi Arjuna. Tahu-tahu sudah malam, ia sudah mandi dan memakai sarung seperti biasanya dengan singlet sebagai baju, namun ia tidak pakai celana dalam. Lima belas menit kemudian Fauziah baru dari kamar mandi menggunakan handuk yang menutupi hanya dari dada sampai paha, bahkan bagian atas paha dan paha itu mulus sekali. Sesekali Arjuna melihat bulu ketek lebat ibu tirinya itu dan membuat Arjuna langsung konak. Tanpa makeup, kecantikan Fauziah tampak begitu alami. Kecantikan perpaduan Indonesia dan timur tengah. Hampir mirip Camelia Malik bercampur dengan Kim Kardashian. Dibalik handuk itu, toket besar tampak menonjol dengan lembah yang agak sempit karena dua tetek yang besar. Sungguh malaikat dari surga, pikir Arjuna. Hanya saja, saat itu tidak terlihat Fauziah sudah mandi, karena rambutnya masih kering dan tidak tercium bau sabun ketika Fauziah melewatinya.
Fauziah berdiri di depan meja rias beberapa saat untuk mengambil CD dan BH yang ia taruh di sana di atas daster hitam yang terlipat rapi, rupanya ia lupa membawa pakaiannya. Ketika Fauziah membungkuk sedikit untuk mengambil CD dan BHnya, tiba-tiba Fauziah berteriak kecil kesakitan.
Arjuna kaget lalu bertanya,
“Kenapa, Ma?”
Fauziah memegang punggungnya dengan tangan kanannya lalu berkata,
“Ga tau, Jun. kayaknya salah urat.”
“Waduh…. Terus gimana dong?”
“Kamu tolong telpon resepsionis. Biasanya hotel menyediakan jasa pijat. Biar Mama di pijat saja.”
Arjuna bergegas menelepon resepsionis. Sayangnya, hotel itu tidak menyediakan jasa pemijat. Sementara, Fauziah bergegas duduk di tempat tidur sambil meringis kesakitan.
“Gimana nih? Ga ada tukang pijat di sini.”
Fauziah menjadi kecewa dan sebal. Namun, Arjuna yang melihat kesempatan dalam kesempitan ini, segera menawarkan diri.
“Ya udah, biar Arjuna pijat aja. Jun biasa kok pijet Ayah kalau Ayah lagi pegel-pegel.”
Fauziah serba salah. Di satu pihak, ia sedang kesakitan karena punggungnya tiba-tiba salah urat, di lain pihak ia sedang dalam keadaan yang nyaris bugil dan hanya berbalutkan handuk. Selama beberapa saat pikirannya berputar-putar ingin mencari solusi.
Arjuna yang tahu ibu tirinya sedang dalam keadaan dilematis karena rasa malu, segera berpikir cepat. Anak ini memang hebat otaknya dalam soal-soal begini. Buktinya, dua perempuan berhasil ia taklukkan. Kini, Fauziah adalah piala ke tiga yang ingin ia incar.
“Kalau Mama malu, begini saja. Biar Arjuna masuk kamar mandi, lalu Mama pakai baju dulu. Terus Mama panggil Jun kalau sudah selesai.”
Tanpa menunggu jawaban Arjuna masuk kamar mandi. Fauziah beringsut untuk berdiri, namun punggungnya ia rasakan nyeri sekali. Fauziah berkutat cukup lama untuk beranjak ke meja rias, tapi akhirnya ia menyerah. Karena terpaksa, akhirnya Fauziah melepas handuknya, lalu berbaring telungkup. Dengan susah payah ia lalu menaruh handuk itu untuk menutupi pantat dan pahanya. Setelah dirasa cukup rapi sehingga pantat dan selangkangannya tidak terlihat, Fauziah memanggil Arjuna.
Arjuna keluar kamar mandi dan mendapatkan pemandangan yang indah. Ibu tirinya itu kini telungkup dengan punggung telanjang. Sayangnya pantatnya tertutup handuk, juga kedua tangan Fauziah ditekuk di sebelah badan sehingga menutupi pinggir payudara perempuan itu. Tetap saja, sedikit jendolan di pinggir badan Fauziah cukup membuat batang kontol Arjuna menegang cepat.
“Mama Fauziah bawa body lotion ga? Biar enak urutnya.”
“Di meja rias tuh.”
Setelah mengambil body lotion, Arjuna duduk disamping ibu tirinya itu. Lalu menaruh lotion di telapaknya, dan mulai membalurkannya sepanjang punggung telanjang perempuan itu. Kulit ibu tirinya itu begitu halus, kini setelah dibalurkan lotion, menjadi licin dan mengkilat bak porselen cina saja. Kemudian Arjuna mulai mengurut perempuan itu.
“Kalau terlalu keras kasih tahu, ya. Soalnya biasa ngurut laki-laki.”
“coba pelan sedikit, jangan keras seperti itu.”
Maka Arjuna mulai mengurut Fauziah. Untuk permulaan, Arjuna melakukannya dengan serius. Ini untuk menjaga agar Fauziah tidak curiga. Dan karena memang Arjuna sering mengurut Ayahnya, maka sebenarnya ketrampilan Arjuna dalam mengurut itu cukup lumayan. Arjuna dapat menemukan urat yang menjadi problem. Diurutnya daerah itu dengan perlahan dahulu, lalu makin lama setelah uratnya mulai melemas dan tidak terlalu menonjol, maka urutannya diperkeras.
Fauziah tidak menyangka anak tirinya itu jago mengurut. Gerakan tangan Arjuna tidak canggung yang menunjukkan bahwa anak itu memang terbiasa mengurut. Sebelumnya ia agak takut bila Arjuna hanya pura-pura bisa mengurut padahal hanya menginginkan tubuhnya. Tetapi kini Fauziah tidak curiga lagi. Lagipula, pikir Fauziah, Arjuna sudah punya dua isteri. Untuk apa pula anak itu menginginkannya?
Tetapi lama dipikirkan Fauziah malah menjadi sedih. Fauziah merasa bahwa dirinya memang malang. Apakah memang lelaki tidak ada yang mau dengannya? Apakah Fauziah tidak cantik? Apakah ada sesuatu dalam dirinya yang membuat semua lelaki menjauh darinya? Dulu Waluyo pernah bilang bahwa Fauziah itu cantik, tapi, sekarang karena Fauziah tahu Waluyo itu Gay, maka Waluyo tidak dapat menjadi acuan. Betapa malang nasibku, pikir Fauziah.
Fauziah tidak tahu, bahwa banyak lelaki yang sebenarnya menginginkan dia. Namun, Fauziah adalah anak seorang saudagar kaya. Banyak lelaki yang takut duluan. Selain itu, ayah Fauziah terkenal galak dan memiliki banyak centeng, sehingga bagaimanapun juga Fauziah bagaikan permata yang ada di dalam kandang harimau. Banyak yang mau tapi hampir tidak ada yang berani mengambil. Hanya Waluyo saja yang berani. Waluyo adalah orang rantau di Kalimantan dan memiliki pandangan “nothing to lose”. Sehingga nekat dalam melakukan apapun. Sehingga akhirnya dapatlah lelaki itu meminang Fauziah.
Kini punggung Fauziah sudah tidak sakit lagi. Fauziah melirik ke dinding dan melihat jam, sudah hampir sejam Arjuna mengurutnya. Arjuna melihat gerakan ibu tirinya itu.
“Masih sakit, Ma?”
“sudah ga sakit lagi, Jun.”
Lalu mereka terdiam. Arjuna tidak menghentikan gerakannya tetapi tetap mengurut Fauziah. Ia ingin melihat respons wanita ini dulu. Makin lama Arjuna mengurut Fauziah makin pelan, sehingga lima menit setelah itu, Arjuna hanya menggosok-gosok punggung ibu tirinya itu saja.
Fauziah tidak pernah diurut sehingga tidak tahu bagaimana seharusnya seseorang itu diurut, sehingga ia diam saja ketika Arjuna mulai menggosok-gosok punggungnya tanpa ada tenaga seperti sebelumnya. Makin lama gosokkan itu menjadi usapan. Arjuna mengusap-usap punggungnya dan gerakannya menjadi teratur dan lebih pelan. Fauziah merasakan tangan Arjuna yang kasar itu mengusapi punggungnya menimbulkan sensasi yang membuat bulu kuduk merinding. Fauziah tidak tahu bahwa sekarang ini Arjuna tak lagi mengurut, namun membelai punggungnya. Belaian Arjuna itu dilain pihak membuat pikiran Fauziah mulai melayang. Fauziah menjadi teringat kembali pengalamannya ketika dulu masih jadi isteri Waluyo, satu-satunya lelaki yang pernah membelainya. Andaikan saja…. Pikir Fauziah. Andaikan saja ia masih jadi isteri orang…. Perlahan-lahan usapan itu membawa Fauziah ke alam mimpi.
Arjuna mendengar dengkuran kecil Fauziah saat ia sedang membelai punggung perempuan itu. Kebetulan nih, pikir Arjuna. Si bidadari dari Arab ini telah tidur setengah telanjang. Arjuna yang berpengalaman walaupun masih muda ini, tidak lalu langsung beraksi. Tidak, Arjuna seperti kita ketahui adalah anak remaja yang pintar dan kreatif. Arjuna terus membelai punggung ibu tirinya itu selama beberapa menit setelah suara dengkuran terdengar. Orang yang baru tidur, itu gampang sekali bangun. Tapi kalau sudah pulas, barulah susah bangun. Oleh karena itu, Arjuna harus yakin dulu bahwa Fauziah telah tertidur pulas.
Arjuna memanggil Fauziah. Setelah beberapa kali memanggil ibu tirinya itu dan tidak ada jawaban, maka Arjuna berkata perlahan,
“Mama Fauziah……. It’s showtime!” sambil tertawa kecil.
Arjuna segera mengambil handuk yang ada di atas pantat Fauziah dan menaruhnya di meja rias. Pantat itu lumayan besar, lebih besar dari pantat ibu kandungnya, namun pantat ini begitu putih dan bulat. Sungguh menantang.
Arjuna menggeser duduknya sehingga kini sejajar dengan paha Fauziah. Perlahan ia menarik kedua kaki ibu tirinya itu sehingga terbuka. Sambil menelan ludah, Arjuna melihat bibir memek ibu tirinya itu. Bibir vagina Fauziah rapat menutup. Tidak ada bulu jembut dipinggirnya. Bulu kemaluan Fauziah ternyata dipotong rapi dan hanya menutupi selangkangan bagian atas. Benar-benar dirawat, pikir Arjuna.
Arjuna lalu merubah posisi sehingga ia kini berbaring di bawah kaki Fauziah dengan kaki terjulur sampai menyentuh lantai, sementara setengah badannya dibaringkan di atas tempat tidur di antara kaki Fauziah. Dengan tangan gemetar menahan nafsu, ia menyibakkan bibir kemaluan ibu tirinya itu.
Vagina Fauziah terlihat berwarna merah dan agak mengkilat karena lembab. Bau tubuh Fauziah samar-samar tercium keluar. Tak sabar, Arjuna langsung menjulurkan lidahnya kedalam memek perempuan itu. Arjuna merasakan pengalaman baru. Ternyata memek itu rasanya berbeda-beda. Memek ibu kandungnya, memek kakaknya dan memek Fauziah memiliki bau dan rasa yang berbeda. Namun, ibaratnya berbagai jenis coklat, maka semuanya enak dan memiliki cita rasa yang khas.
Lidah Arjuna menyusuri lembah kenikmatan milik ibu tirinya dengan perlahan karena Arjuna ingin puas merasakan intisari tubuh ibu tirinya itu. Dinding memek Fauziah yang lembut dan lembab yang memancarkan bau tubuh perempuan keturunan Arab itu sungguh membuat Arjuna bagaikan di awang-awang.
Tiba-tiba Arjuna mendengar suara desahan Fauziah. Arjuna kaget dan menghentikan kegiatannya. Ia melirik ke arah kepala ibu tirinya itu. Setelah ditunggu beberapa lama, Fauziah tidak menunjukkan tanda bahwa perempuan itu telah sadar. Namun Arjuna harus sabar, ia tidak mau berhubungan seks ketika Fauziah sedang terlelap. Ia ingin Fauziah tersadar dan merelakan tubuhnya kepada Arjuna. Saat ini belum saatnya, pikir Arjuna.
Maka Arjuna mengembalikan handuk itu ke tempatnya semula, lalu Arjuna menyelimuti tubuh telanjang Fauziah dengan selimut tempat tidur itu. Lalu Arjuna tidur di lantai yang berkarpet. Paling tidak enggak dingin, pikirnya.

*****

Paginya Fauziah bangun dan kaget. Astaga! Ia tertidur dengan hanya tertutup handuk di pantat. Apa yang terjadi tadi malam ketika ia tidur? Namun akhirnya Fauziah lega, karena sekarang ia tidur berselimut, sementara, Arjuna tidur di lantai. Selain itu, ia tidak merasakan tanda-tanda sehabis ditiduri anak tirinya itu. Memeknya tidak terasa pegal atau nyeri. Tampaknya Arjuna cukup gentleman dan tidak memanfaatkan situasi.
Fauziah bergegas ke kamar mandi. Sehabis mandi dan ganti baju, ia membangunkan Arjuna dan meminta anak itu untuk tidur di tempat tidur. Arjuna tampak lelah dan pegal. Fauziah menjadi kasihan.
“Lain kali tidur di tempat tidur saja, Jun.”
“Ma, Arjuna ga mau ngerepotin. Di lantai saja cukup, kok.”
“Tidak. Nanti malam kamu tidur di tempat tidur dengan mama.”
Lagipula, pikir Fauziah, anak ini tidak menunjukkan hasrat untuk berbuat kotor dengannya. Maka, Fauziah mulai merasa nyaman. Selain itu, Fauziah pun berhutang budi karena Arjuna telah membantu untuk mengurut sehingga kini otot punggungnya sudah tidak nyeri lagi.
Hari itu Fauziah dan Arjuna pergi ke salah satu rekan bisnis Fauziah. Hari yang membosankan menurut Arjuna. Mereka makan siang sementara Fauziah dan rekan bisnisnya yang adalah laki-laki membicarakan tetek bengek masalah bisnis. Sementara Arjuna hanya bisa melamun dan berusaha menahan rasa bosannya.
Arjuna memperhatikan bahwa lelaki itu, seorang yang setengah baya, terus memperhatikan Fauziah seakan Fauziah adalah bidadari. Dari gerak tubuhnya terlihat bahwa lelaki ini ingin memakan Fauziah hidup-hidup. Hanya saja, Fauziah seakan tidak menghiraukan bahkan mungkin tidak ada pikiran ke arah situ sama sekali.
Ternyata, rekan bisnis yang ditemui hari itu tidak hanya satu. Ada tiga pertemuan. Ketiganya dengan lelaki paruh baya yang menatap Fauziah dengan tatapan penuh harap dan birahi. Yang jelas, Arjuna menjadi tahu kenapa bisnis ibu tirinya itu lancar. Semua rekan bisnisnya hari itu selalu menyanggupi permintaan-permintaan ibu tirinya tanpa perlu panjang lebar berdebat. Ini adalah kekuatan seorang wanita cantik yang pintar. Arjuna menjadi kagum juga dengan ibu tirinya itu.
Akhirnya setelah makan malam dengan rekan bisnis terakhir untuk hari itu. Mereka berdua kembali ke kamar hotel. Arjuna mandi duluan dan memakai singlet dan sarung seperti biasa setelahnya. Ketika ia keluar kamar mandi, Fauziah sedang mengusap lehernya.
“Mama kenapa? Pegel?”
“Iya nih. Capek juga hari ini ke sana kemari dengan rekan-rekan bisnis Mama. Kayaknya Mama udah semakin tua.”
“Ya sudah. Mama mandi dulu, nanti Arjuna pijitin lehernya.”
Fauziah tersenyum lalu pergi mandi. Arjuna kini berfikir apakah sebaiknya menawarkan untuk mengurut atau tetap memijat saja? Namun Fauziah sedang pegal lehernya, kalau Arjuna menawarkan untuk diurut, maka mungkin saja Fauziah akan curiga. Oleh karena itu, Arjuna memutuskan untuk memijat saja.
Fauziah keluar dengan gaun tidur berwarna hitam. Modelnya seperti daster, tapi gaun ini lebih mewah. Gaun terusan dengan tali tipis melibat bahu putih Fauziah. Gaun itu tidak panjang. Bagian atasnya terbuka sampai terlihat belahan sedikit belahan dada yang besar. Roknya sampai di atas lutut dengan renda-renda yang menghiasinya, menunjukkan paha dan betis yang putih bersih. Arjuna berusaha untuk tidak menatap melainkan belagak sedang membaca dengan ekor mata mengikuti ibu tirinya itu.
Kalau dilihat, Fauziah tidak memakai BH. Sedikit putingnya menyembul dibalik gaun malam itu. Arjuna jadi mengira-ngira apakah Fauziah tidak memakai CD juga yang menyebabkan kemaluannya jadi menegang memikirkan itu.
Fauziah duduk di pinggir tempat tidur.
“Kalau bisa sih, Mama duduk di lantai, Arjuna duduk di tempat tidur sehingga gampang mijit leher dan bahunya.”
Fauziah melakukan permintaan Arjuna lalu duduk di lantai. Dengan sigap Arjuna duduk di belakang Fauziah dan mulai memijati leher ibu tirinya itu.
Fauziah merasakan tangan hangat Arjuna mulai memijatnya. Pijatan itu sungguh enak. Mungkin tidak sama dengan para pemijat profesional yang biasa ia datangi. Para pemijat itu menggunakan teknik shiatsu jepang, sementara teknik Arjuna adalah teknik kampung, namun cukup efektif. Sungguh Fauziah merasa beruntung membawa serta anak ini.
Sementara, Arjuna kini menatap dada ibu tirinya dari atas kepala Fauziah. Pentil yang tampak menyembul dari balik gaun seakan menantang lelaki yang melihatnya. Kedua buah payudara besar dengan belahan dada yang rapat menjadi garis lurus yang hilang tertutup gaun. Bukit kembar yang begitu besar sehingga menyembul keluar. Arjuna meneguk ludah beberapa kali.
Setelah cukup lama Arjuna memijat, Fauziah berkata,
“Leher Mama sekarang sudah mendingan. Kita tidur saja, ya? Kasihan kamu pasti capek juga dan sekarang malah mijitin Mama. Sebaiknya istirahat.”
“Arjuna sih anak kampung, Ma. Udah biasa. Mama mau dipijit bahunya?”
“Kalau kamu ga capek sih boleh saja. Kamu capek, ga?”
“Kan udah biasa. Belum capek. Gimana, Mama mau Jun pijat bahunya?”
“Ya sudah. Terserah.”
Arjuna mulai memijit bahu Fauziah. Ia benar-benar mengeluarkan jurus-jurus pijit yang dipelajari di kampung. Di lain pihak, Fauziah kini merasa bagaikan dimanja anak tirinya itu. Pijatan Arjuna membuat segala otot di pundaknya lemas dan tidak keras ataupun pegal lagi. Fauziah sangat menikmati ini.
Setelah sekian lama, Arjuna mulai beraksi. Tangan kanannya mulai memijat begitu rupa, sehingga jari-jarinya mendorong tali gaun di bahu ibu tirinya itu sehingga mulai bergeser ke arah pundak kanan. Lama-kelamaan tali itu mulai menuju ujung pundak Fauziah. Fauziah yang sedang keasyikan menikmati pijatan ini tidak memperhatikan bahwa tali gaunnya mulai menggeser sehingga Arjuna yang selama proses ini deg-degan dan berusaha menggerakan tangannya perlahan menjadi agak tenang. Dan akhirnya tali gaun itu jatuh ke lengan Fauziah.
Tiba-tiba saja bagian puting Fauziah yang bundar menyembul sementara gaun itu kin menutup bagian menonjol putingnya. Warnanya merah muda. Nafas Arjuna menjadi memburu. Sungguh tubuh wanita keturunan Arab ini berbeda dengan tubuh Dewi maupun Annisa. Pentilnya berwarna merah muda bagaikan aktris bokep yang pernah ia tonton di film-film. Fauziah memang seksi sekali!
Mata Arjuna kini terpaku pada daerah areola puting Fauziah itu. Areola itu bundar dan lingkarnya lebih besar daripada uang logam 100-an jaman dulu. Di atas areola, di kulit teteknya ada tahi lalat kecil menghiasi. Pemandangan ini sangat intim dan pasti tidak banyak lelaki yang pernah melihatnya.
Arjuna ingin menggunakan tangan kirinya dan melakukan hal yang sama. Namun setelah dipikir lebih jauh, ada kemungkinan ketika tali gaun sebelah kiri jatuh ke bawah, gaun itu akan melorot dan memperlihatkan tetek Fauziah. Tentu saja Arjuna ingin melakukan hal itu, namun kemungkinan besar Fauziah akan sadar dan menghentikan sesi pijat ini. Dan mungkin Arjuna tak akan dapat menyentuh tubuh wanita ini lagi.
Maka ia terus memijat bahu Fauziah. Arjuna memikirkan cara bagaimana agar bisa menuju level berikutnya. Namun ia tidak dapat menemukan cara yang tidak membuat Fauziah takut dan menghentikan semua ini.
Arjuna lama berfikir dan memijat, sampai tiba-tiba kepala Fauziah sedikit terkulai dan dengan cepat tegak lagi. Fauziah hampir tertidur.
“Ma,” kata Arjuna,” daripada nanti tidur di lantai, mending tidur di atas tempat tidur. Biar Arjuna pijit. Atau Mama Fauziah mau diurut saja?”
Fauziah sudah ngantuk, tapi masih ingin dipijat. Katanya,
“terserah kamu deh, Jun.”
Arjuna bergerak cepat dan mengambil lotion.
“diurut bahunya saja ya, Ma?”
Fauziah hanya mengangguk lalu tiduran telungkup di tempat tidur.
Arjuna mulai mengambil lotion dan mengurut bahu Fauziah dari samping. Fauziah merasakan kenikmatan ketika otot-ototnya yang sudah dipijit kini diurut pula. Dalam kantuknya, Fauziah ingin sekali tiap hari dimanja oleh Arjuna seperti ini.
Arjuna adalah remaja yang memiliki pengalaman dalam merayu wanita dan mendapatkan wanita. Ibu kandung dan kakaknya sudah menjadi isterinya. Sehingga walaupun Arjuna sudah horny menjamahi ibu tirinya itu, tapi ia dapat menahan hasratnya dan tidak melakukan tindakan blunder. Arjuna mengurut Fauziah sampai wanita itu tertidur. Akhirnya Arjuna pergi ke kamar mandi untuk masturbasi lalu tidur di samping Fauziah yang masih telungkup.

*****

Arjuna terbangun horny. Ia bermimpi sedang berhubungan seks dengan ibu tirinya. Ia bermimpi sedang mengentot ibu tirinya dari belakang dengan posisi doggy style. Ibu tirinya telanjang dalam mimpinya, juga Arjuna tidak memakai baju. Hanya saja, kontolnya tidak dapat masuk ke dalam memek ibunya itu melainkan hanya menempel saja di pantat Fauziah. Entah kenapa kontolnya tidak dapat memasuki lubang kemaluan ibu tirinya itu melainkan hanya terus menempel.
Ketika terjaga, Arjuna mendapatkan dirinya sedang memeluk Fauziah dari belakang. Kontolnya yang tegang dibalik sarung sedang menempel pada belahan pantat ibu tirinya itu. Rupanya dalam kenyataannya memang seakan-akan Arjuna dan Fauziah doggy style hanya saja posisinya berbaring menyamping di tempat tidur.
Tiba-tiba Fauziah bergerak. Arjuna menjadi kaget. Arjuna pura-pura masih tertidur dan tidak bergerak. Fauziah bangun kaget juga mendapatkan dirinya sedang dipeluk anak tirinya. Ia merasakan kontol anak tirinya yang besar itu sedang menempel di belahan pantatnya.
“Jun,” panggil Fauziah. Arjuna pura-pura masih terlelap.
Fauziah memanggil beberapa kali, namun Arjuna tetap tidak bergerak. Fauziah menghela nafas memikirkan apa yang harus dilakukan. Fauziah sudah lama tidak didekap oleh lelaki. Bau tubuh Arjuna yang maskulin, walaupun tidak terlalu keras, namun cukup menggetarkan kalbu Fauziah juga. Tubuh hangat Arjuna yang memeluknya memberikan kenyamanan. Fauziah bingung harus ngapain.
Arjuna, di lain pihak, merasa tersiksa. Ia sudah horny sekali namun kini harus pura-pura tertidur. Masalahnya, kepala Arjuna serasa mau pecah menahan libido. Apa yang harus dilakukannya? Apa lagi kini Fauziah tidak berusaha membangunkannya lagi, melainkan malah terdiam di tempat tidur.
Arjuna yang cerdik berlagak mengigo,
“Mama Fauziaaah………………..mmmm…….. Mama Fauziah……….”
“Jun, kamu sudah bangun?”
Arjuna terus berlagak meracau di tempat tidur,
“Mama Fauziaah…………. Mama sayang Jun, tidak?....”
“Jun?”
“Arjuna sayang Mama Fauziah…….. mmmmmmmmmmm……..”
Lalu Arjuna belagak sedang memeluk guling dalam tidurnya dan mempererat rangkulannya. Fauziah terkejut. Rupanya Arjuna sayang pada dirinya. Tampaknya ini yang benar-benar dirasakan Jun, karena Jun berbicara dalam tidurnya. Fauziah agak bingung. Arjuna menunjukkan rasa sayang kepada ibu kandungnya dengan meniduri dan menghamili perempuan itu. Apakah artinya Arjuna juga ingin menyetubuhinya?
Pertama kali pikiran ini melintas, Fauziah merasa jijik dan sebal. Namun semakin dipikirkan, ada rasa aneh menyeliputi dadanya. Fauziah mengingat saat-saat ia lihat Arjuna sedang bersenggama dengan Dewi atau Annisa. Mereka begitu menikmati keintiman itu. Apalagi, kontol Arjuna yang lumayan besar dan panjang. Lama kelamaan memek Fauziah basah juga. Ia menelan ludah lalu mendekap tangan kanan Arjuna yang sedang melingkar diperutnya dengan tangan kanannya sendiri.
Arjuna senang sekali. Kini terbukti bahwa Fauziah tidak membenci atau jijik padanya. Buktinya perempuan itu malah mendekap tangannya. Langkah pertama Arjuna berhasil. Sambil menyeringai lebar, karena Fauziah tidak dapat melihat, Arjuna memikirkan langkah selanjutnya.
Tak lama kemudian Fauziah tiba-tiba memutar badannya, dengan tangan kiri memegang tangan kanan Arjuna sehingga badan Arjuna dan Fauziah tetap berangkulan sampai keduanya berhadapan.
“Jun…. Jun….. bangun…”
Namun suara Fauziah tidak keras melainkan perlahan. Arjuna yang sedang memejamkan mata hanya merasakan tiba-tiba saja tangan kanan Fauziah menyusup di samping kiri badannya antara tubuh Arjuna dan tempat tidur. Sekarang Fauziah memeluk tubuh Arjuna.
Arjuna otomatis beringsut mendekap sambil tetap memejamkan mata. Tadi tubuhnya setengah miring ke kanan dengan tangan kiri di belakang tubuh, kini tangan kirinya ikut menyusup ke bawah dan melingkari tubuh ibu tirinya itu. Sementara, kaki kanan Arjuna kini di antara kedua kaki Fauziah yang menjepit.
Fauziah menahan nafasnya ketika ia merasakan Arjuna memeluk dirinya. Arjuna berusaha menatap wajah Arjuna namun wajah itu kini menempel di dadanya.
“Kamu sudah bangun, Jun?”
Arjuna pura-pura masih pulas dan tidak menjawab.
Tangan kiri Fauziah mulai mengelus-elus rambutnya. Arjuna mulai frustasi. Ia dapat mencium bau tubuh Fauziah dengan jelas. Fauziah adalah tipe perempuan yang bau tubuhnya tidak menyengat dan dapat dibilang cukup harum tanpa minyak parfum.
Arjuna berfikir bahwa ini saat tepat untuk bangun. Fauziah akan malu, namun Arjuna akan menunjukkan bahwa ia suka dipeluk Fauziah.
Arjuna mendongakkan kepalanya dan pura-pura bingung.
“Ma?”
Ia menatap Fauziah dengan tatapan bingung. Fauziah gelagapan dan mengendurkan pelukannya. Namun dengan cepat Arjuna mendekap Fauziah erat-erat dan berkata,
“Aduh, senangnya dipeluk Mama Fauziah. Jun kirain selama ini Mama Fauziah ga sayang sama Arjuna.”
“Kenapa begitu?”
“Karena kita tidak pernah pelukan kayak begini.”
Fauziah bermaksud melepaskan dirinya.
“Jangan dulu dong, Ma. Arjuna sangat senang disayangi Mama Fauziah. Sebentar lagi, ya? Kan tadi Mama Fauziah yang peluk. Jun bangun udah di peluk Mama. Sekarang Jun minta Mama jangan lepasin pelukannya,.”
Fauziah bingung. Namun ia hanya terdiam. Dapat dirasakannya dekapan kuat anak tirinya itu. Nafas anak itu di dadanya yang hangat terasa di kulit. Untuk beberapa lama mereka berpelukan. Lalu Fauziah mengelus kepala Arjuna dan berkata,
“ udah ya? Kita kan harus bisnis lagi.”
Arjuna mengelus punggung Fauziah dan berkata,
“bentar lagi, dong…. Mama harum banget. Lebih harum dari Ibu maupun Kak Annisa.”
Fauziah menjadi sumringah. Wanita mana yang tidak senang bila dibilang lebih baik daripada wanita yang lain?
“Mama kan belum mandi.”
“Masa sih. Kok harum gini ya? Ga pakai parfum?”
“Ya enggak, lah. Kan baru bangun.”
“Tapi sumpah deh. Baunya wangi banget.”
Tiba-tiba Fauziah merasakan Arjuna mengendus-endus dadanya, ini menyebabkan Fauziah merasakan bagai disetrum. Seluruh tubuhnya seakan linu dan tak berdaya. Nafas Arjuna di dadanya membuat ia merasakan hal-hal yang telah lama ia lupakan.
Serangan Arjuna yang tiba-tiba datangnya, tiba-tiba pula berhenti. Arjuna melepaskan diri dari pelukan Fauziah. Dan kembali tiba-tiba, Arjuna mencium pipi Fauziah.
“Terimakasih, Ma. Udah mau peluk Arjuna,” kata Arjuna setelah mencium pipi Fauziah,”Arjuna mandi duluan ya.”
Ketika Arjuna meninggalkannya untuk mandi, membuat Fauziah tiba-tiba saja merasakan kekosongan. Ada rasa kecewa menghampiri. Namun Fauziah memutuskan untuk memendam jauh-jauh perasaan itu. Hanya saja, kedekatan mereka berdua sudah tak dapat ditarik kembali. Dan faktanya, Fauziah menyukai kedekatan itu.


Hari ketiga mereka di Jakarta, pertemuan bisnis hanya ada dua kali. Sisanya Fauziah mengajak Arjuna untuk shopping di mall. Fauziah membeli banyak oleh-oleh untuk keluarga, namun hadiah yang paling banyak adalah untuk Arjuna. Arjuna gembira sekali, karena ini menunjukkan tidak ada rasa marah dari ibu tirinya itu.
Mereka makan malam di restoran pada pukul enam. Arjuna mengatakan bahwa ia capek dan pegal sehingga waktu makan malam dimajukan. Padahal, ia ingin satu tempat tidur lagi dengan Fauziah. Fauziah menuruti saja karena ia sebenarnya sudah mulai ada rasa juga kepada anak tirinya itu, namun dalam pikirannya ia masih membantah dirinya sendiri.
Jam tujuh mereka sudah tiba di kamar tidur.
“Arjuna sudah capek mau tidur,” kata Arjuna,”Mama capek ga?”
“Ya Mama capek juga lah.”
“Ya sudah. Mama tidur aja langsung kalau begitu. Arjuna mandi dulu.”
“Masak kamu mau tidur di samping orang yang bau sih?”
“Mama Fauziah itu harum biar belum mandi. Arjuna ga masalah kalau Mama Fauziah belum mandi dan kita berbagi tempat tidur. Malah Arjuna merasa senang. Lagipula Mama Fauziah kan capek.”
“Kalau begitu kamu juga ga usah mandi. Mama juga ga masalah. Kamu kan juga capek.”
Di dalam hati, mereka berdua menyukai bau lawan jenisnya itu. Apalagi sudah tidak sabar untuk mengalami kedekatan seperti tadi lagi.
“Ya udah deh. Arjuna ganti sarung dulu. Mama ganti baju tidur di kamar mandi saja. Arjuna di sini saja.”
Fauziah bergegas mencari gaun tidurnya dan lalu masuk kamar mandi. Namun pintu tidak ditutup rapat. Fauziah mengintip ketika anak tirinya membuka baju hingga hanya singlet dan celana dalam. Lalu Arjuna membuka CDnya dan terlihat burung yang sudah tegak. Fauziah menelan ludah. Sayangnya Arjuna lalu memakai sarung dan bergegas ke tempat tidur.
Fauziah membuka bajunya lalu memakai gaun tidur. Gaun tidur yang lain dari kemarin. Memang Fauziah jarang tidur dengan gaun yang sama, oleh karena itu ia selalu membawa tas besar bila berpergian. Gaun tidur ini transparan di bagian perut dan bagian rok yang pendek, sementara untuk bagian payudara, walaupun transparan pada banyak bagian tapi pada bagian putingnya memiliki kain yang tidak transparan, sehingga tidak memperlihatkan putingnya. Hanya saja bagian dada yang ditutupi hanya setengah payudara, sehingga bulatan atas teteknya dengan belahan dada terlihat jelas. Untuk rok, walaupun transparan, tapi Fauziah memakai celana dalam berwarna merah sehingga tidak menunjukkan bulu jembutnya. Yang unik dari gaun ini adalah, gaun ini tidak punya tali lengan, melainkan jenis
Fauziah beralasan dalam hati bahwa ia sudah lama tidak pakai gaun ini. Gaun tidur yang mahal karena buatan luar negeri. Maka ia ingin memakainya. Padahal sebenarnya Fauziah berusaha menyangkal suara hatinya yang mengatakan bahwa tidak pantas memperlihatkan tubuh kepada anak tirinya dengan mencari-cari alasan pembenaran tindakannya itu.
Arjuna meneguk ludahnya ketika melihat Fauziah keluar kamar mandi. Tubuh Fauziah yang tinggi dan bahenol sungguh mengundang decak kagum. Walau memakai gaun tidur, namun gaun itu bukannya menutupi malahan menambah aksen keindahan tubuhnya. Arjuna jatuh cinta. Sebelumnya ia memang naksir Fauziah, tapi setelah tiga hari ia merasakan gejolak yang sama ia rasakan ketika ia melihat ibu kandungnya telanjang. Arjuna tahu, ini adalah cinta. Ia cinta ibu tirinya.
Fauziah menyadari bahwa hawa di ruangan tidak dingin lagi. Dilihatnya AC mati.
“Kok AC dimatikan?”
“Jun mau pilek, Ma. Ga apa-apa ya?”
Fauziah hanya mengangkat bahu tanda tak begitu peduli, lalu merebahkan diri di tempat tidur. Selimut bed cover tampak terlipat rapi di bagian kaki.
Arjuna melihat lirikan Fauziah ke selimut itu lalu berkata,
“Kalo AC mati dan kita pakai selimut kan jadi panas. Nanti keringatan.”
Fauziah mengangkat bahu lagi. Lalu menghela nafas, namun tidak berkata apa-apa.
“Mama Fauziah mau dipijat? Keliatannya capek banget.”
Padahal, hari ini mereka tidak begitu capek. Fauziah pun tidak terlihat seperti orang yang letih. Bahkan cenderung tampak seperti orang yang sedang fit. Namun, Arjuna mengatakan ini sebagai testing untuk melihat reaksi Fauziah.
“Capek, sih. Tapi kamu kan juga capek?”
“Arjuna kan laki-laki. Mama Fauziah kan perempuan. Lagian, kan Jun bisa pijit Mama sambil tiduran. Mama Fauziah membelakangi Jun.”
Fauziah menurut saja. Ia suka pijatan Arjuna.
Setelah Fauziah membelakangi Arjuna sehingga mereka berdua berbaring miring searah, Arjuna mulai memijat perlahan bahu Fauziah. Fauziah mulai menikmati pijatan itu. Namun ada yang berbeda kali ini. Selain memijat, terkadang Arjuna mengusap dengan telapak tangan terbuka di bahu Fauziah.
Setiap kali Arjuna mengusap, maka bulu kuduk Fauziah merinding. Namun tak pernah Arjuna mengusap berturut-turut dua kali, melainkan hanya sekali lalu memijat lagi. Lama kelamaan Fauziah menikmati usapan itu juga. Ada kenikmatan lain yang ia rasakan ketika telapak Arjuna mengusap perlahan bahunya.
Tak sadar, sekali waktu Fauziah menggumam menunjukkan nikmat ketika Arjuna mengusap bahunya.
“Enak ya, dipijat kayak gini, Ma?”
Fauziah antara malu dan nikmat hanya menggumam setuju.
Arjuna akhirnya kini mengusapi kedua bahu Fauziah. Arjuna begitu menikmati kulit licin bahu ibu tirinya itu. Licin dan halus sekali. Kulit yang sering dirawat di salon. Sekali waktu, jemari kanannya menyusup di bawah tali gaun tidur itu, kemudian ia mendorong sambil mengelus ke arah lengan kanan sehingga tali gaun tidur itu terlepas dari bahu dan jatuh ke lengan kanan.
Merinding tengkuk Fauziah ketika dirasakannya tali gaun sebelah kanan telah meninggalkan bahunya. Berhubung gaun itu tipis dan fleksibel, maka kini tali itu hampir menyentuh sikunya. Dengan gerakan sedikit, tali itu dapat terlepas dari tangannya. Berdebar dada Fauziah. Ini sungguh berbahaya. Seharusnya ini dihentikan. Tapi Fauziah sedang menghadapi dilema juga.
Namun, Jun kembali mengusapi bahunya. Tangan kanan itu bahkan kini membelai terkadang dengan jemari bagian atas, kadang dengan jemari bagian bawah. Jelas sekali ini bukan pijat, tetapi sentuhan erotis. Fauziah menikmati sekali hal ini. Ia mengingat nikmatnya hubungan lelaki dan perempuan sehingga tak kuasa menolak.
“sekarang Jun pijat tangan kanan Mama.”
Jun lalu duduk. Fauziah menjadi kecewa ketika didapatinya Arjuna benar-benar memijat daerah lengan kanannya. Bukan membelai. Namun lama kelamaan ia merasakan tali gaun itu terdorong tangan kanan Jun sehingga mencapai siku. Saat itu Arjuna berkata,
“sambungan siku bisa dibunyikan, lo.”
Lalu dengan tangan kiri, Arjuna menarik lengan kanan Fauziah, namun tangan kanan Jun menahan tali gaun sehingga dalam satu gerakan cepat tali gaun itu lepas dari tangan Fauziah. Berdebarlah jantung Fauziah begitu tahu maksud Arjuna. Kini bagian kanan gaunnya tidak lagi ditahan bahu melainkan sudah terbebas. Untungnya karena tali gaun kiri masih nyantol, maka dadanya belum terekspos.
Arjuna masih belagak memijat tangan Fauziah. Lalu berkata,
“balik badan, Ma. Yang sebelah kiri.”
Padahal kalau memijat beneran, seharusnya bagian bawah lengan dan telapak juga dipijit. Tapi Arjuna sudah tidak tahan. Fauziah memejamkan matanya lalu membalikan badan menghadap Arjuna. Arjuna memijat lengan kiri itu sebentar lalu dengan cara yang sama dengan tadi melepaskan tali gaun dari bahu dan tangan ibu tirinya.
Setelah memijat beberapa saat, Arjuna berkata,
“Ma, balik badan lagi. Mau dipijit kepalanya.”
Fauziah sedikit lega. Karena dari tadi ia sudah merasa malu sehingga harus memejamkan mata sementara kedua tali gaunnya dilepas. Ketika sudah kembali berbaring miring, Fauziah merasakan Arjuna memijat kepalanya dengan kedua tangannya. Namun hanya yang kanan yang terasa memijat. Tangan kiri Arjuna tampak berusaha memijat namun dengan susah payah karena bagian kiri kepala Fauziah tertahan bantal.
“susah, Ma. Coba duduk deh. Biar semua kepalanya bisa dipijat.”
Fauziah meneguk ludah. Arjuna ternyata pintar sekali mengajak perempuan untuk melakukan hal yang tabu tanpa membuat malu. Namun, Fauziah sudah mulai horny memikirkan semua perlakukan Jun padanya, apalagi ajakan pijat terselubung ini.
Fauziah duduk. Sementara tanpa sepengetahuan Fauziah Arjuna melepas sarungnya lewat kepala sehingga kontolnya bebas. Sementara itu lengan Fauziah tidak mengepit badan dengan harapan gaun tidur jatuh ke bawah, namun kedua payudaranya yang besar menahan gaun itu jatuh. Arjuna tampaknya paham problem ini, maka setelah hanya beberapa menit pijat kepala, Arjuna segera berkata,
“Sekarang punggung ya…”
Arjuna yang duduk di belakang Fauziah dengan leluasa mulai memijat punggung Fauziah . Sesuai dengan cara pijat yang benar, ia memijat dari bawah ke atas. Ia menggunakan teknik dua jempol yang menekan pinggir tulang pinggang dan menyusur ke atas secara bergantian. Namun tiap kali jempolnya menekan dan dilepas, ketika gerakan lepas itu bukan dengan menarik ke belakang, melainkan ke bawah sehingga sedikit menyeret kain itu ke bawah. Berhubung gerakan pijat itu cepat dan cukup kuat, maka ketika kedua jempol belum sampai tengah pinggang maka gaun tidur itu jatuh ke bawah dan berjumbel di pinggang.
Arjuna mencoba sabar dengan terus memijat ke atas sampai bahu. Namun, kalau biasanya tukang pijat akan mengulangi gerakan dari bawah ke atas menggunakan metode yang sama, kali ini ia malah kembali mengelus bahu Fauziah.
Fauziah merinding lagi kena belai di pundaknya. Apalagi ia merasakan usapan Arjuna mulai bergerak ke tengah punggungnya. Arjuna tahu-tahu menyusupkan tangan di bawah ketiak Fauziah sehingga telapak tangannya kini memegang pinggir kedua belah payudara Fauziah. Fauziah merintih pelan.
Arjuna yang mendengarnya berkata,
“Pegalnya di sini, Ma.”
Lalu Arjuna mulai mengusap-usap gundukan samping payudara Fauziah yang besar itu. Fauziah mulai mendesah bagaikan baru makan rujak. Arjuna lalu merapatkan diri ke depan sehingga kini kedua kakinya di samping kedua kaki Fauziah dan kontolnya menyentuh punggung bawah Fauziah.
Merasakan kontol Arjuna di pinggangnya, Fauziah berkata,
“ssssh……. Arjunaaaaa!.....……..”
“wah….. kayaknya pegalnya parah, Ma…….. tapi bukan di situ sumbernya……..”
Dengan penuh nafsu Arjuna memeluk Fauziah dari belakang lalu kedua telapaknya meremas kedua payudara perempuan itu. Fauziah mengerang,
“Ohhhh………….. Juuuuun…………………. Ssssssssssssshhhhhh………”
Arjuna menciumi punggung ibu tirinya yang harum itu sambil meremas kedua teteknya. Kedua telapak tangannya bahkan tidak bisa menggenggam secara penuh payudara yang bulat dan besar itu. Tubuh harum Fauziah sungguh halus dan licin.
“Jun sayang Mama……..” kata Arjuna perlahan di antara kecupan-kecupan bibirnya yang menghujami punggung halus Fauziah,”Jun harus mendapatkan Mama Fauziah…….”
Lalu Arjuna menarik tubuh Fauziah hingga perempuan itu berbaring telentang. Gerakan Jun perlahan tapi pasti. Fauziah merasa di awang-awang. Saat ini, Fauziah merasa berada di suatu dataran yang penuh dengan erotisme. Segala sentuhan dari anak tirinya membuat dirinya di mabuk asmara. Fauziah baru menyadari bahwa ia telah jatuh cinta kepada Arjuna.
Memang, pertama kali ia melihat Arjuna ia hanya sekedar melihat bahwa Waluyo memiliki anak yang mirip dengan Waluyo muda. Walaupun tubuhnya masih belum setinggi dan sekekar ayahnya, Arjuna sudah memiliki postur tegap dan kekar. Wajah Arjuna mirip dengan Waluyo juga. Tetapi, kehangatan yang Arjuna miliki lebih besar daripada ayahnya. Bahkan, Waluyo dari dulu bersikap dingin. Hubungan seks yang mereka lakukan selalu monoton dan ada kesan Waluyo hanya melakukan kewajiban sebagai suami.
Sebaliknya, tiap kali Fauziah melihat Arjuna sedang bersenggama dengan salah satu isterinya, Fauziah dapat melihat ada sinar birahi yang menyala pada pandangan Arjuna. Dan Fauziah merasakan kecemburuan melihat betapa Arjuna dan isteri-isterinya begitu menikmati kebersamaan mereka. Ada pancaran kebahagiaan yang keluar dari ketiga manusia itu. Dewi, Annisa dan Arjuna selalu ceria dan tampak tidak ada kesusahan dalam hidup mereka.
Fauziah mulai melihat Arjuna bukan sebagai remaja, melainkan seorang lelaki yang dapat membahagiakan keluarganya. Arjuna begitu menyayangi kedua isterinya dan selalu mendahulukan kepentingan isteri-isterinya. Maka, mau tidak mau mulai tumbuh rasa kagum dalam diri Fauziah terhadap anak angkatnya itu.
Kini Fauziah telah berbaring di tempat tidur dengan tubuh setengah telanjang. Dadanya tersengal-sengal menahan nafsu karena menanti gerakan Arjuna. Arjuna tampak tidak tergesa-gesa. Anak itu tersenyum bahagia. Fauziah dapat melihat binar birahi yang meledak-ledak pada pancaran mata Arjuna yang menyebabkan Fauziah merasa bahagia. Akhirnya pancaran birahi itu kini ditujukan padanya.
Arjuna membuka sarungnya hingga telanjang. Tubuhnya yang mulai menunjukkan otot-otot kelelakian seakan menjanjikan kehangatan dan keintiman yang maskulin. Dengan perlahan Arjuna melorotkan gaun tidur ibu tirinya. Fauziah membantu dengan sedikit mengangkat pantatnya. Kini tubuh Fauziah hanya ditutup oleh celana dalam. Arjuna sejenak menikmati pemandangan ini.
Seorang perempuan keturunan Arab yang cantik, berkulit putih mengkilat dengan dada yang besar, yang karena besarnya dan kencangnya, kedua payudara itu tidak jatuh menggelayut ke samping melainkan tampak tegak menantang dan hanya tampak sedikit melebar ke samping dan melesak ke dalam, namun tetap menunjukkan lekuk bulat yang hampir sempurna. Payudara itu naik turun seiring dengan nafas yang memburu.
Akhirnya Arjuna melorotkan celana dalam Fauziah. Jembut yang rapi tercukur menghiasi selangkangan Fauziah. Bibir memeknya yang rapat tampak menambah kecantikan perempuan itu. Setelah mengagumi tubuh seksi ibu tirinya sesaat, Arjuna mulai menindih Fauziah dengan kepala sejajar sehingga kontolnya jatuh di bagian bawah perut Fauziah yang menyebabkan biji peler Arjuna menekan jembut ibu tirinya itu.
Ketika wajah mereka hanya tinggal kurang dari satu senti, Arjuna berbisik,
“Mama Fauziah……. Mau enggak jadi isteri Arjuna?”
Kedua mata Fauziah berkaca-kaca karena terharu dan bahagia. Dengan menahan sedikit isak, perempuan itu berkata,
“Mama terserah mau diapain Arjuna…..”
Dengan itu, Arjuna mengecup bibir Fauziah. Fauziah memeluk kepala anak tirinya itu dan Arjuna balas memeluk kepala ibu tirinya. Ciuman mereka dilakukan perlahan. Arjuna dapat menilai bahwa Fauziah orangnya ingin melakukan sesuatu dengan perlahan dan penuh erotis. Buktinya perempuan itu tak menunjukkan sikap ingin melakukannya dengan brutal seperti Annisa. Fauziah selalu merespon gerakan Arjuna dengan gerakannya sendiri yang juga pelan. Fauziah adalah jenis perempuan yang ingin menikmati sesuatu berlama-lama.
Mereka berciuman penuh dengan perasaan, tidak ada ketergesaan dalam gerakan mereka. Kedua bibir itu saling bertautan seiring seirama seakan mereka sedang bergerak mengikuti musik yang sama. Mereka memang sedang bermain musik, musik percintaan.
Lalu Arjuna mulai merambah mulut ibu tirinya dengan lidahnya. Fauziah yang merasakan lidah Arjuna menyapu-nyapu bibirnya, mulai mengimbangi dengan mengeluarkan lidahnya sendiri dan menyambut serangan lidah Arjuna. Keduanya saling menukar lidah, yang membuat birahi mereka makin meningkat.
Lama-kelamaan ciuman mereka makin hot dan liar. Suasana kamar yang panas karena AC dimatikan menjadikan tubuh mereka yang tadinya kering, mulai mengeluarkan peluh karena selain udara yang hangat, kedua tubuh yang berhimpitan itu masing-masing mengeluarkan panas tubuh yang semakin menjadi.
Bau tubuh Fauziah makin tercium jelas. Bau wangi Fauziah membuat kontol Arjuna berdenyut-denyut minta dimasukkan ke dalam lubang kenikmatan milik perempuan itu. Dengan tak sabar, Arjuna mengangkat tubuhnya, lalu menarik kedua kaki Fauziah ke samping. Arjuna duduk di bawah selangkangan ibu tirinya. Dibukanya bibir kemaluan ibu tirinya dengan kedua tangannya. Memek Fauziah tampak lebih rapat dari memek Dewi. Dan bagian dalam memek itu berwarna pink cerah dan mengeluarkan aroma wangi.
Arjuna menerjunkan kepalanya ke selangkangan Fauziah. Ia mulai menjilati memek yang belum pernah disentuhnya itu. Memek Fauziah demikian legitnya dan bisa dikatakan, lebih terawat daripada memek ibu kandungnya dan bahkan memek Annisa. Dewi adalah orang kampung, sementara Annisa adalah remaja perempuan yang tidak setelaten Fauziah dalam merawat kelamin. Mungkin juga Fauziah sudah mengajarkan cara merawat kemaluan, namun Annisa memiliki sifat yang tidak sabar dan ada sedikit watak liar dalam diri Annisa, sehingga Annisa tidak terlalu memperhatikan hal-hal seperti ini.
Arjuna merasakan memek ibu tirinya yang cantik itu dan memutuskan bahwa memek Fauziah, selain indah juga memiliki rasa yang paling nikmat kalau dibandingkan memek ibu kandungnya maupun kakaknya sendiri. Arjuna berfikir dalam hati bahwa menjilati memek Fauziah setiap hari, adalah salah satu hobby barunya yang akan ia lakukan seterusnya.
“Jun…… cukup………” Kata Fauziah. Perempuan itu kini merasakan tubuhnya seakan disetrumi listrik yang nikmat, lidah Arjuna menggelitik memeknya dengan lahap yang membuat vaginanya itu kini sudah basah kuyup tersiram cairan vaginanya sendiri dan juga karena air liur dari mulut Arjuna. Arjuna memang pintar menggarap daerah sensitif wanita, namun, Fauziah ingin lebih. Katanya lagi,
“Masukkin, Jun……………”
“Masukkin apa, Ma?”
“Masukkin burung kamu…”
“Kontol Jun mau dimasukkin ke mana, Ma?”
Fauziah adalah perempuan pintar. Buktinya bisnisnya selalu berkembang menjadi lebih besar. Kini, Fauziah tahu bahwa Arjuna adalah lelaki yang suka berbicara jorok bila sedang bersenggama. Sungguh beda dengan Waluyo yang dingin itu. Maka kata Fauziah,
“Masukkin kontolmu ke dalam memek Mama, Jun……. Mama udah ga sabar kamu entot…..”
Arjuna nyengir bahagia. Ia segera menaruh kontolnya di lubang memek ibu tirinya itu. Fauziah yang tak sabar setengah bangung untuk meraih pantat anaknya itu lalu dengan kuat menarik pantat Arjuna, Arjuna merasakan tarikan itu ikut menambah dengan mendorong pantatnya ke depan.
Dalam satu gerakan panjang, kontol Arjuna ambles masuk ke dalam kemaluan ibu tirinya itu. Memek Fauziah sangat kencang. Walaupun tidak sekencang memek Annisa ketika pertama kali Arjuna setubuhi, namun memek itu lebih kencang dari memek ibu kandungnya. Arjuna mengerang keras merasakan kini kontolnya diselubungi oleh dinding lubang memek ibu tirinya yang rapat itu. Fauziah pun melenguh nikmat.
“Aaahhhhh……… kontol kamu besar banget, Jun……………..”
“Oooohhhhhhhhhhh…… memek Mama Fauziah rapat banget…….. nikmat.”
“entotin Mama, Jun….. entotin Mama……..”
Arjuna sedikit mendoyongkan badan ke arah tubuh ibu tirinya yang sedang berbaring itu dan menaruh kedua tangannya di samping perempuan itu. Arjuna masih ingin menikmati pemandangan perempuan Arab yang seksi yang sedang telanjang dan bersetubuh dengannya, lalu Arjuna mengocok memek Fauziah dengan kontolnya. Fauziah mulai memutar pantatnya dan menggerakkan otot memeknya membuka menutup seakan meremas-remas kontol Arjuna sambil terus mendekap pantat remaja itu. Arjuna merasa nikmat sekali mengentot ibu tirinya itu. Matanya menatap kedua toket Fauziah yang basah oleh keringat yang terguncang-guncang mengikuti gerakan persenggamaan mereka berdua.
Maka Arjuna merubah posisi sehingga menggenggam kedua payudara ibu tirinya sambil terus mengocoki kemaluan Fauziah. Sambil meremas kedua tetek Fauziah yang besar, Arjuna terus menghujami liang senggama ibu tirinya dengan tusukan-tusukan kontolnya.
Fauziah sudah berada di surga ke tujuh. Sudah lama tidak ada lelaki yang menafkahinya secara batin. Kini memeknya sedang diaduk-aduk Arjuna dan kedua teteknya diremasi oleh anak tirinya itu. Sungguh Fauziah merasa bahagia sekali.
Kedua selangkangan mereka beradu berkali-kali sehingga menyebabkan terdengar suara tepukan selangkangan berkali-kali. Memek Fauziah yang basah kuyup terus mengeluarkan cairan pelumas. Fauziah dan Arjuna sedang menarikan tarian primitif mahluk hidup. Tarian pembuahan manusia. Tarian perkembang-biakan.
Arjuna kini setengah menindih ibu tirinya dan mulai menjilat dan menyedot payudara kanan ibu tirinya. Rasanya sedikit asin namun tidak dipikirkan lagi oleh Arjuna. Bau tubuh ibu tirinya kini seakan memenuhi benak Arjuna, membuat ia lupa akan segalanya. Yang menjadi satu-satunya hal di pikirannya adalah persenggamaan ini. Apalagi Fauziah adalah perempuan yang paling cantik di keluarga mereka. Paling seksi. Perut perempuan ini rata, tubuhnya yang besar tidak menunjukkan lemak yang berlebih, walau tidak berotot seperti model-model internasional. Namun, lekuk tubuh Fauziah dapat dibilang bagaikan perempuan di usia dua puluh tahunan saja. Hal ini adalah salah satu alasan kenapa Arjuna begitu ngebet ingin menggarapnya pula.
Fauziah merasakan lidah dan mulut Arjuna mulai menggagahi toketnya juga. Sementara tetek yang satu lagi tetap diremas-remas Arjuna. Remasan itu kini makin kuat saja terasa. Apalagi kontol Arjuna mulai bertambah cepat dan benturan selangkangan mereka makin lama makin menguat. Fauziah meremas-remas rambut Arjuna sambil mendesah dan mengerang kenikmatan,
“yeaaah……. Isep tetek Mama, Jun………….. isepin sambil setubuhi Mama……… entotin Mama terus, Jun…. Mama mau nyampe nih…………. Kocokin memek Mama pake kontolmu yang besar itu, Jun… setubuhi Mama……… setubuhi teruuuuus…………”
Sambil menyedoti payudara ibu tirinya, sesekali Arjuna menimpali,
“Tubuh Mama Fauziah enak…. Mmmmmmmm…… tetek Mama nikmat disedotin dan dijilatin…… mmmmmmmmmmmmmm……. Memek Mama rapet dan maknyuuuuuuuus…………..”
Fauziah sudah sebentar lagi akan orgasme, maka dengan brutal kini ia menarik pantat Arjuna kuat-kuat setiap kali Arjuna menyodok memeknya.
“entot yang keras, Juuuun…………. Mama mau sampaiiiiiiiiiii……. Yang keras tekannya……… teruuus……….. jangan berhentiiii……. Entotin Mama keras-keras….. yaaaa…. Begitu, Juuuuun…. Mama mau sampeeeeee……. Dorong kontolmu kuat-kuaaaaaaaaaaaaaaaaat……………”
Kini Arjuna menindih ibu tirinya, sementara mulutnya sudah berhenti menjilat dan menyedot. Mulutnya kini hanya mengenyot puting merah muda Fauziah keras-keras.
Dalam keharmonisan gerakan ngentot, mereka berdua akhirnya mencapai puncak kenikmatan.
“Arjuna sembuuuuuuuuuur memek Mamaaaaaaaaaaaaaaa….. terima peju Arjuna, Maaaa… Arjuna mau hamilin Mamaaaaaaaaaaa…………….”
“penuhi rahim Mama dengan peju kamu, Juuuuuuuuuuuuun……….. Mama sampeeeeeeeeee………….”
Akhirnya Arjuna lemas dan tiduran masih menindih Fauziah. Keduanya lemas setelah persenggamaan itu.
Semenjak saat itu, Fauziah menjadi salah satu isteri Arjuna. Tiga bulan kemudian ia hamil. Tidak ada pertentangan di keluarga, karena Fauziah adalah pencari nafkah bagi keluarga. Selain itu, Dewi dan Annisa juga sayang pada Fauziah sehingga rela berbagi dengan perempuan itu.

EPILOGUE

Pada bagian pendahuluan, aku telah mengatakan bahwa tidak ada orang yang tahu. Tetapi tentunya jadi pertanyaan, kenapa aku tahu?
Aku adalah anak dari Arjuna dengan Annisa. Namaku Febri. Ayahku, Arjuna telah meninggal ketika aku berusia dua belas tahun. Itu terjadi lima tahun yang lalu. Kini, aku berusia tujuh belas tahun. Ayahku meninggal ketika dalam perjalanan ke Jakarta bersama Mama Fauziah. Sementara, kakekku Waluyo telah pindah dengan kekasihnya.
Aku tinggal bersama Bunda Dewi (baik Mama Fauziah dan Bunda Dewi tidak mau dipanggil nenek atau Oma), yang kini berusia 46 tahun, ibuku Annisa, 34 tahun, Kakakku, Ayu dari Mama Dewi yang berusia delapan belas tahun dan adikku, Ulfa, berusia 16 tahun. Ketiga isteri Ayahku tidak memiliki anak lagi, karena mereka KB dan takut kebanyakan anak.
Kembali ke pokok pembicaraan, aku tahu sejarah Ayahku karena aku memiliki pengalaman incest juga seperti ayahku itu. Namun itu adalah cerita yang lain.